23. KEJUTAN TAK TERDUGA

638 54 16
                                    

Hii guys, sorry ya mimin telat pake banget up nya. Jadwal lagi padet pake banget ini makanya bingung mau up kapan😭🙏.

Ini part terbaru Alvan semoga suka ya luv u all❤️❤️❤️.


🦊🦊🦊



"jangan rindu, aku tau kamu tidak pernah serius untuk hal itu".
- Abellia Bianca Rosa.

"Selamat untuk semuanya, kamu berhasil membuatku se-kacau ini"
-Alvanzo Gabian Mahardika.

"Jika kamu mencari rumah, kamu tahu kemana harus pulang?"
- Ardhan Revanzo Wardana.

❄️❄️❄️

Hari minggu. Tepat hari ini Abel di minta dokter Ridwan untuk check up kondisinya. Dan ya, disinilah Abel berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang kesehatannya.

"Abel, kita harus secepatnya melakukan operasi sebelum pendarahan semakin parah" Abel termenung sejenak, dari mana dia bisa mendapatkan uang untuk operasi?.

"Tapi Dok, saya-".

"Tolong lakukan operasi secepatnya dok" Dokter Ridwan dan Abel sama sama menoleh ke sumber suara dan ternyata dia adalah Kenan.

"Gue yang bakal tanggung biaya nya Bel".

"Gue Juga mau bantu!" Seru Damian ikut ikutan.

"Maaf Dok sebelumnya kami asal masuk, karena kami lihat Abel kesini jadi kami khawatir ada yang tidak beres pada Abel" sikap Kenan dan Damian benar benar sangat baik, mereka bahkan mau mengeluarkan banyak uang hanya untuk Abel?.

"Jadi gimana Abel?".

"Apa gak apa apa kak?" Kenan dan Damian mendekat lalu mengusap kepala Abel penuh sayang.

"Lo udah kita anggap adik sendiri Bel, lo berhak bahagia"

***

Pagi hari di SMA Gemilang. Abel sedikit gugup karena dia harus mengambil dispen untuk operasi, cukup sulit untuk melakukan izin di sekolah elit seperti Gemilang. Setelah mengambil dispen Abel berjalan ke rooftop untuk mencari udara segar. Melihat respon kepsek perihal Abel akan melakukan operasi membuat Abel terkejut. Ternyata kepsek orang yang baik.

"Gue harap ini benar benar jalan terbaik dari Tuhan" monolog nya menatap langit biru yang di hiasi awan awan putih seperti biasanya.

"Bel?" Suara yang tidak asing itu kembali terdengar di telinganya. Abel menoleh ke belakang melihat Alvan yang berdiri dengan raut wajah yang sulit di artikan. Kenapa lagi laki laki itu. Alvan berjalan perlahan mendekati Abel, menatap lamat perempuan dengan rambut di kuncir itu.

"Gue denger lo ambil dispen tadi, ada apa?" Abel menghela nafas. "Gak ada apa apa".

"Lo cukup jujur, itu bukan hal sulit".

"Gue gak mau".

"Kenapa?".

"Karena lo bukan orang yang gue percaya, jadi buat apa gue jujur" ungkapan Abel barusan seperti tamparan tak kasat mata bagi Alvan. Dia benar benar kehilangan kepercayaan dari Abel.

"Bel-".

"Cukup, gue gak mau denger apa pun lagi" Abel turun dari kursi kayu panjang tadi dan berdiri menatap Alvan. "Udah cukup buat semuanya. Gue udah capek"Abel berjalan pergi meninggalkan Alvan sendirian di rooftop. Dia berharap semoga Alvan tidak tahu pasal operasi yang akan dia lakukan hari ini.

ALVANZO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang