21. HADIAH

577 59 16
                                    

Happy reading bestihh❤️🦋.

"Entah itu sengaja atau tidak, jatuh hati padamu adalah momen paling kacau dalam hidupku".
-Abellia Bianca Rosa.

----------

"Nyatanya semesta selalu berpihak padaku bukan kamu"
-Alvanzo Gabian Mahardika.

Seperti merpati yang terkunci di dalam sangkarnya. Abel diam menatap kosong kaca kelas nya yang menampilkan kemesraan antara Alvan dan Yessika. Entah bagaimana menjelaskannya, Namun rasa sakit yang Alvan berikan benar benar terukir di hati mungilnya.

"Udah dong Bel jangan sedih terus" kata Lisa mengusap pundak sahabatnya itu agar tidak bersedih lagi.

"Iya, gue cuma kasihan sama diri gue sendiri" katanya lalu menatap lurus ke papan tulis kosong. Pikirannya penuh dan ramai namun tidak dengan hatinya yang sunyi dan suram.

"Jangan gitu! Semua itu di luar kendali lo Bel, mau gimanapun nantinya lo harus tetap ikhlas ingat! Tuhan gak kasih kita ujian tanpa jalan keluar"

Abel berdiri keluar kelas tanpa menghiraukan panggilan Lisa di belakangnya. Dia berjalan menuju toilet untuk membasuh wajahnya yang terasa kering. "Bel?" Abel terjingkit kaget mendengar suara Yessika di dekatnya.

"Eh, kenapa kak?".

Perempuan bersurai panjang itu mendekati Abel lalu memegang bahu kanan Abel. "lo gak apa apa?" Abel hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Maaf ya tapi gue emang harus bilang ini, lo tau Alvan gimana kan? Lo tau dia lahir di kalangan yang gimana. Gue cuma gak mau dia di pandang rendah sama keluarga dan kerabatnya kalau sampai salah pilih pasangan" dahi Abel berkerut bingung. Dia tahu maksud Yessika tapi kalimatnya sedikit menyinggung Abel.

"Lo tau langit harus tetap di pandang sebagai langit kan? Berarti kalau Alvan lebih milih gue itu emang udah seharusnya, kasihan kan Alvan nanti kalau salah pilih?" Abel diam cukup lama menyaring ucapan Yessika barusan. "Gue tahu diri dan posisi disini".

"Bagus dong, gue gak perlu capek capek nyuruh Ajeng lagi buat sadarin lo" kata Yessika menyibakkan rambutnya dengan senyum miring meremehkan.

"Gue tahu lo dalang di semua masalah yang gue alami disini, kenapa sih lo segitu banget hah?! Takut kalah saing sama gue?"
Wajah Yessika memerah marah. Kalimat Abel berhasil menyentil kepercayaan dirinya.

"Jaga mulut lo! Buat apa gue takut kalah saing sama anak pembunuh kaya lo?! Gak guna!" Abel menghela nafas mengontrol emosinya.

"Dengan lo tau diri dan sadar posisi itu jauh lebih baik buat Alvan! Lo tau, gara gara lo dia sama temen temennya berantem! Harusnya sadar dong kalau hadirnya lo di hidup Alvan cuma ngerusak semua rencana yang udah dia susun dari dulu!" Yessika mendorong Abel lalu keluar begitu saja.

Abel merapikan seragamnya lalu keluar, pandangannya terfokus pada lapangan sepak bola yang ramai dengan poster yang terpajang di dekat gedung. Poster dengan foto Alvan yang membuat Abel jadi penasaran.

HAPPY BIRTHDAY ALVAN❤️

"Bel?" Panggilan Lisa membuat fokus Abel terpecah. "Ayo ke kelas" Abel menunjuk ke arah poster membuat Lisa ikut menatapnya.

"Oh, iya hari ini emang ulang tahun kak Alvan kenapa?" Abel menggeleng lalu merangkul bahu Lisa.

"Ayo kelas, keburu Pak Dadang dateng".

ALVANZO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang