Happy reading ❤️
Alvan duduk terpisah dari teman temannya. Suasana kelas yang dingin dan mencekam terasa kuat karena perpecahan di antara Alvan dan teman temannya. Bahkan Bu Maya yang biasanya selalu melihat mereka bersama sampai heran karena mereka terlihat terpisah.
"Kenan?" Panggil Bu Maya membuat Kenan spontan mendongak menatap bu Maya penuh tanya. "Kenapa kalian duduknya pisah? Biasanya juga bareng bareng" kata Bu Maya membuat mereka saling tatap satu sama lain.
"Biasa Bu, problem remaja" jawab Kenan tanpa ekspresi. Bu Maya hanya ber-oh saja lalu pelajaran kembali berlangsung.
Sementara itu di UKS Cakra sedang duduk memperhatikan Abel yang masih tertidur lelap. Pandangan Cakra kali ini benar benar berbeda. Dia diam dan hanya menatap sendu gadis yang terlihat sangat lelah dengan penampilan amburadul itu. Cakra benar benar tidak menyangka jika mulutnya bisa spontan berbicara seperti tadi. Benar benar sial.
"Bisa bisa nya gue bilang suka sama orang kek lu" gumamnya menatap Abel yang masih memejamkan mata. "Lo tuh gak ada apa apanya di banding mantan mantan gue, lo gak se sexy Jesika anak Starshine, lo gak se cantik Gaby anak Garuda, lo gak se putih Michael anak IPS tiga, lo juga gak se populer Vila mantan terakhir gue. Tapi kenapa lo selalu bikin gue tertarik dengan semua hal yang berkaitan sama lo?" Cakra berdiri mendekati Abel lalu menatap gadis itu lama.
"Lo emang gak se-perfect mantan gue, tapi lo gak semurah mereka" kata Cakra lalu berjalan keluar untuk berjaga di depan pintu UKS. Dia melihat segerombolan siswa Cendrawasih sedang bolak balik mengintai dengan jaket khas geng Cendrawasih.
Ponsel Cakra bergetar menandakan panggilan masuk.
"Ada di mana lo?".
Cakra tahu siapa dia. "Gue di dalem, lo mau apa bawa bawa anak buah lo?".
"Gue mau lo bawa Alvan ke tempat biasanya" kening Cakra berkerut bingung. Bagaimana bisa berita ini sudah tersebar sampai Cendrawasih?.
"Lo tau apa yang udah kejadian di Gemilang?". Terdengar suara decakan dan kekehan mengesalkan dari Ardhan.
"Lo pikir? Gue gak suka milik gue di usik atau di rusak sama bajingan kaya Alvan, bawa dia sekarang atau Gemilang gue ratain" Ardhan mematikan sambungan telfonnya.
"Milik gue?" Monolog Cakra lalu dirinya terdiam beberapa saat. Cakra tersenyum simpul lalu menyenderkan punggungnya pada tembok dingin. "Gue salah sasaran" katanya lalu berdiri mencari Alvan.
Sementara Ardhan sudah siap sedia di posisinya sedari tadi. Membawa sekitar 150 orang untuk berjaga di sekitar gedung terbengkalai yang berada di belakang gedung sekolah SMA Cendrawasih. Raut wajahnya sudah terlihat sangat tidak terkontrol emosi yang dia tahan semakin tidak dapat di bendung begitu mengingat apa yang orang tadi kirimkan padanya.
"Jadi si Abel gimana Dhan?" Tanya Dimas wakil Ardhan. "Gue belum tahu" tidak lama suara derum motor anak anak Alfagar terdengar. Cakra datang dengan membawa 200 pasukannya.
"Mana Alvan?" Tanya Ardhan masih duduk di atas motor besarnya. Cakra menggeleng "dia gak ada di sekolah, lo mau apain dia emangnya?".
"Kepo! Gak usah sok asik! Gue tau lo coba deketin Abel juga kan?" Cakra menatap mata Ardhan yang menyiratkan rasa benci juga amarah. Cakra paham, Ardhan pasti merasa sangat khawatir dengan Abel yang merupakan teman masa kecilnya dan gadis yang Ardhan sukai.
"Dia punya lo, gue gak suka punya orang" jawab Cakra duduk di atas motor Dimas. "Kalo lo perlu informasi gue bisa kasih, tapi jangan larang gue lindungin Abel di sekolah" Ardhan terdiam lama.
"Lo nyuruh gue percaya sama lo yang notabenenya tukang buli?" Ardhan tertawa keras membuat Cakra terus memperhatikan wajahnya.
"Lawak lo!".
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANZO [ON GOING]
Teen Fiction[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️ sekuel dari Alfarez. SMA Gemilang merupakan sekolah elit dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk para siswa siswinya. mulai dari ruang ber-AC, asrama, dan...