Selamat membaca ❤️✨.
Alvan berjalan masuk ke dalam rumahnya yang masih gelap. Yelena belum pulang, dia masih ada piket dan Alvan pulang lebih dahulu bersama Abel. Lebih tepatnya dia mengantarkan Abel lebih dahulu baru pulang. Mata laki laki itu melirik ke kamar Alfa dan Stela yang terbuka. Dengan rasa penasaran tinggi, Alvan memberanikan diri masuk ke kamar kedua orang tuanya. Matanya langsung terfokus pada bingkai foto kecil di meja rias Stela. Itu foto keluarga Stela.
Alvan tersenyum melihat wajah Ibunya yang berseri dalam foto itu. Stela tampak sangat bahagia bersama keluarganya. Angkasa—kakak Stela tampak sangat tampan dengan balutan jaket Alfagar dan kaos hitam polos. Begitupun kakek dan nenek Alvan tampak sangat bahagia. Namun itu semua berubah ketika kejadian naas itu menimpa keluarga Ibunya dulu.
Alvan dahulu pernah bertanya pada Stela kemana perginya Nenek dan Kakeknya — kedua orang tua Stela.
Flashback time.
Sidney. Tempat tinggal Alfa dan Stela sementara ini. Alvan Kecil belum tidur dan memilih menonton televisi bersama Alfa dan Stela.
"Ma, kakek sama Nenek dimana? Kok abang gak pernah ketemu mereka? Kenapa cuma Oma sama Opa?" Stela menatap nanar putra sulungnya itu lalu mengusap rambut coklat Alvan sayang.
"Nenek udah sama Tuhan Bang, kalo Kakek udah bahagia sama keluarga barunya" jawab Stela menahan perih luka yang sudah lama dia pendam. Setelah menikah dengan Alfa, Stela langsung pergi ke Sidney. Dia tidak mau terlalu larut dalam luka jika berada di Indonesia.
"Kenapa? Kenapa kakek cari keluarga baru? Kenapa gak sama Mama sama Nenek?" Alfa yang melihat Stela seperti menahan sesuatu hanya bisa mengusap punggung sang istri. "Jangan di terusin kalo gak kuat" kata Alfa pengertian.
"Alvan harus tahu" jawab Stela sabar dengan mata berkaca kaca. "Mama ceritain ya" Alvan kecil tampak bersemangat mendengarnya.
"Nenek dulu bertengkar sama Kakek karena Mama, Kakek gak setuju kalo Mama sama Papa karema takut Mama berakhir sama seperti Paman Angkasa. Tapi Mama selalu bilang kalo Papa gak akan pernah biarin Mama terluka. Kakek marah dan main kasar ke Nenek, Kakek selalu bersikap baik di depan keluarga Papa dulu tapi sebenarnya Papa gak seperti itu. Kakek, bukan orang baik" Alvan mengusap pipi Stela yang di basahi air mata.
"Entah kenapa, dan sejak kapan Kakek kamu jadi orang jahat. Mama juga gak tahu begitupun Nenek, kami berusaha bikin kakek kembali seperti dulu tapi selalu gagal, sampai akhirnya Nenek tahu Kakek main di belakang Nenek. Nenek marah dan bertengkar sama Kakek, Mama yang lihat hal itu kaget sekaligus frustasi. Kakek bahkan main tangan sama Nenek, Mama gak suka itu dan Mama berusaha sekuat tenaga lindungi Nenek, Kakek semakin hari semakin gila, Mama takut" Melihat Stela yang rapuh membuat Alvan tertegun dan memeluk hangat Ibunya.
"Maafin Mama ya Nak, kamu harus lahir dari Mama yang keluarganya berantakan" Alvan kecil menggeleng lalu mengecup pipi Stela. "Bukan salah Mama, ini semua udah takdir Mama" Stela tersenyum penuh arti menatap Alvan kecil.
"Jadi? Kakek ninggalin Mama sama Nenek?" Stela mengangguk.
"Kakek menceraikan Nenek tanpa tahu bagaimana keadaan Nenek, Nenek depresi karena Kakek ninggalin Nenek begitu aja. Karena Nenek gak kuat dengan semua tekanan yang Kakek berikan, akhirnya Nenek bunuh diri. Itu saat dimana Mama hancur, Mama shock karena Nenek ninggalin Mama begitu aja, setelah Paman Angkasa setelah itu Nenek. Waktu pernikahan Mama pun, Kakek gak hadir, Dan kemarin Mama dengar kabar kalau Kakek sudah meninggal. Mama kaget, Mama mau datang ke acara pemakaman tapi, luka yang kakek berikan buat Mama berfikir dua kali untuk datang".
Alfa menatap Stela. Wanita itu tampak sangat lelah membahas tentang luka masa lalunya yang sudah dia tutup sedemikian rupa.
"Mama akan cerita tentang Paman Angkasa suatu saat nanti" Kata Stela menghapus air mata yang membasahi wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANZO [ON GOING]
Ficção Adolescente[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️ sekuel dari Alfarez. SMA Gemilang merupakan sekolah elit dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk para siswa siswinya. mulai dari ruang ber-AC, asrama, dan...