Happy reading ❤️
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, semangat fren❤️🦋.Sepulang dari apartemen Hayden, Alvan langsung masuk ke dalam kamarnya. Ini masih jam 04.15 dan Yelena belum bangun begitupun Abel.
"Bang?" Panggil Stela membuat Alvan berhenti dan menatap ibunya. "Mama boleh ngobrol?" Alvan hanya mengangguk lalu menghampiri Stela.
"Mama denger, Sahabat Yelena tidur di rumah ya?" Alvan bergumam lalu duduk di balkon bersama Stela. "Kemarin mereka kehujanan terus Yelena ajak Abel tidur disini" jelas Alvan.
"Mama tau, Yelena kemarin udah cerita. Abel cantik ya bang?" Wajah Alvan langsung memerah karena ucapan Stela barusan. "Jujur aja bang" Alvan tersenyum mendengarnya.
"Iya Ma, Abel emang cantik, dia baik. Dia punya mimpi besar, dia juga suka langit" kata Alvan sambil menatap jalanan Jakarta yang mulai ramai di padati beberapa kendaraan umum. Hari mulai subuh dan orang orang mulai bersiap berangkat bekerja.
"Abang sesuka itu sama Abel? Atau sama Yessika?" Tanya Stela membuat anak sulungnya itu terdiam beberapa saat. Alvan diam melamun memikirkan kepada siapa sebenarnya dia jatuh hati.
"Bang, Mama sama Papa gak pernah ngajarin Abang buat jatuh hati dengan dua orang sekaligus. Abang tahu itu akan berdampak buruk kan?" Alvan menghela nafas. Dia tahu Stela pasti akan berbicara demikian.
"Abang gak tau harus gimana Ma, Yessika selalu sama abang dari dulu. Sementara Abel, dia baru beberapa bulan abang kenal, tapi gak tau kenapa Abang ngerasa dia orang yang menarik buat abang" Stela tersenyum menanggapi ucapan Alvan.
"Jangan cuma jatuh cinta karena menarik, kalo abang udah tau kekurangan Abel terus abang gak tertarik kan kasihan Abel nya? Mama harap abang gak salah pilihan ya" Alvan mengangguk dan memeluk tubuh hangat Stela.
"Mama habis dari acara Paman Angkasa ya?" Stela tersenyum dan mengangguk.
"Mama pernah bilang bakal cerita tentang Paman Angkasa kan? Mau denger sekarang?" Sontak saja Alvan langsung mengangguk.
"Paman Angkasa itu, orang yang baik banget. Sosok laki laki terbaik yang pernah Mamah kenal sebelum Papa kamu. Tapi, suatu saat Paman Angkasa buat keluarga kita kecewa" Alvan mengernyitkan kening bingung.
"Kok bisa?".
"Paman Angkasa gak sengaja meniduri wanita yang merupakan pacar musuhnya, kamu tau kan siapa?" Alvan mengangguk. Jelas dia ingat siapa laki laki itu.
"Fajar" sebut Alvan dengan raut wajah geram.
"Mama gak menyangka akan kehilangan Paman Angkasa dengan keadaan mengenaskan seperti itu" Alvan menatap mimik wajah Stela yang sangat lelah dan terluka.
"Mama tau kesalahan Angkasa fatal tapi bukan begitu cara membalasnya" dada Stela terasa sesak mengingat kejadian kelam yang dulu dia lihat. Tubuh kakaknya yang sudah nyaris tidak berbentuk lagi akibat ulah pembunuh itu.
"Fajar tertangkap satu tahun setelah pernikahan Mama dan Papa, saat itu Mama sedang hamil kamu dan sudah mendekati persalinan. Mama bersyukur saat mendengar Fajar tertangkap, tapi Mama juga merasa bersalah karena memisahkannya dengan istrinya" Alvan menoleh cepat dengan raut wajah penuh kaget.
"Tante Jihan tau kalau kakaknya sudah menikah?" Stela menggeleng. "Jihan sudah memutuskan ikatan saudara mereka semenjak Jihan tau jika Fajar melakukan sekeji itu".
"Setelah hukuman mati yang hakim berikan pada Fajar, istri Fajar hamil. Dan anaknya kini hebatnya satu sekolah dengan kamu" jantung Alvan mencelos. Dia terkejut bukan main mendengar satu lagi fakta mengejutkan dari kisah hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANZO [ON GOING]
Teen Fiction[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️ sekuel dari Alfarez. SMA Gemilang merupakan sekolah elit dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk para siswa siswinya. mulai dari ruang ber-AC, asrama, dan...