Happy reading bestihh ❤️🦋
"Thank you for being there, I'll learn to forget it."
-Abellia Bianca Rosa."Apa aku harus menahan atau melepaskanmu".
-Alvanzo Gabian Mahardika.💔💔💔
Cuaca akhir akhir ini begitu aneh. Kadang hujan deras lalu panas dan hujan lagi. Abel yang sekarang sedang duduk sendirian di kelasnya hanya bisa melamun sembari melihat rintik air hujan yang kembali deras lalu memelan.
"Bel?" Panggil Lisa membuat lamunan Abel pecah. "Kenapa Sa?" Lisa menggeleng lalu tersenyum.
"Gue gabut Bel, menurut lo kak Alvan bakal minta maaf gak atas semua tindakannya ke lo?" Abel bergidik bahu. Dia saja tidak yakin Alvan masih mempunyai hati nurani.
"Gak tau, dia bukan hal penting yang perlu gue pikirin Sa" jawab Abel lalu kembali menatap keluar jendela kelas. Netranya tanpa sengaja melihat Alvan yang berjalan bersama Yessika, keduanya begitu bahagia dan senang.
"Gue tahu lo bisa Bel" Abel menoleh pada Lisa yang tersenyum. "Ayo! Belajar melupakan pelan pelan, gue bantu" Abel mengangguk setuju.
Memang sepertinya melupakan Alvan adalah jalan terbaik menyelamatkan hati dan dirinya sendiri. Hujan mulai deras dan para murid mulai memenuhi kelas, jam juga sudah menunjukan waktu pelajaran di mulai.
***
Kantin sudah ramai di jam sekarang, banyak murid yang membeli bakso dan mi ayam untuk menghangatkan diri setelah di guyur hujan tadi pagi, meskipun saat ini hujan masih deras. "Sini Bel, gue pesenin ya" Lisa lalu berdiri meninggalkan Abel dan memesan makanan untuk mereka berdua. Tidak berselang lama Lisa kembali dengan nampan di kedua tangannya.
"Bel, kemarin gue denger dari kak Damian katanya kak Alvan ke makam Ibu lo bawa mawar" Abel memasang ekspresi pura pura terkejut.
"Beneran?" Lisa mengangguk.
"Tapi gue gak percaya, lihat sikap dia yang kaya gitu ke lo masa iya dia mau ke makam ibu lo bawa mawar? Cih impossible banget" cibir Lisa marah mengingat bagaimana kelewatannya sikap Alvan kepada Abel selama ini.
"Biarin Sa, mungkin lagi dapet hidayah" kekeh Abel diikuti Lisa. Yessika yang baru saja tiba di kantin melihat Abel lalu terlintas ide jahat di kepalanya.
Yessika membeli es teh lalu membawanya ke meja Abel. "Akh!" Yessika terjegal lalu menumpahkan es teh tadi ke seragam Abel membuatnya berdiri begitupun Lisa.
"YA AMPUN BEL MAAF GAK SENGAJA" katanya panik lalu membersihkan bekas air teh tadi di seragam Abel. Lisa menatap Abel memberikan kode agar gadis itu membalas Yessika.
"Awh!" Yessika terkejut begitu Abel menyiramkan segelas air padanya. Kejadian itu pun tak luput dari rekaman pada siswa siswi yang ada di kantin. Abel yang dulu di rundung selalu diam kini sudah berani melawan.
"Gue tau lo sengaja! Gak usah sok baik" sungut Abel lalu berjalan pergi meninggalkan kantin diikuti Lisa. Bisikan bisikan manja mulai terdengar.
"Kaya nya Yessika emang sengaja, lihat aja wajahnya merah".
"Dih muka doang cantik kelakuan minus".
"Gue bisa jadi tim nya Abel, dia berani juga ngelawan pick me girl kaya Yessika".
"Cih! Jijik banget Alvan mau sama pick me girl kaya Yessika".
Yessika berbalik pergi sembari menahan amarah yang siap meledak. Dia mencari Ajeng untuk memberikan tugas baru padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANZO [ON GOING]
Novela Juvenil[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️ sekuel dari Alfarez. SMA Gemilang merupakan sekolah elit dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk para siswa siswinya. mulai dari ruang ber-AC, asrama, dan...