"Reyno Alderick"

720 46 0
                                    

Seorang pemuda tengah duduk di teras rumah sederhana itu bersama seorang kakek,sambil sesekali melamun memikirkan sesuatu.

"Tadi malam aku bermimpi sesuatu yang aneh" ujar Minho memecah keheningan di antara mereka, kakek Minhee menatap Minho seolah bertanya "bermimpi apa ?"

"Aku melihat anak laki laki, dia terus menangis ke arahku dan merentangkan tangannya seolah sangat membutuhkan pelukan ku. Tapi saat aku mencoba untuk mendekatinya anak itu menghilang. Saat aku sudah bangun dari mimpi itu, baru aku sadari  jika aku juga menangis" Minho meremas dadanya yang mulai sesak lagi, melihat itu kakek Minhee mencoba menenangkan Minho "sebenarnya apa yang terjadi sebelum aku hilang ingatan ? Ini sudah 1 tahun aku mencari tahu tapi tak ada hasil apapun. Aku merasa sudah mulai putus asa" lanjut Minho lagi

"Atur nafas mu nak, jangan memaksa untuk mengingat semua itu jika kau tak bisa. Aku akan memberi tahu sesuatu nanti, jika kau sudah siap mendengarnya"

***

Bad rumah sakit di dorong dengan cepat dan hati hati, di atasnya ada seorang anak laki laki yang terbaring dengan darah yang bercucuran di pergelangan tangan nya. Sepertinya anak itu sudah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangannya sendiri.

"Fero ku mohon bertahanlah, jangan meninggalkan ku dan anak anak. Kau pasti bisa bertahan" Mingi mengikuti di Fero yang di giring ke ruangan UGD, air mata memenuhi wajahnya tak peduli jika orang lain menilai nya tidak jantan ataupun cengeng. Dia begitu mengkhawatirkan Fero sampai menangis seperti itu

Fero sudah ke ruang UGD tapi Mingi di suruh menunggu di luar dulu, baiklah dia akan menunggu diluar sambil mendoakan agar Fero masih bisa bertahan tak lama setelah Fero di tangani akhirnya dokter keluar dari ruangan itu

"Dia tak apa apa, kau membawanya tepat waktu nak" -dokter

"Apa aku boleh menjenguknya ?" -Mingi

"Tentu boleh tapi jangan bangunkan pasien dulu karena dia baru saja terlelap" -dokter

Setelah dokter pamit pergi Mingi masuk ke kamar di mana Fero di rawat, melihat keadaan Fero yang sangat memprihatikan itu membuat mata Mingi ingin menangis lagi. Tubuh Fero kurus karena pola makan yang tidak teratur dan lebam lebam pada tubuhnya karena dia menyakiti dirinya sendiri. Wajahnya menjadi tirus, pucat dan kantong mata yang menghitam karena sering bergadang dan terus menangis. Perlahan tangan Mingi tergerak dan mengusap pelan dahi Fero, temannya itu terlihat seperti mayat hidup

"Reyno.. Reyno.." Fero menyebut nama itu walaupun dia sedang tertidur, Mingi benar-benar tak tega melihatnya. Fero masih sangat terpukul dengan kepergian Reyno walaupun sudah 1 tahun.

"Aku takkan menyerah untuk menjaga mu Fero, aku takkan meninggalkan mu sampai kau bahagia. Jikalau suatu saat nanti kau bahagia dan melupakan ku, aku takkan membencimu. Karena.. kau orang pertama yang membuat ku merasakan apa itu jatuh cinta. Maafkan aku karena masih mempunyai perasaan itu padamu" -Mingi

***

"Tak perlu menunggu ku siap, aku ingin tahu sekarang. Ku mohon.." Minho menatap ke arah kakek Minhee dengan begitu serius, dia benar benar ingin tahu

Karena terus di paksa oleh Minho mau tak mau kakek Minhee harus mengatakan nya

"Waktu itu aku mendengar suara ledakan di sekitar sini. Aku mencari dari mana suara ledakan itu, dan aku menemukan nya tapi aku juga melihat pemandangan buruk yaitu melihat kau yang tergeletak tak sadar diri diatas tanah dengan darah yang terus mengalir dari luka di kepalamu, dan aku menemukan ini pada saku baju mu yang waktu itu kau pakai" setelah menceritakan itu kakek Minhee memberikan kartu identitas kepada Minho "ini ku temukan saat kau sudah 4 bulan disini, tapi tak ku berikan padamu karena aku takut kau akan kembali memaksa mengingat kejadian itu. Aku takut kau akan sesak lagi"  lirih kakek Minhee melanjutkan ucapannya

FALL IN LOVE WITH DEVIL🔞🔞 #minlix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang