Tangisan bayi yang belum punya nama kala itu memenuhi ruang oprasi, seorang suster keluar mengatakan bahwa bayi di gendongannya berjenis kelamin lelaki dan dalam keadaan sehat. Jeffrey merasa lega, senang sekali rasanya. Putranya ini, akan ia beri nama Nathan Adelard.
Jeffrey membuntut dari belakang ketika putranya dibawa ke tempat persalinan bayi. Putranya terus menangis dengan kencang, sangat candu untuk didengarkan bagi Jeffrey. Kulitnya yang masih memerah, pun dengan telinga yang masih suci. Ia arahkan bibir tipisnya menuju telinga sang putra, ia kumandangkan adzan. Ia genggam jari-jari mungil sang putra.
Entah sejak kapan air matanya meluruh, yang jelas ini bukan tangis kesedihan, namun ini tangis kebahagiaan. Ia bahagia atas kedatangan putra kecilnya. Saat itu juga, ia berjanji akan selalu menjaga, merawat dan menuntun kehidupan sang putra yang ia beri nama Nathan.
🎞
Carissa meninggal, akibat pendarahan. Kakinya melemas, kenapa begini?
Carissa meninggal bahkan belum sempat melihat wajah rupawan milik putra kecilnya. Belum sempat memberi kecupan, belum sempat memberi belaian halus, belum sempat pula memberikan ASI.
Saat itu pula, suara dering telepon miliknya ia abikan. Hingga ketiga kalinya berbunyi, ia ambil dan melemparkannya ke tembok rumah sakit, sampai ponsel itu tak berbentuk lagi, hancur sama seperti ia.
Lagi pula siapa yang menelpon? Apakah tak tahu jika Jeffrey sedang berduka?
Dobby yang baru datang lantas memeluk erat saudara kembarnya.
"Jeff, lo kuat.." Air matanya tak bisa di bendung lagi, suara jerit tangis dari dua putranya membuat Jeffrey semakin sedih.
"Gue ngga mau ini terjadi, gue sebenerny ngge mau bilang ini, tapi Ileana.." Dobby berbisik pelan, rasanya tak kuat melanjutkan ucapannya. Hatinya ikut sesak. "Ileana kecelakaan, Jeff.." Dobby semakin kuat untuk memeluk Jeffrey kala Jeffrey semakin melemas.
Jeffrey menggeleng pelan, nafasnya tercekat, ia menatap saudara kembarnya seolah meminta penjelasan yang lebih jelas, barang kali ia salah dengar.
"Ileana, kabar terakhirnya kritis.."
Jeffrey bangkit, hendak melangkah pergi mencari Ileana. Namun di tahan oleh ibunya.
"Mau kemana?"
"Ma, Ileana kecelakaan.."
"Terus?" Jeffrey menatap tak percaya dengan respon ibunya.
"Ileana kecelakaan, Ma. Aku mau datangi Ileana. Aku-"
"Carissa meninggal setelah melahirkan putramu, Jeff. Carissa istri kamu. Satu-satunya istri kamu yang Mama restui."
"Mama melarang kamu pergi. Lihat putramu, Jeff."
"Tapi, Ileana.."
"Saya ngga peduli. Bahkan jikalau wanita dan anak haram itu mati sekalipun."
"Ma!"
"Apa? Mau melawan?"
"Apa kamu tuli untuk sekedar mendengar jeritan dan tangisan kencang dari putramu? Apa kamu buta untuk sekedar melihat kacaunya putramu saat ini? Apa kamu ngga punya hati, Jeff? Putramu butuh Ayahnya untuk menenangkannya, Ibunya meninggal Jeff, mereka butuh kamu.. " Ginya membentak Jeffrey. Dan Jeffrey mengalihkan pandangan ke arah dua putranya yang kini meraung memanggil sang Mama. Benar, keadaannya kacau.. Sangat kacau.
Lantas ia bawa tubuhnya ke arah putranya, mendekap erat tubuh kecil itu, ia tenangkan ia usap rambut halus itu dengan lembut.
"Hanya Mark, Jean, dan Nathan putra kamu. Dan hanya ada Carissa istri kamu. Berjanjilah untuk itu Jeff.."
🎞
Satu bulan setelah Carissa pergi, Jeffrey baru merasakan kehilangan, rasa hampa nan sunyi bagaikan kehidupannya yang baru. Ia rindu suara hangat menyapa milik istrinya. Ia rindu dengan senyuman cantik yang terukir di wajah yang tak kalah cantik pula. Ia rindu usapan lembut di kepalanya menjelang tidur. Ia rindu nyanyian Carissa yang terdengar merdu di penjuru rumah kala menyanyikan pengantar tidur untuk putra-putranya. Mengapa bisa ia menyia-nyiakam semuanya? Kini ia menyesal..
Andaikan dulu Ileana tak hadir, pastilah kehidupan mereka lebih bahagia, kan? Pastilah keluarganya hanya mengenal harmonis.
Ia alihkan pandangannya menuju putra yang baru sebulan lalu hadir di dunia. Mark, Jean, dan Nathan, hanya mereka putranya.
Mulai sekarang, tak akan ada Ileana ataupun wanita lain. Ia tak akan peduli lagi dengan Ileana dan hal apapun yang menyangkut Ileana. Kini fokusnya adalah membesarkan putranya dengan baik.
"Carissa, sampai kapan pun hanya ada kamu, aku dan tiga putra kita.."
Lantas bagaimana nasib Ileana?
Kala itu, setelah pergi dari kantor Jeffrey Ileana mengalami kecelakaan. Kecelakaan di lampu merah, saat sebuah truk beroda enam melaju dengan kecepatan tinggi dan keadaan rem blong, lebatnya hujan dan petir yang menyambar, dan jalanan yang licin, kecelakaan beruntun kala itu merenggut puluhan nyawa.
Ileana yang sedang mengandung, dalam posisi mobil terbalik hanya bisa memeluk perutnya. Ia rapalkan doa agar semuanya masih diberi keselamatan dan umur yang panjang.
Hujan, jerit kesakitan dan sirene ambulan membuat suasana semakin duka dan mencekam. Perlahan mata indah milik Ileana terpejam erat.
Apakah ini akhirnya?
Dobby yang baru saja pergi mendatangi Jeffrey untuk memberi kabar Ileana, sekarang berdiri dengan Dion di sampingnya, sama sama menatap bayi mungil yang lahir prematur. Usia selama di kandung oleh Ileana hanya tujuh bulan.
Dobby bersyukur bayi ini dapat selamat. Sementara itu Ileana tak dapat diselamatkan. Dobby menyeka air matanya yang keluar begitu saja.
Ia merasa kasihan dengan Jeffrey. Dua istrinya meninggal dalam waktu yang sama.
Rasanya tak tega, melihat bayi ini di pasangi berbagai alat rumah sakit untuk menopang hidupnya. Keadaannya sangat lemah.
Doni dengan suara bergetar mengumandangkan adzan. Sangat sedih, teringat bagaimana antusias sang adik kala tahu ia mengandung, juga harapan-harapan sang adik yang terpaksa tak terkabul.
Sebelumnya, Ileana berpesan jika bayi di kandungannya lahir perempuan maka akan ia beri nama Kinandita Prima, namun jika berjenis laki-laki maka akan ia beri nama Haevan Nagendra.
Kini bayi yang tak sabar Ileana lihat wajahnya, tak sabar Ileana belai rambutnya, tak sabar Ileana kecup pipi halusnya, lahir berjenis kelamin laki-laki, maka Doni kabulkan keinginan Ileana. Agar sama seperti putra Jeffrey yang lain, maka ia tambahkan marga Adelard di belakangnya.
"Nama kamu, Haevan Nagendra Adelard, semoga hidupmu bahagia, ya?"
Hujan adalah sesuatu yang teramat Ileana sukai dan Ileana kagumi, namun hujan juga mengantarkan Ileana pulang ke rumah abadi.
🎞🎥🎞🎥
Selamat pagi? Aku update lagi nih..
Terimakasih yang sudah menunggu cerita ini.
Vote dan komen kalian bikin aku semangat!!Stay safe and stay healthy, ya?
Lope you <3

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Sun (hiatus)
FanfictionSemesta, kehadirannya memang tak diharapkan, namun ia ada, mengapa tak dianggap? Adalah suatu kalimat yang sering terlintas di otaknya. Dunia, ia juga tak mengharapkan hadir, namun tuhan berkehendak, lalu untuk apa ia menyerah? Adalah suatu kalima...