TDS. 18

4.5K 408 17
                                        

Ini adalah hari minggu. Seseorang yang selepas subuh tadi kembali menggulung tubuhnya dengan selimut akhirnya terbangun setelah mendengar kebisingan di bawah sana. Dengan selimut yang setia menempel pada tubuhnya Haevan berjalan menuju balkon, dan matanya terbuka sempurna melihat saudaranya yang tengah bermain air.

Niat awalnya Jean ingin mencuci motor hitam kesayangannya itu, benar karena terlewat sayang dengan motor hitam itu Jean bahkan mencuci motornya sendiri alih-alih mencucikan motornya ke doorsmeer.

Dan Mark yang awalnya bosan pun ikut-ikutan mencuci mobilnya. Ini kali pertama Mark mencuci mobilnya sendiri, dan itu cukup menyenangkan.

Berbeda lagi dengan Nathan yang suka merawat bunga itu, bahkan setiap harinya selalu menyiram tanaman yang sekarang sudah bermekaran itu. Dengan iseng menyemburkan air ke arah Jean dan Mark.

"Nathan basah anjir."

"Heh gue dah mandi ya."

"Apaan sih orang ngga sengaja."

"Jangan gitu gue liat lo sengaja ya!"

"Nih selang yang tiba-tiba nyembur." Nathan menyanggah sembari mengarahkan selangnya ke arah Mark dan Jean, alhasil air menyembur keluar membasahi wajah tampan mereka.

Tentunya kedua orang itu tak terima, sebab bajunya menjadi basah, padahal Jean sendiri sudah mandi pagi. Akhirnya terjadi balas membalas hingga peperangan air tak bisa terhindarkan.

Kembali lagi dengan Haevan, anak itu tiba-tiba menjadi lebih bersemangat, selimutnya bahkan dibiarkan tertinggal di lantai balkon. Ia suka air dan melihat saudaranya seperti itu membuatnya ingin ikut, sepertinya seru.

"Ikuttt~"

Sreeett

Brakkk

Oh ingatlah kalian dengan si ceroboh Haevan ini. Bahkan karena terlampau semangat sampai tak memperhatikan sekitarnya. Keadaan lantai licin dan sabun bekas mencuci motor Jean tak sengaja terinjak hingga membuat Haevan terpeleset dan terjatuh dalam keadaan telentang.

Air yang masih menyembur dari ketiganya menambah kesan dramatis tersebut, bahkan membasahi wajah Haevan dan baju Haevan, sebab sang empu masih telentang.

Ketiga lainnya tertawa kencang melihat Haevan terjatuh. Lucu sekali, Haevan terlihat seperti anak kecil.

Haevan segera berdiri. "Ikuutt~" Seolah tersihir ketiganya mendadak mematung seperti batu, sadar siapa yang mereka tertawakan sungguh membuat suasana menjadi canggung.

"Kalian kenapa deh?" Rey menahan tawa kala melihat pemandangan di depannya, keempatnya sama-sama saling diam dan mematung.

Mengenai kedatangannya kesini, Rey tak sendiri ia bersama kedua orangtuanya. Sebenarnya dua keluarga tersebut berencana untuk mengadakan liburan, kapan lagi kan?

"Pffft. Kaya batu begitu." Ungkapnya berjalan masuk mendahului mereka.

Haevan mengikuti langkah Rey dalam keadaannya yang basah kuyup. Melupakan niatnya yang ingin ikut bermain air dengan ketiga saudara tirinya, Haevan lebih penasaran dengan Rey apalagi menggoda pemuda yang usianya lebih tua darinya itu sungguh lebih menyenangkan.

"Rey tumben kesini?"

"Kenapa? Nggaboleh? Emang ini rumah punya lo?" Sinisnya sembari membuka kulkas dan menegak susu kemasan rasa coklat.

"Punya Haev itu.. "

"Uhukk.. " Rey tersedak dan hendak membuang susu tersebut.

"Bercanda.. Hehe.."

"Haha hehe haha hehe." Rey melemparkan susu tersebut ke arah Haevan, menyebabkan Haevan basah akan susu coklat tersebut.

"Ngapain lo disini? Sana pergi! Ngerusak pemandangan aja." Usir Rey yang merasa jengkel. Haevan tersenyum lebar. "Dasar pendek." Ucapnya lalu berlari menuju kamarnya, sayangnya kembali terjatuh akibat susu coklat yang tumpah.

The Dark Sun (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang