TDS. 24

1.3K 144 11
                                        

Jeffrey menyesap kopi hitamnya, setelah itu menyandarkan punggungnya dan sedikit melakukan perenggangan.

Ah, akhir-akhir ini perusahaannya sedikit mengalami kesulitan, jadi hal itulah yang membuat Jeffrey kelelahan. Terhitung sudah satu minggu ini Jeffrey hanya pulang satu kali.

Di tengah kegiatannya yang sedang melakukan perenggangan itu, pintu terbuka tanpa didahului ketukan. Mengganggu saja, padahal Jeffrey juga belum mengizinkan.

Ia sedikit mendengus kasar, lantas menoleh untuk melihat pelaku yang mengganggunya, namun Jeffrey tampak terdiam kaget, sedetik kemudian ia buru-buru berdiri.

"Mama?"

"Bodoh kamu Jeff!"

Jeffrey terdiam bingung.

"Mama dengar kamu lebih belain anak sial itu daripada Mark."

"Aku nggak--"

"Kapan kamu usir anak itu?"

Jeffrey menghela nafas, ia menghampiri sang Mama lalu merangkulnya, mempersilahkan wanita paruh baya itu untuk mendudukkan diri di sofa.

"Mama mau Jeff buatin kopi?" Tanyanya sembari berjalan menuju mesin kopi yang ada di ruangannya.

"Nggak perlu. "

Jeffrey mendudukkan dirinya kembali di sisi kiri sang Mama.

"Mah.. "

"Usir anak sial itu Jeff."

"Namanya Haevan, aku nggak bisa usir anakku sendiri." Jawaban itu membuat Ginya marah.

"Oke kalau begitu. Mama yang akan singkirkan anak itu."

"Mamah--"

"Jeff, selama ini Mama udah nahan malu! Adanya Haevan yang tinggal sama kamu itu udah jadi pertanyaan publik. Singkirkan anak itu Jeff! Dia hanya benalu. "

"Jeff nggak bisa! Selama ini aku memang memperlakukan Haev buruk. Tapi, untuk usir dia, aku nggak bisa, aku nggak bisa biarain anakku kebingungan di luar sana."

"Bodoh! Kalau begitu lihat cara Mama bermain. " Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya Ginya pergi dari sana, tanpa menghiraukan Jeffrey yang memanggilnya.

"Mah! Mamah! " Jeffrey meremat rambutnya sendiri, "sial!" terakhir, ia menendang kuat meja di depannya sebagai bahan pelampiasan kekesalannya.

«««»»»

"Meng, Haev udah berusaha menjadi orang yang baik, tapi kenapa Haev engga diperlakukan dengan baik?" Haevan berjongkok demi bisa melihat kucing jalanan yang terlihat sedikit kotor. Ia tak merasa jijik, bahkan ia berniat untuk membawa kucing tersebut pulang ke rumah dan membersihkannya. Namun, itu hal yang tidak mungkin, sebab sang Abang memiliki elergi terhadap kucing, sebetulnya ia pun juga, namun tidak separah Jean.

Kemudian ia mengubah posisi duduknya menjadi lebih nyaman.

Haevan ingin pulang, namun uangnya hilang. Beberapa kali sudah mencoba meminta saudaranya untuk memberi tumpangan, namun di abaikan. Bahkan mereka malah memarahi Haevan, mengatakan jika Haevan menyusahkan. Alhasil, Haevan harus berjalan kaki demi sampai rumah.

The Dark Sun (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang