#11

5.6K 618 35
                                    

Brak!

Giselle terperanjat mendengar gebrakan meja.

"Jangan pernah kasih saya sampah kayak gini. Apa apaan kerja kamu! Gak lulus SMP? Hitung ulang!"

"T-ta-"

"Berani membantah? Siapkan surat pengunduran diri atau saya pecat?!"

"Pak-"

"Saya tau kelakuan jahat kamu!"

"Saya pecat kamu. Bereskan semua barang barang kamu."

Giselle menahan Haechan yang sudah tersulut emosi.

Ia tak akan juga membela karyawan itu.

Dia adalah termasuk orang kesukaan Haechan, namun dia juga yang membuat Haechan kecewa dengan menggelapkan dana.

"Pak, udah. Jangan di omelin lagi."

Haechan mendengus kesal.

"Dia gelapin semua dana. Memang cuman lima milyar, tapi tetep aja saya kecewa."

Giselle mengerti bagaimana perasaan saat di kecewakan.

"Engg, saya beliin bapak es krim asal bapak jangan marah lagi."

Haechan mengerutkan dahinya.

"Saya gak butuh es krim, Giselle."

"Tuh. Bapak butu-"

Giselle terdiam saat Haechan memeluknya.

"Saya capek."

Ujarnya yang amat kecil.

"Saya ngerasa gak bisa pegang perusahaan sebesar ini."

Giselle menepuk nepuk punggung Haechan.

"Bapak bisa kok. Buktinya, perusahaan ini bisa sampai punya cabang di luar negeri dan itu banyak. Bapak bisa kembangin bisnis ini dari kecil sampai sebesar ini. Bapak hebat. Saya bangga punya bos kayak bapak."

Haechan mencium aroma tubuh Giselle yang amat khas.

"Kamu bangga punya saya?"

"Hmm, saya bangga punya bapak. Sebagai bos saya, suami saya, panutan saya. Bapak pokoknya hebat. Mungkin hari ini bapak cuman kurang istirahat."

Haechan tersentuh mendengarnya.

Ia menyukai pujian dari istri nya ini.

"Saya harus balik kerja lagi."

Haechan dengan berat hati melepaskan pelukannya.

Giselle tersenyum dan berjalan menuju pintu.

"Oh iya."

Ucapnya dan memutar tubuhnya.

Giselle mendekati Haechan dan sedikit berjinjit.

Cup.

"Semangat bapak sayang!"

Giselle mengecup bibir Haechan lalu pergi begitu saja.

Haechan terpatung dibuatnya.

Ia tak menyangka kalau Giselle memiliki nyali sebesar itu.

Ia menyukai nya.

📝📝📝📝📝

"Satu, dua, tiga..."

Winter menghitung beberapa kotak yang berisi berkas penting.

"Totalnya ada delapan, Bu Kim."

Winter mengangguk.

"Tolong di bawa ke ruang rapat. Saya permisi sebentar."

OUR BOSS {ÆSPAXNCTDREAM00}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang