Masih pukul enam pagi, namun Semesta sudah bangun dan rapi dengan setelan baju olahraga ditubuhnya. Sesuai dengan perjanjian kemarin, dia dan ketiga temannya akan lari pagi di sekitar pasar bunge, sekalian untuk membeli kue buatan Elizia.
Dia tinggal berangkat menuju rumah Asteroid, sudah jadi kebiasaan Semesta untuk menjemput laki-laki termuda diantara mereka berempat. Jarak rumahnya dengan rumah Asteroid tak begitu jauh, sekitar 5 menit dan dia akan sampai.
Kali ini, Semesta memilih naik motor untuk menjemput pemuda itu. Sekalian menghirup udara segar dipagi hari. Lagipula, mereka berempat jarang melakukan hal seperti ini. Jika bukan karena kue buatan Elizia yang enak dan mereka suka, mungkin mereka tak akan melakukan hal ini. Para laki-laki muda itu memilih untuk tidur dan bangun dijam siang, apalagi jika mereka tidak ada kuliah pagi.
Cuaca pagi memang benar-benar segar, cahaya matahari yang muncul begitu Indah dan udaranya sangat hangat. Motor Semesta sudah berhenti tepat di depan rumah bercat warna kuning kemerahan itu.
"Assalamu'alaikum, Asteroid," panggilnya.
"Wa'alaikumussalam, bentar," balas Asteroid dari teras rumahnya. Tak lama dia sudah muncul di hadapan Semesta dengan setelan olahraga yang cocok dibadannya.
"Ayo!" ajaknya. Ia langsung naik ke motor Semesta, sang empu kembali melaju menuju tempat tujuan.
"ASTER, MEREKA COBA TELEPON!" teriak Semesta.
"HAH? NGGAK DENGER!"
"TE. LE. PON."
"OH, TELEPON? BENTAR."
"HALLO! DI MANA?"
"..."
"OH, OKE, TUNGGU."
"..."
"SAMA SEMESTA DI JALAN." telepon itu pun terputus.
"APA KATANYA?" tanya Semesta.
"Mereka udah di sana," balas Asteroid sambil memasukan ponsel ke saku jaketnya.
"HAH? NGGAK DENGER!"
Asteroid menghela napasnya, dia lupa masih di atas motor. "MEREKA UDAH DI SANA. UDAH DI SANAAAAAAA."
Semesta hanya mengangguk mendengar, hening kembali. Tak ada suara sama sekali setelah Asteroid memberitahu di mana keberadaan kedua temannya itu.
Mereka kini sampai di tempat tujuan, Asteroid dan Semesta turun setelah memarkirkan motornya di sana. Dari kejauhan mereka bisa melihat dua orang temannya tengah duduk menunggu mereka datang. Siapa lagi kalau bukan Angkasa dan juga Bintang.
Motor mereka sudah aman, dua pemuda itu langsung melangkah ke arah mereka.
"Mulai sekarang?" tanya Angkasa.
"Pemanasan dulu, sih," tukas Asteroid.
"Kita udah, kalian aja lagi," timpal Bintang.
"Yaudah, kalian duluan aja larinya," sahut Semesta.
Angkasa dan Bintang mengangguk, mereka kini mulai berlari kecil seraya menunggu dua pemuda yang tengah melakukan pemanasan.
Masih seputar mengelilingi lapangan voli bunge, suasana juga masih sepi, hanya ada satu dua motor yang lalu lalang, itu pun motor pengangkut sayur dan ikan yang masuk ke pasar.
Asteroid dan Semesta sudah selesai, mereka menyusul kedua temannya.
"Masih sepi, penjual kuenya datang?" tanya Bintang.
"Datang kayanya, nggak mungkin, sih kalau nggak," balas Semesta.
"Tapi, Ta, kamu bilang kayanya, nggak pasti. Kaya hubungan Angkasa sama Erna," timpal Asteroid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta dan Ceritanya [Qian Kun]
Fanfiction"Kita, dua rasa yang tidak direstui semesta" © Arabella Minerva Yamri Start : 01/03/22 End : - Rank 100222 #1gera 100222 #3painful 100222 #3petaka 100222 #8azaleaspublisher 140222 #2petaka 170222 #1petaka 170222 #7painful 170222 #6azaleaspublisher...