Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Capek banget, Ya Allah," keluh Angkasa. Ia kini berada di pasar, sang ibunda menyuruhnya untuk membeli sayur dan bahan lainnya. Sejujurnya ia tak ingin, tapi dari pada wanita itu memarahi dan memotong uang sakunya, terpaksa Angkasa menurutinya.
"Laper juga lagi, cari makan di mana, ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Oh, iya, 'kan ada Elizia jualan kue di sini, ke sana, ah."
Angkasa pun bangkit seraya membawa belanjaannya. Ia melangkah menuju tempat Elizia berjualan, Angkasa tentu masih ingat dengan tempat gadis itu.
Suasana pasar tak ramai, ini bukan hari pasar, namun beberapa pedagang sengaja membuka jualannya, sebab tak jarang ada yang membeli di pasar meski tak seramai saat harinya.
Angkasa tersenyum saat melihat Elizia tengah duduk di sana. Ia dengan riang melangkah mendekati gadis cantik itu.
"Elizia," panggilnya bernada.
Elizia menoleh, mencoba untuk mengingat siapa sang empu pemilik suara itu.
"Elizia, ini aku, Angkasa," ucapnya ketika sadar Elizia masih tak sadar dengan suaranya.
"Iya. Aku laper habis belanja disuruh bunda," keluhnya dengan wajah cemberut.
Elizia tersenyum mendengar hal itu, mendengar suaranya saja Elizia gemas apalagi melihat wajahnya yang tengah cemburut.
"Yaudah, kakak mau kue apa? Pilih aja, nanti uangnya masukin sini," ucap Elizia seraya mengangkat tas slempangnya.
Angkasa tersenyum, kemudian mengambil plastik di samping kotak kue itu, ia lantas memilih beberapa kue yang ia inginkan.
Setelah itu menaruh uang pecahan seratus ribu di tas Elizia. Ia sengaja tak memberitahu Elizia, sebab kembaliannya ia berikan pada gadis itu.
Angkasa duduk di samping Elizia, membuat sang empu tersenyum ke arahnya. Angkasa asyik memakan kue yang ia beli sambil menggoyangkan kepala layaknya anak kecil.
"Baby Zi, aku boleh nanya?" tanya Angkasa.
"Baby Zi?"
"Iya, baby Zi. Aku boleh, 'kan panggil kamu baby Zi, biar beda dari yang lain."
"Kenapa harus baby Zi, kak?" tanya Elizia tak paham.
Angkasa diam sejenak. "Aku pernah baca satu cerita yang bagus banget, orang-orang manggil dia El, tapi pemeran utama cewek manggil dia baby El. Makanya aku mau manggil kamu kaya gitu, lucu soalnya, cuman bedanya dia baby El kamu baby Zinya Angkasa. Huaa lucu banget" ucapnya antusias.
"Oke, baby Zi." lagi-lagi Elizia tersenyum mendengarnya. "Oh, iya, tadi, 'kan aku mau nanya. Selesai jualan gini biasanya baby Zi hitung uangnya sama siapa?"