- Sanu, Aini dan Elizia

62 17 78
                                    

"Siang, pak, bu, maaf saya terlambat," ucap Herman yang baru saja tiba.

"Tidak masalah. Silahkan duduk," balas Aini. Herman lantas duduk di hadapan Aini dan Sanu.

"Bagaimana?" tanya Sanu.

"Malam ini kalian bisa bertemu dengan gadis itu."

"Boleh saya melihat fotonya?" tanya Aini.

Herman menyodorkan selembar foto yang selalu ia bawa ke mana-mana. Foto Elizia nyatanya belum ia kembalikan ke rumah Rina. Entah untuk apa Herman menyimpan foto tersebut.

Aini mengambilnya, ia menatap foto itu sambil tersenyum manis. Aini mengusap pelan wajah gadis itu melalui foto yang ada ditangannya.

"Cantik sekali," ucapnya.

"Kamu menyukainya?" tanya Sanu.

Aini mengangguk, masih menatap wajah Elizia. "Aku ingin cepat-cepat melihatnya secara langsung."

"Meskipun dia buta?" tanya Sanu.

"Tidak masalah, bukannya itu kesalahan kita? Aku ingin memeluknya, dia pasti tidak pernah merasakan pelukan seorang Ibu."

Sanu tersenyum mendengar hal itu. Ia bahagia jika Aini menerima dengan tulus gadis yang akan ia rawat hingga menemukan kebahagian itu.

"Di mana kami bisa bertemu dengannya?" tanya Sanu.

"Ini alamat rumahnya, kalian bisa datang ke sana."

Sanu mengambilnya. "Baiklah, kamu bisa pergi."

"Baik, pak, bu, saya permisi."

Herman pergi, meninggalkan mereka di sana. Aini masih menatap foto Elizia, senyumnya tak pudar, ia terlampau bahagia akan memiliki seorang anak gadis meskipun bukan dari rahimnya sendiri.

Aini dan Sanu sampai di depan rumah Elizia, mereka dengan langkah pelan naik ke rumah itu. Aini cukup takjub melihat rumah Elizia yang terawat dengan baik meski keadaanya tak sempurna.

Di rumah ada Langit dan yang lainnya tengah berbincang dengan Elizia. Mendengar suara pintu diketuk, Langit berdiri untuk membukakannya.

"Maaf, cari siapa?" tanya Langit.

"Elizia ada?" tanya Sanu.

Langit menatapnya dengan intens dari atas ke bawah. "Ada, mau saya panggilkan?"

"Boleh."

"Silahkan masuk." Sanu dan Aini pun masuk, sedangkan Langit memanggil Elizia yang ada di dapur bersama kedua temannya.

"Zia, ada yang nyari," ucap Langit.

"Siapa?" tanya Elizia.

"Nggak tau, bapak sama ibu."

Elizia terlihat bingung dengan hal itu, ia lantas berdiri dan berjalan keluar diikuti ketiga temannya. Sanu dan Aini yang melihatnya berdiri, mereka tersenyum ke arah Elizia yang bahkan tak bisa melihatnya.

Langit membantu Elizia duduk, setelahnya ia berdiri di belakang Elizia bersama Galaxy dan Saturnus.

"Elizia," ucap Sanu.

"Iya, pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Elizia.

"Niat saya ke sini ingin membicarkan hal penting, pertama kenalkan nama saya Sanu dan ini istri saya Aini."

"Salam kenal om, tante."

"Salam kenal, cantik sekali," ucap Aini.

Elizia tersenyum mendengarnya. "Terima kasih banyak, tante."

Semesta dan Ceritanya [Qian Kun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang