- Keputusan

62 16 77
                                    

Tiga hari berlalu semenjak Sanu dan Aini datang ke rumah Elizia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari berlalu semenjak Sanu dan Aini datang ke rumah Elizia. Semenjak tiga hari ini Elizia memikirkan dengan sangat matang keputusan apa yang akan dia ambil, serta apa saja yang akan terjadi ke depannya.

Elizia bukan gadis yang asal mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya hal tersebut. Apa lagi ini menyangkut kehidupan dan masa depannya. Elizia tidak ingin menyesali hal itu.

Sanu dan Aini pun akan kembali hari ini, kapan itu Elizia belum tahu, yang pasti ia akan melakukan aktivitasnya seperti biasa. Elizia belum memberitahu Saturnus dan kedua temannya mengenai keputusan yang akan diambil, mungkin nanti ketika Elizia pulang dari pasar.

Angkasa yang waktu itu berjanji akan membawanya jalan-jalan pun tak kunjung datang, Elizia tak berharap banyak hanya saja ia butuh udara segar sekarang.

Kue yang hari ini jual cukup sedikit, dan semuanya sudah habis. Elizia membereskan kotak kue serta plastiknya, ia lantas beranjak dari sana.

Tongkat yang sudah bertahun-tahun menemaninya pun sudah mulai usang, dan terkadang tak bisa dilipat. Ingin mengganti, tapi uang tabungannya belum cukup untuk hal itu.

Elizia harus bersabar sampai tabungannya bisa cukup untuk membeli tongkat baru, sebab setiap tahun harga tongkatnya selalu naik.

Elizia berjalan menuju halte, itu tempat pertama dirinya bertemu dengan Semesta. Tak ada yang istimewa di tempat itu, sebab ia tak bisa melihat keadaan sekitar. Ia hanya bisa menghirau bau-bau yang ada di sekitaran sana.

Gadis bersurai panjang itu pun duduk, entah apa yang ia tunggu. Tatapan matanya lurus ke depan, ia juga tengah melamun.

Namun, semua itu tak berlangsung lama. Sebab seseorang tiba-tiba memegang pundaknya, membuat sang empu tersentak kaget.

"Maaf, kamu kaget, ya," ucap orang itu.

"Kak Bintang?" tanya Elizia.

Orang itu lantas tersenyum mendengar Pertanyaan Elizia. "Kamu ingat suara aku?"

Elizia tersenyum, lantas ia mengangguk. "Aku inget suara, kakak, kok."

Bintang duduk di sampingnya, ia ikut menatap ke depan. Tak ada yang istimewa menurut Bintang, hanya ada gedung-gedung tinggi di depan sana dan beberapa toko kelontong.

"Ngapain di sini?" tanya Bintang.

"Lagi mikir aja."

Bintang menoleh ke arahnya. "Mikir? Mikirin apa? Jodoh?"

Elizia tersenyum mendengar hal itu. "Kakak, bisa aja. Nggak, aku mikirin keputusan yang harus aku ambil."

"Keputusan? Jangan-jangan..."

"Keputusan apa?" tanya Bintang pura-pura tak tahu.

"Ada sepasang suami istri yang mau adopsi aku, mereka bilang aku mirip sama anaknya. Nama mereka om Sanu sama tante Aini," jelas Elizia.

Semesta dan Ceritanya [Qian Kun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang