- Orang Baru

38 9 0
                                    

Pria misterius itu tengah berjalan tanpa tujuan di trotar jalan, ia menundukkan kepalanya yang tertutup tudung jaket. Orang-orang yang melewatinya hanya bisa menatap dengan nanar aneh dan juga bingung.

Ia duduk di halte, semua yang ada di sana bergeser menjauh darinya. Sang empu mendongak, menatap langit yang berwarna biru dengan sedikit awan di sana.

Lantas ia menoleh ke kiri dan ke kanan, sadar jika orang di sekitarnya menjauh, ia kembali menundukkan kepalanya. Orang-orang yang ada di sana berbisik sambil menatapnya. Tak ada yang salah dengan pria itu hanya saja, terlihat aneh memakai jaket dan tudung di cuaca sepanas ini.

Elizia yang baru saja sampai di halte itu langsung duduk. Orang-orang semakin berbisik melihatnya, wajar saja jika Elizia duduk di dekat orang itu. Ia saja tak tahu bagaimana keadaan sekitarnya.

Pria misterius itu menoleh saat merasakan ada orang yang duduk di dekatnya. Perlahan, ia menatap lekat wajah Elizia. Wajah polos itu sangat khas dan tatapan mata yang kosong.

Setelah menatap Elizia sebentar, ia kembali menunduk. Tak ingin gadis di sampingnya juga ikut dibuat aneh oleh orang-orang.

Lima menit berlalu, orang-orang yang ada di sana pun sudah mulai pergi satu persatu menyisahkan Elizia di sana.

Pria itu kembali menoleh, ia masih menemukan Elizia di tempatnya. "Maaf, kamu kenapa duduk di dekatku?" tanyanya sedikit ragu.

Lantas Elizia menoleh mendengar pertanyaan itu. "Aku?"

"Iya, kamu."

Senyum simpul khas Elizia ia perlihatkan di sana. "Kenapa? Emangnya nggak boleh? Atau tempat ini milik temanmu? Kalau iya aku bakalan pindah kok, maaf, ya." Elizia bangkit, namun lengannya ditahan oleh pria tersebut. Seketika pria itu membulatkan mata saat menyentuh tangan Elizia, energi yang tak pernah ia rasakan pada banyak orang nyatanya kini ia rasakan pada Elizia.

"Kamu?"

"Kenapa?" tanya Elizia aneh.

"Tidak. Namamu siapa?" tanya orang aneh itu.

"Aku Elizia, kenapa?" tanya balik Elizia.

"Jangan dekat dengannya, kalian itu bukan takdir."

"Dengannya? Siapa?" tanya Elizia tak paham.

"Laki-laki itu, kalian bukan takdir, kalian itu petaka."

Elizia membanting lengannya kuat. "Kamu ngomong apa, sih?! Nggak jelas banget!" lantas Elizia pergi dari sana meninggalkan laki-laki misterius itu. Yang ditinggal menghela napas panjang, ia kembali duduk di kursi halte, kembali memasang tudung jaketnya untuk menghindari orang-orang di sana.

"Aku bertemu dengannya."

Orang yang pagi tadi ada di halte, kini berjalan kembali tanpa arah. Tak tahu ke mana dia ingin pergi. Seperti tak ada tujuan, namun setelah bertemu dengan Elizia, ia merasa sedikit aneh.

Ia tahu jika gadis itu yang selama ini ia cari, namun tak ia sangka jika mereka akan bertemu dengan keadaan yang seperti ini.

Pria itu terus saja berjalan sampai...

Brak!

Ia menabrak seseorang, karena terus saja berjalan sambil menundukkan kepalanya dan bersembunyi dibalik tudung jaketnya itu.

"Maaf, maafkan saya," ucapnya.

"Iya, nggak papa. Aku yang salah," ucap orang yang ia tabrak.

Pria itu kembali membulatkan matanya, ia tak menyentuh orang itu, namun ia bisa merasakan sesuatu yang berbeda darinya. Sebuah energi yang sama dengan gadis tadi.

Semesta dan Ceritanya [Qian Kun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang