bab 10

29 6 0
                                    

Eve berpikir keras, memerhatikan wajah gadis kecil bergaun putih di lukisan itu dengan saksama. Akan tetapi, kegiatannya terhenti ketika Arvin memanggil namanya. Ia pun reflek menoleh dan terlihat bagaimana wajah jahil Arvin terpampang dengan memegang beberapa kunci di tangannya.

"Nemuin di mana?" Tangan Eve terulur mengambil benda di genggaman Arvin.

Arvin menunjuk ke nakas yang terletak di belakangnya penuh dengan kunci di sana.

Eve membelalakkan mata, lalu berkata, "Tapi itu banyak banget!" Ia terlihat frustasi.

"Gak papa, cobain semuanya aja," ucap River tenang.

Eve bersungut-sungut sambil mencari bentuk yang sekiranya sama dengan lubang kunci yang  dibutuhkan. Ia mulai memasukkan kunci yang diyakini akan cocok dengan pintu tersebut. Akan tetapi, setelah terpasang, ternyata kunci tersebut kekecilan. Sehingga, Eve mencari kunci yang lain. Dan sejauh ini, masih belum ada yang cocok.

"Ini, coba yang ini!" seru Arvin menunjukkan kunci yang menurutnya cocok.

Eve yang tidak pantang menyerah itu pun meraihnya, walaupun sedikit malas.

Sementara Arvin dan Eve berusaha membuka pintu tempat mereka terjebak. River, Helsa dan Ailee sudah keluar dari kamar untuk menemui Eve.

"Ev, Arvin, kalian di mana?" teriak Helsa ketika tidak mendapati kawan-kawannya di sana.

"Perasaan gue, tadi mereka seharusnya ada di sini," ujarnya dengan menunjuk sebuah kursi yang sebelumnya memang ditempati oleh Eve.

"Mungkin mereka ada di bawah." River menyahut. Lalu mengajak mereka untuk turun bersama.

Helsa dan Ailee pun mengikuti langkah River untuk menuruni tangga. Selama menuruni tangga, Ailee tiba-tiba melihat seorang gadis kecil berada di depannya dengan tawa yang begitu lucu menarik perhatiannya.

Ia tanpa sadar, mengikuti langkah gadis yang tengah memainkan boneka Barbie di jari-jari mungilnya.

Gadis kecil manis itu begitu asik memainkannya sambil menuruni tangga. Sampai-sampai, kakinya tak seimbang ketika menuruni anak tangga selanjutnya. Sehingga, Ailee gegas menarik tangan si gadis berkepang dua tersebut agar tidak terjatuh. Untung saja, tindakan Ailee dapat menyelamatkan gadis di hadapannya itu.

Gadis kecil yang memiliki lesung pipit itu matanya berbinar, ketika ia terselamatkan oleh Ailee.

Begitu pula Ailee juga ikut tersenyum, ketika si gadis kecil tersenyum lebar terhadapnya.

Si gadis kacil, tiba-tiba menarik tangan Ailee, lalu memintanya untuk membukakan pintu yang berada di hadapannya itu.

River dan Helsa menyadari keanehan yang dilakukan oleh Ailee. Mereka hanya melihat Ailee yang tatapannya kosong serta berjalan tanpa arah. Mereka berusaha mencegahnya, tetapi, perkataan River dan Helsa bagai angin yang tak terdengar oleh sahabatnya.

River dan Helsa pun tidak ada pilihan lain selain mengikuti apa yang hendak dilakukan Ailee. Sebab yang mereka lihat, Ailee menggeser sebuah patung kayu besar berbentuk rusa jantan.

Kemudian bergantian untuk menggeser tembok di hadapannya, yang ternyata itu adalah sebuah pintu rahasia.

Seperti telah masuk ke dunia lain, Ailee merasa dirinya hanya bersama gadis kecil yang terus menarik tangannya itu.

Ia tidak mendengar panggilan dari kedua sahabatnya di sana.

Justru ia menikmati kebersamaannya dengan gadis bermata bulat yang tiba-tiba memberinya boneka barbie miliknya.

Ketika Ailee sudah berhasil masuk ke dalam ruangan yang dimintai gadis kecil itu untuk dibukanya. Ia menoleh ke sekitar ketika merasa telah mendengar samar-samar suara sahabat-sahabatnya. Akan tetapi, ia tak dapat menemukan mereka.

Ailee kebingungan ketika melihat tangannya yang sedari tadi digenggam oleh gadis kecil itu tiba-tiba menghilang. Ia menoleh ke sekitar, ruangan yang ia masuki tampak sepi tidak ada satu orang pun di sana. Lagi-lagi, ia mendengar panggilan River dan Helsa. Akan tetapi, ia tidak dapat menemukan mereka.

Ailee berteriak, ia berlarian mencari sahabat-sahabatnya itu yang terus saja memanggil namanya.

Sementara dalam segi pandang River dan Helsa, Ailee membuka pintu merah yang berada di tengah-tengah ruangan di sana. Ia mengejar Ailee yang terus saja berlarian seperti mencari sesuatu.

Berbeda dengan Ailee. Ia saat ini tengah melihat dirinya terjebak dalam ruangan yang penuh dengan cermin di sekitarnya.

Tampak seorang anak kecil yang ia lihat beberapa waktu lalu di balik cermin–pantulan dirinya di sana.

Ailee makin panik, ada apa dengannya?

Ia melihat gadis kecil itu berteriak meminta pertolongan.

Ia terjebak dalam cermin di sana. Ailee kebingungan, bagaimana cara mengeluarkannya?

"Dik, kamu diam di sana, Kakak akan cari sesuatu untuk mengeluarkanmu!" seru Ailee meyakinkan gadis kecil di hadapannya.

Gadis kecil itu tiba-tiba bergerak ke samping dan keluarlah ia dengan sosok berbeda, menampakkan wajah mengerikan. Seluruh tubuh memar, ada percikan darah dari pakainannya. Serta tersenyum mengerikan lengkap dengan tatapan kosong, wajahnya pucat seperti salju.

Satu persatu cermin di sekitar Ailee terisi oleh sosok gadis kecil yang berubah menjadi mengerikan.

Ailee membelalakkan mata ....

Ia memutar tubuhnya.

Matanya tak bisa lepas melihat penampakan di sana.

Seluruh cermin tiba-tiba menjadi berlipat ganda ....

Detak jantung Ailee mulai tidak normal. Napasnya kian tersengal-sengal, bersamaan dengan suara tangis si gadis kecil yang memuakkan.

Ailee hanya bisa menutup telinga menggunakan kedua tangannya. Ia terus memohon untuk menghentikan tangisan itu.

"DIAAAMMM!!!" jerit Ailee begitu nyaring. Dan seketika itu juga tangisan tersebut perlahan mulai menghilang.

Ailee membuka matanya, dan ia melihat wajah River dan Helsa menatapnya bingung.

"Hei! Lo kenapa?" tanya River heran.

Ailee tidak menjawab. Ia sibuk mengontrol napasnya yang tidak normal.

"Bagaimana lo bisa tahu tempat ini?" tanya Helsa yang begitu penasaran dengan tempat yang ditemukan oleh sahabatnya.

"Hah? Kita ada di mana?" tanya Ailee tidak kalah penasarannya.

Mendengar pertanyaan Ailee pun membuat Helsa berkata, "Kok, lo nanya ke gue? Yang bawa kita ke sini siapa?"

"Memangnya siapa?" Ailee kebingungan dengan melihat wajah River yang keheranan terhadapnya.

Tiba-tiba, Anna muncul dari belakang Helsa dan bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu tempat ini?"

Desa Terkutuk|| SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang