#7

15 5 6
                                    

not according to plan•

Why? -JUAN
_______________________________

"JAY!"

"Astaga lo kenapa si ngagetin aja."

"Lah lagian kenapa bengong mulu udah kaya orang linglung."

"Berisik lo." Kesalnya seraya menjauhi teman yang mengusiknya tadi.

Ga heran gw temenan sama lo Jay, untung gw anaknya kalem. Jake gitu loh. batin Jake sambil mengebas rambut depannya.

Kini semua kelas telah berada dalam tim nya masing masing. Satu tim terdiri dari 2 kelas. Jay masih risih dengan adanya Sheina di dalam kelompoknya. Sheina pun masih terheran dengan kakak kelasnya namun ia lebih memilih untuk tidak terlalu menghiraukan atensi Jay. Ia lebih memilih berada di samping Juan, menurutnya di sebelah sahabatnya itu lebih aman.

Tiap tim diberi warna masing masing, agar mudah dibedakan. Tim Sheina mendapat warna merah, tim lainnya ada yang biru, kuning, hijau, dsb. Kini guru telah memutuskan permainan yang harus dimainkan oleh tiap tim tersebut.

"KEDUA, TIM MERAH AKAN MEMAINKAN BOLA TANGAN. LIHAT DISINI ANAK ANAK." Perintah guru itu yang langsung dituruti semua murid dari tim merah.

Tim merah pun mulai memperhatikan bagaimana cara bermainnya. Bola itu hanya di lempar tangkap menggunakan tangan mereka secara bergantian, memang terlihat mudah. Namun bola yang mereka gunakan memiliki berat yang cukup sama sepeeti bola basket.

Ada 5 bola yang akan digunakan dalam satu tim.
Yaitu untuk barisan 1, 2 dan 3.

Barisan satu akan berhadapan dengan barisan 3, barisan 2 akan membagi menjadi dua. Mereka akan bermain sesuai lawan depannya, contohnya adalah. Salah satu anggota dari barisan satu akan melempar bola ke salah satu orang barisan 3 yang berada di depannya, dan akan berlanjut hingga pluit dibunyikan.

Sheina satu barisan dengan Juan dimana mereka menempati barisan 1. Dan Jay satu barisan dengan Dina dimana mereka menempati barisan 3.

Dina dan Juan tidak mengenal sama sekali rupa Jay seperti apa, Dina hanya kenal Jay saat ia diberi pesan. Sheina pun hanya tau Jay adalah kk kelasnya yang menabraknya tadi, namun ia tidak tahu namanya.

"Ayo semuanya silahkan memulai misi dengan tim nya ya, bapak akan menilai kekompakan kalian dengan baik bersama tim." Himbau guru yang telah membunyikan pluit tanda olahraga dimulai.

Posisi di tentukan kemauan diri sendiri, yang berarti Juan lebih memilih di sebelah Sheina. Jay pun ternyata mendapat kebagiannya tepat berhadapan dengan Sheina. Senang namun kesal menghampiri perasaannya kini.

Bola per bola pun telah berlambung di udara dan mendarat secara bergantian di tangan murid. Sheina dan Jay hanya memandang ke arah lain tidak ingin saling bertatapan, keduanya memiliki ego dan gengsi yang sangat besar.

Heol, mungkin anak itu yang dimaksud jake minggu lalu. Sok imut banget masa cowok keliatan lebih lemah dibanding temen cewe sebayanya sih. Gumam Jay.

Jay menyadari sosok yang berada di sebelah Sheina, menurutnya Juan adalah saingan nya kini. Namun tak menghiraukan apapun lagi ia menjadi tidak fokus memainkan bola nya dan lebih mengikuti emosinya yang kian timbul. Dilemparlah bola seberat 500 gram itu ke kepala Juan keras tepat pada jidatnya.

Why?-JUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang