#20

15 4 2
                                    


"Eoohh?? Nee, halo dina" sapa Juan balik

"Sial!" Batin Jay

"Kak Jay? K-kok?"

"Ck, sini deh din duduk dulu. Biar gw jelasin" ucapnya yang disusul keberadaan dina di sampingnya.

Dina diam mendengarkan secara rinci dari penjelasan Jay. Lalu setelah selesai ia hanya menganggut paham, biasa saja sebenarnya itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Asal kita berani untuk mengungkap, semua masalah akan beres dengan sendirinya.

"Boleh liat kak Jake?" Tanya Dina

"Gaboleh, tadi aja Juan gaboleh. Kata kak Jay kondisi kak Jake masih kritis" ungkap Juan

"Oh ya, kalian udah ngasih tau perihal ini ke Sheina belum? Kasih tau aja menurut aku, lagipula kan kalian pacaran, ya gak? Juan?"

"Iya nanti Juan sampe-"

"Apa?! Juan sama Sheina pacaran? Asli gw gatau" tatapan Jay seketika menajam ke arah Juan.

Juan diam, matanya mulai berkaca-kaca. Sepertinya ia takut sosok Jay yang dulu akan kembali lagi.

"Aniii yak! Jangan nangis!" Bentak Jay membuat mata Juan mengerjap kaget.

Nihil, setetes air mata telah mengalir deras dari mata kanan Juan. Tatapannya meredup dan hanya berani menatap lantai. Jadi selama ini Jay gak tau kalau Sheina dan Juan berpacaran?

Tanpa berkata apapun, Jay segera beranjak meninggalkan atensi Dina begitu juga Juan. Sepertinya ia sangat marah, padahal relakan saja Sheina yang memang ditakdirkan untuk Juan.

"Sabar juan, kak Jay memang labil. Udah ih jangan nangis, malu loh nanti kalau sheina tau. Ya?" Kata dina berupaya menenangkan teman di sebelahnya yang sudah menangis sesegukan.

"J-Juan hiks- Juan sayang kak J-jay hiks"

"Emang apa sih yang buat kamu sayang sama Jay sampe anggep dia kaya kk kandung kamu sendiri?"

Juan menanggapi pertanyaan Dina setelah dirinya kembali tenang dan netral.

"Gak tau, aku ngerasa tenang dan nyaman aja kalau sama kak Jay. Apa aneh?"

"Trus kalo sama kak heeseung gak ngerasa tenang dan nyaman gitu?"

"Ya- bukan gitu ish maksud Juan tuh kak ja-"

"Apa? Dah deh, aku berpesan sama kamu. Jangan mudah terlena kedalam kehidupan orang yang baru kamu kenal, apalagi orang itu pernah berbuat kejam ke kamu di masa lampau nya. Aku mau nyusul kak Jay, kamu pulang aja gih" Dina berdecak kesal, lalu bergegas pergi menyusul Jay.

"Kenapa, semua orang malah keliatan gasuka sama Juan? Juan salah apa?" Kedua netra kucing itu kembali basah.

"Gak salah apa apa kok manis, kamu kan masih punya aku? Iya gak?"

Juan menoleh ke arah kiri, netranya menangkap kedatangan Sheina, ia datang menggunakan baju kasual santai. Tangan lentiknya beralih mengelus surai lembut Juan.

"Kasiann, jangan nangis yaa.. sini mana pipi embem nya, aku pengen cubitt sekali aja" kata sheina

"Ah ah, jangan kencweng kencwng cwakitt"

"Iih gemess tauuk, udah ah yuk pulang.. aku udah tau semuanya kok, ga apa apa. It's okey no problem. Gimana kalau kita jajan di jalan sungai Han?"

Juan hanya mengaggut layaknya anak kecil yang ingin diajak ke taman bermain, sebelum bahkan setelah ia berpacaran dengan Sheina. Sifat nya belum saja berubah, masih seperti anak kecil. Namun sifat itu adalah sisi yang paling Sheina sukai dari Juan.

******

"Kak! Kak Jay tunggu!" Dina berlari menyusul Jay yang sudah jauh di depan.

"Hm? Eh? Lo kok kesini sendiri? Juan ditinggal sendirian?" Jawab Jay santai

"Iya kak, biarin aja. Aku juga jadi ikutan kesel tuh sama dia"

"Ssstt, jangan gitu. Lo gatau ya dia punya hati yang lemah lembut, buat apasih lo ikut ikutan marah ke dia? Hsshhhhhh" Jay meraup wajahnya kasar.

"Eum, maaf kak Jay."

"Yaudah gw susul dia dulu"

"Eh jangan kak!" Tangan Dina segera menahan pergerakan Jay.

"Dia udah pulang sama Sheina tadi" lanjutnya.

"Oh" jawab Jay singkat,cuek, dan datar.

"Yaudah yuk kita ke kantin aja" ajak Jay

Baru saja Dina ingin berjalan menyusul Jay tiba tiba ia jaruh tersungkur ke lantai karena kaki kiri nya terkilir, mungkin karena ia menggunakan sepatu ber hak tinggi dan tadi ia berlari lari mengejar Jay.

"Kaki lo kenapa?!" Panik Jay

"Sakit kak duh sssh" tangan dina masih mencengkram kuat kaki kiri nya

"Sini gw gendong, buru naik cepet"

"Hah?"

"Buruu, biar kita ke IGD. Takutnya malah bengkak"

"I-iya kak"

Tanpa berpikir lama lagi Jay segera menggendong Dina. Namun jay bukan menggendong dina di belakang, tapi ia menggendong gadis itu layaknya seorang putri. Alasannya karena dina memakai rok pendek, tidak mungkin jika ia digendong di belakang.

Tap

Tap

Tap

Tap

Tap

Tap

Tap

"Astaga, kenapa jadi tremor gini sih jantung aku" batin Dina

Tak membutuhkan waktu yang lama, Jay lalu merebahkan tubuh dina di kasur IGD. Tak lama suster pun datang dan segera menangani kaki Dina.

"Hati-hati ya, sekarang lebih baik jangan dipakai dulu sepatu nya. Bahaya takut terjatuh lagi" ucap suster yang menangani.

"Iya dok, makasih"

"Udah gapapa?? Atau masih nyeri?" Tanya jay

"Ga apa apa kak, cuman nyeri dikit"

"Nanti pulang gw anter ya, maaf udah nyuruh lo dateng kesini dan malah jadiin kaki lo terkilir."

"Hmm, ngga apa apa kok kak Jay. Ini salah aku aja gak hati hati. Anw makasih ya mau anterin aku pulang"

———————
Kayaknya makin aneh gak sih kesini sini ceritanya?😭 maaf yaa, semoga aja bagi kalian cerita ini gak aneh. Soalnya bagi aku kesini sini rasanya makin ga beraturan alur nya. Ide nya lagi kurang😔 mianhae yeoreobun. Makasih yg udh selalu vote hehe👍🏻

Why?-JUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang