"Ini namanya masjid"
Juan mengangguk paham.
"Kamu mau masuk? Ngga apa apa kok. Tunggu di teras aja"
"Booleh?"
"Ih iya ayuk masuk aja" sheina menggeret juan untuk duduk di teras masjid megah dan besar itu. Jarak masjid tersebut cukup jauh dari pemukiman kota, itu disebabkan populasi agama islam yang sedikit di wilayah tersbut.
"Yaudah aku ke dalem dulu ya, gak lama kok paling sekitar 15 menit"
"He'em" Juan beralih memainkan ponselnya.
Ia diam, mengamati layar hp nya dengan cermat. Ternyata juan sedang menonton kegiatan beribadah agama islam. Wajahnya nampak serius hingga dahi nya berkerut.
"Unik ya" gumamnya.
*****
Message
Dina
Woy shei, kak Jay nembak aku. Si*lan! Gimana dong!
-
Shei!!
-
Sheinaa?Read.
Dina
Hah?? Cuman dibaca doankk??*****
"Wiiihh kak Jay nembak dina ahahahahh!" Gelak tawa Juan sangat kencang hingga terdengar ke seluruh penjuru masjid.
"Dek jangan kenceng kenceng ketawanya! Hargain yang lagi ibadah ya!" Sorak salah seorang penjaga disana.
"M-maaf pak, ngga tau" lirih Juan. Jantungnya berdegup kencang, ia sangat merasa bersalah. Juan beneran gatau kalau di dalem lagi ngelaksanakn ibadah. Makanya dia kaget saat petugas tadi menegurnya.
"DORRR!"
"ASTAGA KAMCAGI!" Juan tidak sengaja melempar ponsel milik sheina yang sedari tadi ia genggam.
"Juan!"
"N-naaa?!! Yaampun maaf maaf plis aku ga sengaja hikss huaaa"
"Heyy hahahh ni anak kenapa sih, dikit dikit nangis.. udah ya cup cup. Ga apa apa kok" pipi tembam itu tercomot oleh jari lentik sheina.
"Tadi p-petwgasnya gwalak! Juan nda suka." Sikap anak kecilnya sedang keluar lagi.
"Iiiyy, kamu tuh lucu banget sih hm? Wajar kok kamu ditegur gitu, beneran tadi suara ketawa kamu sampai kedengeran sama aku looh hahahah!!" Sheina berusaha mencairkan suasana.
"Na.." yang dipanggil menoleh
"Nanti sore, bakar jagung sama kak Jay yuk? Terus besokannya kita jalan bertiga ke sungai han kayaknya seru"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?-JUAN
Fanfiction"Aku akan menyelamatkanmu" -Juan ---------- Ini awal dari sebuah cerita, perjalanan mimpi indahnya bersama Juan. Menangkap banyaknya peristiwa, tangisan dan kebahagiaan, lalu pada akhirnya ia terbangun dalam identitas yang berbeda. Buku ini masih...