#21

19 3 1
                                    

Suasana malam yang dirasakan sangat penuh kedamaian. Semeriwing angin menyapa kulit ari mereka, kini keduanya sedang menyender pada pagar pembatas sungai.

"Aku suka ketenangan ini" batin Juan sambil menghela nafasnya lega.

"Na" panggil Juan. Gadis itu menoleh.

"Gimana ya supaya kak Jay ga marah lagi sama aku?"

"Kasih jagung bakar, atau besok malem kamu ajak kak Jay buat bakar jagung di rumah kamu. Kak Jay pernah bilang pas lagi basa basi ga penting sama aku di chat, kalau dia suka banget sama jagung bakar."

Penjelasan Sheina membuat Juan terkekeh. Kata sheina 'basa basi gak penting'.

"Ternyata kak Jay udah sejauh itu ya pengen dapetin kamu" sela Juan dengan senyum pahitnya.

"Ih? Kamu cemburu yaa?" Ledek gadis itu

"Apasih" wajah yang mengusut mulai ia palingkan dari hadapan sheina.

"Ututuuuu bayi aku ko gemuy banget cii iniih" tangannya menarik pipi Juan lalu mencubitnya pelan. Tidak hanya pipi, bibir manyun Juan pun sheina toel. Namun Juan malah tersipu malu, mukanya memerah dan bibirnya tersenyum.

"Iii.. gitu dong senyum hehe, kalo cembetut kan malah makin gemoy.. nanti aku makin gemes gimana dong" godanya

"Tapi makasih sarannya tadi, besok aku bakal coba bujuk kak Jay, kebetulan juga besok libur kan hari sabtu. Biar lusa nya kita bisa piknik dengan tenang."

"Oh iya lusa kan mau piknik!" Gumam Sheina terkejut.

"Udah selesai jalan jalanya? Atau masih mau disini lagi?" Tanya sheina

"Udah yuk pulang, mau naik taksi atau aku perlu minta supir kesini buat jemput kita?"

"Yang lebih hemat aja"

"Yaudah aku telpon pak kim dulu bentar ya"

Sheina mengamati setiap gerakan dan perkataan yang Juan katakan pada supirnya.

"Udah sopan, ramah, rendah hati, berdamage lagi" batin sheina, netranya masih setia mengamati paras wajah tampan dan manis Juan.

"Kamu kok senyum senyum?" Tegur Juan seraya menyadarkan lamunan sheina.

"Eh! Gak.. gapapa" kejutnya

"Ooh, yaudah yuk ke jalan raya. Biar supir aku gampang nemuin kita"

Sheina mengangguk lalu tangannya terulur meminta gandengan tangan Juan. Juan pun menurutinya dan pasangan itu kembali berjalan menuju trotoar jalan.

Sambil berjalan atau berlari kecil kedua anak itu tetap bergurau suka sembari tertawa lepas, seakan akan semua beban yang di tampung hilang seketika.

"Iiiihh gemess tangan kamu kecil bangett siii" ledek sheina, tangannya masih menggenggam tangan juan.

"Kamu hilang indra peraba ya, jelas jelas tangan kamu yang kecil kok!"

"Iihhh marah muluuu hahahh, kan tambah lucuu kann. Udah diem aja biar aku gak gemes terus"

Sampai pada trotoar jalan. Keduanya masih dalam tampilan yang sama pose yang sama yaitu saling bergandengan.

Merasa pegal, Juan melepas gandengan itu. Namun mata elang segera menusuk tajam kearahnya.

"Jahat ih dilepas" ketus sheina, bibirnya memanyun gemas.

"Diem, udah mungil jangan ngambek kaya gitu.. lucu pengen aku karungin tau gak" balas juan

Merasa tidak tega, akhirnya sheina merasakan sebuah belaian lembut tepat di pucak kepalanya. Pipi nya pun dicubit Juan meski pipi itu tidak memiliki lemak sebanyak pipi Juan.

Sheina berusaha profesional agar tidak salting dan tidak melompat lompat. Meskipun sekarang hatinya sudah berdegup kencang.

"Lucu" ucap Juan.

"Apa yang lucu? Kelingking aku kali lucu." Sheina terkekeh. Senyuman manis pun terukir di bibir Juan.

"Tuh supir aku di sebrang, yuk kesana."

"Oke"

Tangan mereka kembali bergandengan satu sama lain, lalu keduanya menyebrangi jalan.

"Halo pak Kim. Maaf ya minta jemput tiba-tiba" sapa Juan saat keduanya memasuki mobil mewah berwarna hitam tersebut.

"Iya tuan Juan, tumben minta jemput."

"Maklum pak, juan bawa bidadari hari ini."

Omongan Juan seketika membuat sheina tersenyum malu.

"Apasih." Gumam sheina pelan.

Mobil itu pun mulai berlaju, di dalamnya terlihat sheina yang sudah tertidur pulas. Tapi berbeda dengan juan. Perutnya terasa sangat lapar, dan sedari tadi meminta diisi. Ia lupa jika perutnya belum menerima makanan apapun semenjak sore.

"Pak kim, juan laper.. kita berhenti di kedai burger phing dulu ya sebentar, tempatnya yang biasa Juan langganan."

"Baik Juan."

-
-
-

Tak lama sebuah mobil pun sudah terparkir di pinggir jalan.

"Sebentar pak Kim muter dulu ya, biar langsung kedepannya."

"Gausah pak, susah nanti kalo harus muter lagi. Biar Juan aja nyebrang. Cuman sebentar kok pak"

"Baik Juan, hati hati."

Usai menyiapkan uang, tangannya bergerak meraih gagang pintu mobil. Namun niatnya terurung karena sheina tiba-tiba terbangun.

"Ini dimana?" Tanya Sheina.

"Eh udah bangun, bentar ya aku beli burger dulu. laper hehe"

"Oke deh aku disini aja ya, ngantuk"

Juan langsung membuka pintu, dan keluar dari mobil. Tanpa melihat kondisi jalanan dahulu, Juan malah langsung menyebrangi jalanan.

.

.

.

.

.

.

.

.

TIINN

"ADEK AWASS!!!"

Brukk

"Akhhh... h-hyung"

______________________________

✌🏻makasih.

Why?-JUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang