Truth or Dare || 07.

3.7K 358 12
                                    


"Carilah teman yang bisa membahagiakanmu, bukan membuka aibmu."

•Anindira Rayline•



~•~

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

"Gue rasa lo udah keterlaluan May," tegur Puput yang tak suka dengan sifat Maya.

Gadis itu bukan bermaksud membela Anin, tapi menurutnya Maya keterlaluan, bicara seperti itu di dalam kelas, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana raut wajah Anin.

Apalagi banyak anak satu kelas yang melihatnya.

"Letak keterlaluan gue di mana? Hah!" nyolot Maya melotot kearah Puput, ia tak terima di salahkan.

"Lo mau bela anak pembunuh itu? silahkan. Gue nggak peduli."

Meninggalkan Puput, Maya berjalan menuju kantin, saat berada di pintu masuk. Ia tak sengaja berpapasan dengan Juan. "Ka_kak Juan." gugupnya sambil tersenyum malu, entah dia salah tingkah sendiri. Padahal cowok itu hanya lewat di sampingnya dan tak memperdulikan nya.

Juan berjalan dengan santai, tangan yang di masukkan kedalam saku, wajah terlihat datar, mengabaikan tatapan para siswi yang bisik bisik mengagumi ketampanannya.

Bahkan sampai di tempat tujuan pun ia tak peduli dengan mereka, saat ini yang terpenting adalah perempuannya. Tidak mungkin juga kan kalau menyebutkan gadisnya, sejatinya Anin pun sudah tidak gadis karena ulah si Juan.

Abaikan, balik ke topik.

Ia menghela napas saat melihat Anin masih di dalam kelas menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Mau menyendiri lagi," Anin tersentak ia langsung menegakkan kepalanya.

"Kak Juan,"

"Gue udah nungguin lo lama-lama di kantin, malah tidur di sini." Anin menghela napas, merebahkan kepalanya lagi di atas meja berbantalkan tangannya.

"Kak Juan makan aja sendiri lah, dulu juga gitu," lesunya memejamkan matanya.

"Ada kesempatan bisa makan berdua kenapa di sia-siain." Juan mengambil kursi di samping kirinya lalu duduk di hadapan gadis itu.

"Habis nangis?" mengusap usap pipi Anin dengan punggung tangannya.

Masih tidak merespon Juan tak habis akal, ia ingin menjaili istrinya itu, mendekatkan wajahnya pada Anin berniat mencuri cium di bibir ranum sang istri.

Namun sayang, belum sempat tercapai Anin sudah menegakkan kepalanya lagi, menatap lama kearah Juan.

Cowok itu menyangga dagunya menggunakan tangan kanan bibirnya tersenyum begitu tipis, memandang wajah cantik Anin, meskipun terlihat sembab.

Truth Or Dare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang