"Biarkan rahasia ini kita simpan, cukup kita bahagia hanya berdua"
• Anindira Rayline •
~•~
~•~
Sudah mendapatkan perawatan, keadaan Anin perlahan mulai membaik, gadis itu kini sudah sadar.
"Gue bilang apa tadi? Gue nyuruh__"
"Aku Udah minta izin Kak, tapi nggak di kasih, udalah. Nggak usah marah-marah. Aku memang lemah, baru gitu doang udah pingsan."
"Lo ngomong lagi gue cium sampai nggak bisa napas!" ancam Juan menatap Anin tajam.
Gadis itu mendelik, merasa ngeri dengan ancaman cowok itu.
Juan memang tidak suka jika Anin selalu merendahkan dirinya sendiri, sejatinya. Anin gadis kuat dan tegar.
"Kita pulang," ajak Juan.
"Bukannya Kak Juan ada rapat lagi?"
"Lo prioritas gue." katanya enteng tanpa beban, sambil membantu Anin turun dari brankar.
Anin tersenyum tipis, hatinya selalu menghangat jika Juan sudah mengatakan sesuatu, walaupun simpel tapi berpengaruh dahsyat bagi hatinya.
"Tunggu di sini, gue izinkan dulu. Sama ngambil tas lo di kelas." Anin hanya mengangguk memperhatikan Juan yang mulai menjauh.
"Dasar anak pembunuh! Tukang bohong." Anin menoleh.
Dari jaraknya dia berdiri ada Kaia cs. "Lo pasti tadi caper doang kan sama Juan! Lo sengaja biar dia nolongin lo."
"Gue bukan kayak kalian. Murahan," ujar Anin tak merasa takut.
"LO!" geram Kaia mendekati Anin.
"Berani lo nyentuh Anin. Gue buntungin tangan lo!" suara berat dan mengerikan terdengar di ujung koridor, di sana sudah ada Juan yang menyaksikan kelakuan Kaia.
"Ju_juan." gugup gadis menor tersebut.
Menggenggam tangan Anin, Juan membawa pergi gadis itu. Mata elangnya pun tak melepas pandangan dari Kaia.
Anin memeluk erat perut Juan saat cowok itu sudah menjalankan kuda besi berwarna hitamnya, karena masih terasa pusing ia menyandarkan kepalanya di pundak Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare
Fanfic.Sebagian part di hapus proses penerbitan. .𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺. ... Anindira Rayline, Adalah gadis baik, dan pendiam. Tapi sayangnya tidak mempunyai seorang teman, sekali punya teman, ia justru hanya di manfaatkan saja...