BS 7- Blood and Kisses

5K 240 2
                                    

CONTENT WARNING // KISS

TRIGGER WARNING // BLOOD





Leonel pergi ke salah satu kamar tamu yang sudah 2 hari dia tidak kunjungi pasca terakhir kali  menghukum Aeryn.  Dia melangkah pelan memasuki kamar yang terasa sunyi itu. Netranya menangkap gadis bertubuh kurus yang sedang duduk termenung di pinggir ranjang sambil memandang keluar jendela melihat gelapnya langit malar di luar sana.

Leonel membawa langkahnya berjalan pelan untuk mendekati Aeryn, tetapi gadis itu lebih dulu menoleh ke arahnya. Seketika kebencian terpancar dari mata bulat Aeryn saat menyadari kedatangan Leonel. Leonel tidak menyangkal bila sikapnya terlalu kejam tapi Aeryn sendiri yang memilih caranya untuk didisiplinkan.

Aeryn kembali mengalihkan pandangannya saat Leonel telah berdiri di sampingnya

"Aku mendengar dari para maid kau menolak untuk makan, bisa kau beritahu alasan apa yang membuatmu menolak kemurahan hatiku?" Leonel bertanya dengan nada dingin seperti biasa, tetapi Aeryn hanya bungkam tidak merespon pertanyaan yang Leonel lontarkan.

Leonel menunggu beberapa saat untuk memberi kesempatan kepada Aeryn agar membuka suara. Hingga habis sudah kesabaran Leonel mengurus gadis si Lister yang seakan tidak pernah takut untuk tidak menuruti kemauan Leonel dan berlalu sesukanya. Lagi dan lagi yang dilakukan Leonel dengan segera mencengkeram kuat dagu Aeryn, memaksa gadis itu menatapnya. Dia benci tidak dihiraukan seperti itu, terlebih oleh Aeryn yang berstatus sebagai tawanannya.

"Bagaimana lagi caraku membuatmu patuh Perle? Haruskah kulakukan yang terakhir kali?" kini seulas seringai jahat terbentuk diwajah tampan Leonel.

Pupil Aeryn melebar mendengar ucapan Leonel, tiba-tiba dia menjadi takut mengingat kejadian 2 hari lalu bagaimana dirinya dilecehkan Leonel dengan penuh paksaan. Air matanya turun begitu saja melewati pipinya yang dingin dan jatuh mengenai tangan Leoel yang berada di dagunya.

Aeryn menggeleng lemah, dia benar – benar tidak ingin dipaksa seperti yang terakhir kali.

"Kau punya mulut untuk menjawabku" Leonel berkata rendah dengan penuh nada intimidasi, sembari mencengkeram dagu Aeryn lebih kuat.

"Haruskah kulakukan yang terkahir kali Perle?" Leonel mengulang pertanyaannya dengan penuh penekanan

"Tidak, kumohon jangan" Aeryn berkata lirih, suaranya seakan tercekat di tenggorokannya dan air matanya tidak berhenti berjatuhan. Dia benci terlihat lemah di hadapan pria brengsek ini, tetapi Aeryn terlalu lelah dengan semuanya.

"Bagus, jadilah gadis yang patuh. Mengerti?" Seulas senyuman tercipta dari wajah Leonel, senyum kemenangan karena dapat mengatur Aeryn sedikit lebih banyak.

Aeryn tidak menjawab dia hanya mengangguk kecil bermaksud mematuhi ucapan Leonel, tetapi lelaki itu merasa tidak puas.

"Mengerti?!" Leonel memaksa Aeryn untuk menjawabnya dengan suara

"Mengerti"

Leonel melepaskan cengkeramnnya dari pipi Aeryn, menimbulkan jejak kemerahan di pipinya yang putih.

Tidak berhenti disana Leonel melarikan ibu jarinya untuk menghapus air mata Aeryn, membuat gadis itu berjengit kaget tidak siap akan pelakuan tiba-tiba yang Leonel berikan. Leonel dengan perlakuan manis tentu membuat Aeryn merasa semakin waspada.

"Kau harus makan, aku tidak mau lagi mendengar keluhan dari para maid dengan kelakuan tidak menyenangkanmu itu. Tidak seharusnya kau membuang makanan atas kebaikan dariku, Perle" Leonel masih setia menggerakkan jarinya diatas pipi Aeryn merasakan lembutnya kulit wajah gadis itu mengenai ibu jarinya.

BLACK SAPPHIRE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang