BS 16 - Dekapan

3.3K 226 9
                                    

WARNING!!! KISS SCENE!!!

Setelah makan malam yang ditutup dengan penyambutan calon istri dari si pemimpin, semua orang sudah kembali melaksanakan pekerjaan mereka. Aeryn juga sudah kembali ke kamarnya, dengan tatapan kesal yang dilayangkan kepada Leonel sebelum dirinya beranjak dari ruang makan.

Leonel jadi harus menunda pekerjaan untuk lebih dulu menyusul Aeryn yang sepertinya tengah merajuk. Leonel yang masuk ke dalam kamar Aeryn mendapati gadis itu terduduk dipinggir ranjang dengan tangannya yang bersedekap di depan dada, jangan lupakan dengan raut kesal yang terlihat jelas karena alis Aeryn yang saling bertaut dalam.

"Kali ini kenapa?" Leonel telah berdiri tepat disamping Aeryn, dengan nada suaranya yang masih terdengar tenang. Tidak tahu juga kenapa gadis Lister itu jadi mulai berani menunjukkan sisi manja kepada Leonel.

"Bagaimana bisa kau melamar gadis dengan sangat tidak romantis seperti tadi?" Aeryn berteriak agak keras tetapi wajahnya masih enggan menoleh ke arah Leonel

Leonel ditempatnya hanya mengangkat satu alisnya, merasa tidak mengerti dimana letak kesalahannya.

"Kau hanya memberikan cincin begitu saja, tidak mencoba memasangkannya padaku atau mungkin berlutut?" Kalimat Aeryn terdengar sinis.

"Kenapa juga harus melamar saat makan malam seperti tadi, itu terlalu tidak berkesan" Aeryn berkata dengan nada lirih diakhir kalimatnya, dia baru memikirkan bagiamana orang di luar sana mendapatkan lamaran mereka dengan baik. Sedangkan dia harus terkurung di mansion para mafia dan menjadi tawanan tanpa dapat berbuat apapun, sialnya justru pemimpin kelompok itu yang melamarnya.

"Ah kau marah hanya karena lamaran" Leonel mengangguk mengerti arah pembicaraan Aeryn. Lagipula untuk apa marah karena lamarannya yang tidak proper, mereka kan menikah karena bisnis semata.

"Hanya kau bilang?" Aeryn menoleh cepat ke arah Leonel dan memberikan tatapan menusuk yang sebenarnya tidak berpengaruh sama sekali untuk Leonel

Leonel menghela nafasnya kemudian membawa tubuhnya ikut duduk di ranjang tepat di samping Aeryn yang tidak melepaskan pandangan kepadanya.

Leonel sama sekali tidak mengerti soal memperlakukan gadis dengan baik. Sehingga untuk tahu apa yang dipikirkan Aeryn, membuatnya kesulitan.

"Dengar, aku sangat tidak berpengalaman dalam hal seperti ini. Aku tidak tahu apapun tentang kemauanmu, jadi katakan apa maumu kepadaku agar aku mengerti, paham?" Leonel menatap mata Aeryn begitu dalam

Melihat mata sehitam jelaga yang menatap ke arahnya, Aeryn tiba tiba merasa gugup. Dan aneh sekali karena Aeryn jadi mengurungkan kemarahannya kepada Leonel, saat pria itu menjelaskan alasannya karena telah berlaku menyebalkan.

Aeryn tidak dapat berkata apapun selain mengangguk "Baiklah" Aeryn sudah banyak belajar untuk selalu menjawab perintah Leonel dengan suaranya.

Leonel membawa tangan Aeryn dengan cincin cantik yang terpasang dijari manisnya kedalam genggamannya "Jadi, kau mau menikah denganku?"

Aeryn tidak dapat lagi menahan rona pada pipinya saat Leonel kembali melamarnya dengan nada sehalus itu meski tetap penuh dominasi.

Aeryn mengangguk malu malu kali ini, tetapi menjawab pertanyaan Leonel dengan yakin "Ya, aku mau" ada senyuman manis yang terulas di wajah cantik Aeryn.

Aeryn seakan tersihir dengan Leonel yang penuh kelembutan seperti ini, membuatnya lupa akan dendam dan kebencian yang selalu dia coba tanamkan pada hatinya. Leonel memang terlewat sempurna dimata Aeryn, membuat gadis itu kadang sampai lupa diri akan dunia.

"Haruskah kupasangkan ulang cincinmu Perle?"

"Tidak perlu, lagi pula kita akan bertukar cincin saat hari pemberkatan"

BLACK SAPPHIRE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang