BS 8 - Insiden

3.8K 229 3
                                    


Sirin telah tiba di depan pintu berwarna putih seperti kebanyakan pintu di mansionnya, tetapi di balik pintu itu ada gadis yang sekarang menjadi tanggung jawabnya untuk dia jaga. Menghela nafas sekali, sebelum membuka pintunya kemudian memasuki kamar tamu itu pelahan, pandangannya mengedar keseluruh ruangan dan menemukan gadis yang masih tertidur di ranjangnya. Sirin memasuki ruangan perlahan karena tidak ingin membangunkan gadis itu dengan tiba tiba, dia menuju ke arah jendela dan menyibakkan tirainya agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar.

Sirin hanya tersenyum kecil mengingat bagaimana seorang tawanan bisa tertidur sepulas itu, sedangkan para penculiknya sudah melakukan pekerjaan mereka sejak 2 jam yang lalu. Saat mendekat ke arah ranjang, gadis yang tertidur itu menggeliat kecil sebelum matanya mengerjap lucu kemudian terbuka. Menguap kecil sebelum badannya terkesiap menyadari keberaaan Sirin yang tiba-tiba sudah berada di samping ranjang.

"Selamat pagi Dear, apa tidurmu nyenyak semalam?" Sirin memberikan senyum hangatnya sehangat sinar mentari yang menerobos memasuki jendela kamar tamu itu.

"Kau siapa?" Aeryn telah bangun dan mendudukan dirinya di atas ranjang, menatap bingung kepada Sirin yang baru pertama kali ditemuinya selama tinggal di mansion.

Dari penampilannya, Aeryn menebak orang ini bukan salah satu maid yang selama ini mengurusnya.

"Perkenalkan aku Sirin, aku seorang dokter" Senyuman tidak luput dari wajah Sirin saat mengenalkan diri.

"Kau salah satu teman pria itu?" Aeryn memperhatikan Sirin secara keseluruhan dari kepala hingga ujung kaki.

"Ah, maksudmu boss Leonel? Ya aku semacam temannya tapi bisa dibilang aku anak buahnya"

Ah benar Leonel, bahkan Aeryn sampai melupakan nama pria itu. Karena sesungguhnya keduanya belum pernah saling berkenalan dengan baik. Jangankan untuk berkenalan, setiap bertemu saja mereka selalu dalam keadaan yang buruk. Jika bukan Aeryn akan menangis, atau saat lelaki itu memaksa menggunakan Aeryn seperti jalang, bahkan menciumnya dengan tiba –tiba. Mengingat ciuman yang dia dapatkan tadi malam membuat pipi Aeryn tiba – tiba merona, sial sekali.

Sirin yang merasa lucu dengan tingkah Aeryn hanya tertawa kecil.

"Kau ingin mandi Dear?" Sirin membantu Aeryn keluar dari selimutnya.

Terjadi hening sesaat, ini pertama kalinya ada orang yang memperhatikannya sepanjang hidupnya. Maksudnya selama ini dia selalu di rawat para maid yang mana hanya menuruti perintahnya tanpa pernah bertanya selembut yang dilakukan Sirin. Hatinya menghangat dan merasa tersentuh, bahakan ibunya sekalipun tidak pernah melakukannya begitu karena dia selalu tinggal jauh dari orang tuanya.

"Aeryn, namaku Aeryn dan ya aku ingin mandi" Aeryn berkata dengan suaranya yang kecil, ini pertama kalinya dia pergi mandi selama ia berada disini, bahkan saat dilecehkan oleh Leonel maid hanya mengelap tubuhnya dengan air hangat karena saat itu Aeryn baru saja sembuh dari sakitnya. Dasar bajingan tidak punya hati, Aeryn selalu marah saat mengingat perlakuannya yang memaksanya itu.

"Baiklah Aeryn, aku akan memanggil maid untuk menyiapkan air hangatmu" Sirin tersenyum lagi sebelum dia pergi untuk memanggil maid di luar.

Betapa gemasnya melihat tingkah Aeryn yang terlihat polos seperti Kathrine, sekarang Sirin merasa seperti mengurus dua adik perempuan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BLACK SAPPHIRE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang