Assalamualaikum, lanjut cerita.
Pagi hari yang indah, dimana hari ini sebuah kebenaran yang pedih akan terungkap. Thorn yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah dipanggil oleh salah satu kakaknya.
Thorn, kamu akan berangkat ke sekolah sekarang? Tanya solar. Thorn menganguk, memangnya kamu tidak sarapan dulu ya, ayo kakak temani kamu untuk sarapan. Ajak solar.
Tidak perlu kak, thorn tidak mau membebani ayah dan juga ibu, pekerjaan thorn hanya membuat ibu dan ayah marah saja, mungkin jika thorn tidak membebani mereka, thorn akan disayangi oleh mereka. Jawab Thorn.
Kalau begitu, berangkatnya bareng sama kakak ya, ajak solar. Thorn hanya menggelengkan kepala nya pelan. Kakak tidak perlu menghawatirkan diriku uhuk...uhuk...uhuk....ucap thorn sambil menutupi mulutnya karena batuk.
Bagaimana tidak khawatir, lihat lah kondisi kamu batuk, muka pucat, dan seperti orang kelelahan, begini saja ayo kita kerumah sakit. Ajak solar sambil menarik tangan thorn.
Eh tunggu kamu juga demam ya. Lanjut solar. Aduh thorn kamu itu kenapa kalau sakit bilang ke kakak, kakak juga pasti anter kamu ke rumah sakit. Solar menasihati thorn dengan begitu sabar, karena dia sangat menyayangi thorn.
Dirumah sakit....
Uhuk...
Uhuk...
Uhuk....
Dokter saya sakit apa? Tanya thorn penasaran karena sakitnya tidak kunjung reda. Begini, anda telah terkena penyakit kanker otak stadium dua. Jawab dokter.
Kanker otak??
Iya anda mempunyai penyakit kanker otak karena saya lihat, dari gejala anda, dan juga sepertinya anda sangat stres. Coba anda ceritakan kepada saya, apa yang membuat anda stres. Lanjut dokter tersebut yang bernama dokter Hasan.
Sebenarnya....
Thorn menceritakan semua alur hidupnya sampai sekarang, dimulai dari selalu makan-makanan sisa, tidur yang tidak cukup, siksaan orang tuanya, hidup yang lelah semua ia ceritakan sambil menangis terisak.
Kamu adalah anak yang kuat, ceritamu sama seperti anak yang baru saja beberapa bulan belakangan ini yang sudah tiada. Setiap hari dia selalu berkunjung kesini untuk memeriksa kondisinya, hingga dia harus berlabuh pergi dari dunia ini. Ucap dokter Hasan.
Dokter apakah boleh saya merahasiakan hal ini kepada keluarga saya? Tanya thorn. Saran saya lebih baik jangan rahasiakan penyakitmu pada keluargamu, mungkin dengan mengetahui hal ini keluargamu akan menyayangimu. Saran dokter Hasan.
Pilihan thorn hanya ada dua sekarang. Memberitahu orang tuanya tentang semua kebenaranya. Atau dia tetap merahasiakan kebenaranya.
Selesainya pembicaraan thorn pun keluar dari ruangan pemeriksaan dengan raut muka yang sedih dan bimbang.
Apa kata dokter? Solar langsung bertanya ketika dia melihat wajah thorn yang begitu sedih. Dokter kata thorn hanya demam biasa, tapi...kalau demam nya tidak turun dalam tiga hari thorn harus pergi ke sini lagi kak, jawab thorn.
Syukurlah kalau begitu ayo kita pulang. Ajak solar. Thorn mengelengkan kepalanya, thorn takut kak, jika ayah dan ibu tahu bahwa thorn tidak sekolah mereka pasti akan menghukum thorn. Balas thorn
Begini saja ayo kita pergi kerumah kakek agar kau bisa beristirahat bagaimana??? Tawar solar. Baiklah kalau begitu. Ucap thorn.
Dirumah sang kakek thorn beristirahat dengan tenang baru pertama kali ini dia beristirahat dengan begitu damai dan tenang.
Sang kakek yang bernama aba itupun hanya tersenyum melihat salah satu cucunya yang tengah beristirahat seperti orang sangat kelelahan, sang kakek mengahmpori thorn dan bertanya.
Kenapa tidak berisitirahat dirumah saja? Tanya tok aba. Thorn takut tok aba, tok aba kan tahu bagaimana sifat kedua orang tua thorn. Jawab thorn.
Apa yang telah kau perbuat Amato sehingga anak mu sendiri takut kepada perilaku kau. Batin tok aba.
Satu bulan kemudian....
Di meja makan, para elementel, ayah dan ibu berkumpul untuk makan malam. Semua nya hadir terkecuali thorn yang hanya memandang jauh ketika mereka semua makan.
Solar kemana uang yang ibu berikan kepada kamu?? Tanya ibu, uang yang mana bu, balas thorn. Uang yang ibu berikan sekitar satu bulan kemarin. Ucap ibu sambil memakan makanan nya.
Maafkan kakak ya thorn, kakak tidak bisa berbohong kepada ibu dan ayah. Batin solar. M-maafkan solar ya Bu, uang yang ibu berikan kepada solar, solar gunakan untuk berobat thorn kerumah sakit saat itu. Balas solar.
Mendengar hal itu ibu langsung berdiri dari meja makan dan langsung pergi ke kamar thorn yang berada di gudang.
Hiks...hiks...maafkan thorn Bu, sakit rasanya. Terdengar suara thorn yang kesakitan. Para elementel dan ayah pun menghampiri ibu dan thorn.
Ibu berhenti. Teriak gempa. Gempa jangan buat ibu untuk berhenti memberikan hukuman kepada anak sialan ini, hidupnya ini hanya membuat semua orang dirumah ini kesusahan saja. Balas ibu sambil memegang tangan thorn dengan kasar.
Sakit Bu....tolong lepaskan....pinta thorn. Oh jadi kamu sakit ya, ucap ayah. Kami juga sakit terus saja melihatmu di rumah ini lebih baik kamu mati malam ini, karena kamu itu anak yang tidak berguna tahu. Lanjut ayah.
Ibu, diam disini ayah akan bawakan sesuatu untuk anak pungut ini. Sahut ayah sambil berjalan ke gudang atau lebih tepat gudang yang dijadikan kamar thorn.
Terlihat sebuah cambuk ditangan ayah. Hei!!! Lihat ini anak pungut, coba kau tebak untuk apa aku mengeluarkan cambuk ini? Tanya ayah.
Ayah apa yang akan ayah lakukan berhenti yah. Sahut Taufan. Stttt diamlah anak ku, ini akan membuat dia jera. Balas ayah.
Rasakan ini!!!!
Sakit yah, berhenti sakit!!!! Pinta thorn. Para elementel yang lain tidak bisa melakukan apa pun, mereka tidak berani untuk berkata-kata.
Sedangkan ibu, ibu hanya menatap puas pada thorn. Entah dia seorang ibu ataukah dia adalah iblis yang begitu kejam.
Tak tahan lagi...
Berhenti cukup!!! Sudah cukup. Aku sudah lelah dengan perilaku kalian kepada ku, jika kalian ada di posisi ku sekarang ini apakah kalian akan tahan. Sakit rasanya bertahun-tahun menanggung kepedihan ini.
Dan kalian, kalian adalah kakak-kakak ku bukan??? Kalau kalian memang kakak-kakak ku kenapa kalian tidak membela diriku.
Apakah diantara kalian semua pernah melihat salah satu kesedihan di balik senyuman ku ini??? Sakit rasanya sakit...
Aku ingin disayangi, bukan hanya aku yang menyayangi kalian terus, tapi...aku juga ingin kalian menyayangiku.
Seperti keinginan mu ayah, aku akan pergi malam ini, itu kan yang ayah dan ibu ingin kan, akan aku kabulkan dengan aku pergi dari sini.
Dalam tubuh begitu banyak luka thorn pergi meninggalkan rumah, sedangkan ibu dan ayah hanya diam mencerna semua kata-kata thorn.
Mereka pikir anak yang selama ini mereka siksa tidak menyayangi mereka, akan tetapi...ternyata thorn dia menyayangi mereka dengan tulus hatinya.
Sampai sini dahulu oke, pengumuman sebentar ni, kemungkinan untuk chapter selanjutnya itu chapter terakhir ya🙂, dikarenakan author bikin ceritanya cerita pendek. Hehehe maaf kalau bikin kecewa😥
Jangan lupa baca juga cerita lain aku.
Sekian dari ku wassalamu'alaikum😐
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Senyumanku
Teen FictionHidup tanpa orang yang menyayangimu, mencintaumu sangatlah pedih bukan??? Hidup dipenuhi dengan rasa takut, haus akan kasih sayang, itulah hidupku. Dibalik senyumku ini yang terlihat tulus, apakah kalian juga melihat penderitaan ku juga? Aku butuh k...