Malam harinya di meja makan.
Bu, gempa sudah selesai makan, gempa lanjut mengerjakan pr ya, sahut gempa.
Iya, belajar yang rajin ya. Balas ibu.
Kami juga ya Bu, ucap elementel yang lain.
Iya, ibu tersenyum pada mereka, tak lama kemudian datang thorn.
Bu, apakah aku boleh makan? Tanya thorn. Tidak ada jatah makan untuk kamu, mulai sekarang kamu akan tidur di gudang sana, dan jangan harap kalau kamu akan tidur nyenyak malam ini dengar itu, bentak ibu.
Baik Bu....thorn hanya mengalah bagaimanapun itu adalah ibunya.
Di gudang, hiks...hiks... Ya Allah apa salah thorn sampai-sampai thorn tidak disayangi oleh orang tua thorn sendiri, batin thorn.
Gudang ini akan menjadi tempat tinggalku sekarang, mungkin saja di gudang ini ada sisa makanan yang bisa aku makan batin thorn.
Mencari kesana-kemari hanya demi makanan hingga waktu tak terasa.
Ya Allah di gudang ini tidak ada yang namanya makanan, thorn harus bagaimana??? Ucap thorn.
Akhirnya thorn memutuskan pergi ke dapur untuk melihat apakah ada sisa makanan.
Hmmm, disini juga tidak ada sisa makanan, apa mungkin ada di tong sampah ya. Keluh thorn.
Memeriksa kesemua tong samaph yang ada dirumah, tapi tidak ada sedikitpun yang namanya makanan sisa dan sekarang hanya satu tempat sampah yang tersisa yaitu tempat sampah di luar rumah.
Alhamdulillah ya Allah, disini masih ada sisa makanan, walupun sedikit tidak apa-apa. Batin thorn.
Makan dengan lahap itulah yang dilakukan thorn, walaupun makanan sisa dia tetap bersyukur atas semua karunia yang ia telah terima.
Keesokan harinya. Seperti biasa dia harus berjalan kaki ke sekolah, mengantarkan pos, membersihkan lingkungan sekolah.
Di perjalanan pulang langkah thorn terhenti.
Hei, kamu tidak apa-apa? Tanya thorn pada seorang perempuan yang sedang menangis.
Aku tidak apa-apa kok hanya saja aku habis di bully oleh teman-teman ku. Jawab perempuan tersebut.
Oh, kalau begitu kamu jangan bersedih lagi ya, ayo kita pergi ke taman sana, emmm thorn belikan gulali manis untuk mu. Balas thorn.
Benarkah??? Tanya perempuan itu. Thorn menganguk.
Di taman...
Kamu tunggu disini ya, thorn akan membeli dulu gulali nya oke. Sahut thorn.
Tidak, Yaya juga mau ikut ya. Ucap perempuan yang bernama Yaya.
Baiklah ayo. Balas thorn.
Saat membeli gulali....
Paman tolong dua gulali ya. Sahut thorn.
Baiklah, tunggu sebentar ya, oh ya nak kamu membeli dua gulali untuk siapa?? Tanya penjual gulali pada thorn.
Loh, paman tidak tahu ya, gulali itu satu untuk ku dan satu lagi untuk sahabat baru ku ini, dia cantikan paman. Jawab thorn.
Penjual gulali itu kebingungan, karena yang dia lihat hanyalah thorn seorang. Iya dia memang cantik, balas penjual gulali pada thorn.
Ayo Yaya kita duduk disana, ajak thorn pada Yaya. Yaya menganguk.
Oh ya yaya dimana kamu tinggal? Tanya thorn. Aku tinggal di dekat TPU pulau rintis. Jawab Yaya.
Tapi setahuku disana tidak ada rumah, ataukah aku memang yang tidak tahu. Balas thorn.
Setelah berbincang dengan Yaya, thorn pun memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
Assalamualaikum....salam thorn.
Tidak ada jawaban hanya saja.
Dari mana saja kamu hah!!! Lihat banyak pekerjaan yang belum kau kerjakan, pakaian kakak-kakak mu belum kau cuci lalu kau juga belum mencuci piring-piring yang sudah digunakan kakak mu, bentak ibu.
M-maafkan thorn Bu, tadi Thorn... "Thorn"
Tadi kamu jajan dulu kan hah, terus main di taman sana iyakan? Tanya ibu.
Untuk hukuman itu, kamu tidur diluar dan tidak akan jatah makan untukmu sampai lusa nanti. Bentak ibu.
Sampai sini dulu, maaf agak pendek ya wassalamu'alaikum 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Senyumanku
Teen FictionHidup tanpa orang yang menyayangimu, mencintaumu sangatlah pedih bukan??? Hidup dipenuhi dengan rasa takut, haus akan kasih sayang, itulah hidupku. Dibalik senyumku ini yang terlihat tulus, apakah kalian juga melihat penderitaan ku juga? Aku butuh k...