Assalamualaikum welcome readers, sebelum baca mungkin ada beberapa yang mau author bilangin kalau chapter ini mungkin bukan chapter terakhir, setelah dipikir-pikir kembali dan mendapatkan pendapat dari @salsa_chika_anatasya maaf kalau salah nulisnya.
Hatiku jadi tergeser nih untuk panjangin ceritanya😁, dia juga kasih aku ide, terimakasih atas idenya ya, bisa ku bilang memang bagus idenya tapi agak aku revisi idenya, dikarenakan aku mau nanti latar akhir cerita ini adalah yang aku udah siapkan sebelumnya. Ok happy reading....Perkataan thorn membuat keenam hati kakak-kakaknya begitu terguncang dashyat, sedangkan kedua orang tua thorn hanya diam ditempat, entah mereka menyesal atau tidak tapi...terlihat di raut wajah mereka, mereka begitu sangat marah kepada thorn.
Cikh...
Anak pungut itu berani melawan ya, sahut ayah, ayah pun pergi berlari keluar dengan membawa cambuknya, di luar ada hujan dashyat menerpa pulau rintis yang harus membuat langkah duri untuk berteduh di sebuah pohon.
Menangis dengan kencang di bawah hujan, berhenti menangis duri lanjutkan sisa hidupmu, kata yang tepat untuk thorn sekarang, tapi akan kah untuk thorn bisa melanjutkan hidupnya. Jika sekarang ada yang akan membawakan kembali siksaan untuk nya?
Ayahnya sendiri sekarang sedang berlari dalam hujan yang begitu dashyat dengan membawa sebuah cambuk yang ia gunakan tadi untuk menyiksanya habis-habisan.
Takut, bergemetaran entah kenapa tubuh ini sudah tak sanggup menghadapi semua itu. Hiks...hiks...ya Allah jika thorn harus mati sekarang pun thorn rela, mau itu thorn mati karena penyakit thorn ataupun dengan cara yang lain, semoga saja kematian thorn akan menjadi lebih cepat, thorn sudah lelah mendapatkan perilaku ayah dan ibu kepada thorn. Batin thorn.
Hei kau!!! Teriak ayah dari jauh. Andai kau berlari thorn tapi apa yang kau lakukan kau tetap berdiri diam ditempat. Hei anak pungut!!! Ayo cepat kembali kerumah, apa menurutmu kau dalam kondisi yang sehat seperti ini karena siapa hah!!! Bentak ayah.
Ayo cepat sekarang pulang dan kau harus melanjutkan hukuman mu, tangan besar ayah menarik tangan thorn dengan keras, sehingga membuat thorn kesakitan.
Sakit ayah sakit...hiks...lepaskan tangan thorn, sakit yah...ringis thorn. Begitu banyak rumah yang dilewati dan begitu banyak orang yang melihat perlakuan Amato kepada anaknya membuat keluarga Amato itu menjadi perbincangan panas di pulau Rintis hingga terdengar sampai ke rumah sang kakek tok aba.
Mendengar keluarganya di perbincangkan oleh warga pulau rintis tok aba tak tinggal diam ia pun memutuskan untuk berkunjung ke rumah anaknya itu yang bernama Amato.
Dirumah Amato...
"Amato, begini Abah ingin membicarakan sesuatu" sahut tok aba. Memangnya abah ingin membicarakan tentang hal apa? Tanya Amato sambil meminum secangkir kopi.
Begini ini semua tentang thorn, apa yang kamu telah perbuat kepada dia itu sangatlah tidak baik, warga pulau rintis mereka membicarakan kamu dimana-mana apakah kamu tidak malu? Tanya tok aba. Dengar ini ya Abah, saya ini bertindak betul kepada anak pungut itu, sudah bagus saya kasih makan dan saya bolehkan tinggal disini. Jawab Amato dengan nada suara yang begitu kasar.
Mendengar perkataan anak nya yang begitu kasar tentang angkanya apalagi sampai menyebut nya anak pungut tok aba pun akhirnya membuka suaranya.
Beginilah kalau kau memang tidak menginginkan untuk mengurus thorn biarkan Abah untuk mengurusnya. Sahut tok aba, dengar ya Abah thorn itu adalah anak saya, jadi terserah saya bagaimana cara memperlakukan dia. Sudah bagus saya tidak menjadikan dia pel lantai disini. Bentak Amato.
Sudahlah lebih baik Abah pulang sekarang. Usir amato kepada tok aba. Abah tak akan pergi dari sini sebelum thorn pergi dengan Abah, paksa tok aba.
Entah apa yang Tuhan taksiran kepadamu thorn, ketika akan ada orang yang membela dirimu, orang itu harus segera pergi dari Dunya ini.
Hei dengar ya kakek-kakek sialan kakek-kakek pikun pergi dari rumahku, aku ini tidak mengenalmu cepat pergi dari b***
Mendengar perkataan buruk anaknya kepada dirinya tok aba langsung memegangi dadanya dan terjatuh kelantai.
Amato yang melihat keadaan ayahnya yang terkapar hanya mengatakan alah paling drama nya saja.
Anak durhaka gelar yang tempat untuk Amato, entah dia ini benar manusia atau apa sungguh hatinya begitu kejam kepada orang lain.
Thorn yang baru saja keluar dari kamarnya setelah mengerjakan semua pekerjaan nya dirumah itu sangat terkejut, ketika dia melihat tubuh sang kakek yang tergeletak dilantai.
Tok aba!!!! Teriak thorn. Isak tangis menyelimuti thorn sekarang, sang kakek telah berpulang, tapi entah kapan juga dia akan menyusul pergi untuk pulang selamanya dan untuk tidur selamanya.
Mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan, menguburkan itu semua dilakukan oleh thorn. Kemana Amato yang seharusnya dia juga ikut menyolatkan ayahnya, seharusnya dia datang tapi lihatlah batang hidungnya pun tidak terlihat saat jenazah tok aba akan dikuburkan.
Sekali lagi Amato menjadi perbincangan orang ramai, banyak orang yang mengecewakan dengan perilaku amati dan banyak orang juga yang begitu memuji thorn atas tindakan nya.
Setelah empat puluh hari kematian tok aba....
Anak sialan kemari!!! Teriak ibu dari dalam kamarnya. Thorn pun bergegas menuju kamar ibu nya karena merasa terpanggil dengan nama anak sialan itu.
Iya Bu, apakah ibu membutuhkan sesuatu? Tanya thorn. Yah ayo cepat pijit kaki ku dengan benar. Titah ibunya.
Ketika thorn memikat ibunya, teringat di kepalanya, bahwa syurga itu ada di telapak kaki ibu, barang siapa yang memulyakan ibunya insya Allah dia akan mendapatkan syurga nya Allah.
Ibu memijat kakimu saja sudah terbayang oleh ku syurga nya Allah, Bu..aku harap ibu menyayangiku dengan setulus hati agar kita bisa masuk syurga bersama-sama. Batin thorn.
Sampai sini dulu, oh ini hasil dari perpanjangan nya sementara ini. Wassalamualaikum🍊

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Senyumanku
Novela JuvenilHidup tanpa orang yang menyayangimu, mencintaumu sangatlah pedih bukan??? Hidup dipenuhi dengan rasa takut, haus akan kasih sayang, itulah hidupku. Dibalik senyumku ini yang terlihat tulus, apakah kalian juga melihat penderitaan ku juga? Aku butuh k...