"bang, gue mau nanya deh"
Jeno menengok ke arah Giselle, menunggu adiknya tersebut melanjutkan ucapannya. Mereka masih duduk berdua di taman rumah sakit sambil memakan nasi goreng kesukaan mereka yang sudah dipesan sebelumnya.
"jadi.. lo sama Chaemin gimana?"
Jeno menghela napas panjang, "setelah kejadian itu Chaemin banyak dibully anak anak kampus" Giselle kaget mendengarnya.
"sebenernya gue kasian sama dia, tapi ya salah dia juga sih ngapain harus ngelakuin sesuatu tanpa pikir panjang. Kalo dari awal udah ada niatan buruk mah rasain sendiri akibatnya" ucap Jeno.
"gue pengen ketemu Chaemin"
"ngapain anjir? mau baku hantam?"
"apaan sih bang, ya engga lah. Gue mau ngomong secara baik-baik aja, karena kan terakhir ketemu hubungan kita jadi ngga baik"
"lo masih mau maafin dia jel?"
"gue pasti maafin dia"
"yaudah itu kita bahas nanti, abisin dulu nasi gorengnya" Giselle pun menurut dan melanjutkan aktivitas makannya.
Sedangkan di sisi lain, Hyera memilih untuk menonton kartun kesukaannya ditemani oleh Taeyong.
"lo suka spongebob ya?"
"suka banget! walaupun episodenya diulang terus tapi ngga ngebosenin" jawab Hyera.
Taeyong tertawa pelan, "lucu lo kaya anak kecil"
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Muncullah seseorang yang muncul setelah pintu terbuka.
"ayah?"
"Rara.." ayah Hyera pun masuk disusul oleh mamanya di belakang.
"mama! Rara kangen" Taeyong berdiri untuk memberikan salam kepada kedua orang tua Hyera.
"kalau begitu saya permisi"
"eh mau kemana? disini aja nak" tahan mama Hyera.
"takutnya saya ganggu tante"
"ah engga, udah disini aja. Makasih ya udah jagain Rara"
"oh.. jadi panggilannya Rara" batin Taeyong.
"sama sama tante" jawabnya.
"sayang, ini mama sama ayah bawain cemilan kesukaan kamu" mama Hyera pun membuka kotak makan yang ia bawa.
"maaf mah, tapi aku udah kenyang"
"loh kamu udah makan? tapi kok makanannya masih utuh?" Hyera melirik kotak nasi rumah sakit miliknya yang masih utuh.
"tadi.. aku makan bareng kak Taeyong"
"iya tante, tadi saya pesen makan diluar. Maaf kalo lancang, tapi Hyera kayanya bosen makan makanan dari rumah sakit yang hambar, jadi saya beliin nasi padang deh"
Mama dan ayah Hyera tersenyum mendengar penjelasan Taeyong, "terima kasih ya nak, kamu sudah perhatian kepada Rara" ucap papa Hyera sambil menepuk pundak Taeyong.
"ngomong-ngomong dimana Giselle?"
Tak lama kemudian Giselle dan Jeno kembali ke kamar.
"eh ada om sama tante"
"halo sel, kamu dari mana?" tanya mama Giselle.
"jalan jalan nyari udara seger diluar tante"
Jeno pun memberi salam sebelum membantu Giselle naik ke atas ranjang.
"ayo mah, sebentar lagi ayah ada meeting" ajak ayah Hyera.
"oh iya yah, kita pamit dulu. Sayang, mama sama ayah pamit dulu ya. Besok kita mampir lagi. Kamu mau dibawain apa?"
Hyera menggeleng pelan, "engga mah, mama sama ayah nengokin aku aja udah bikin aku seneng" mereka pun berpelukan.
"Giselle cepet sembuh ya. Taeyong, tante titip Rara ya. Jeno, tante pamit dulu. Mari semuanya"
"hati-hati om, tante"
"kok nyokap bokap lo cepet banget ra? gue kira bakalan nginep disini" ucap Jeno.
"mana mungkin. Mereka selalu sibuk sama urusan kerjaan" jawab Hyera ketus.
Hyera adalah anak tunggal. Ayahnya adalah seorang kontraktor dan mamanya seorang desainer sukses yang mempunyai butik di beberapa cabang serta sering mengikuti perlombaan fashion show. Sejak kecil, ia selalu dirawat oleh baby sitter karena orang tuanya berangkat kerja di pagi hari sebelum ia bangun dan kembali ke rumah setelah ia tertidur. Sejak lulus SD makannya mulai tidak teratur karena baby sitternya sudah mengundurkan diri, terlebih lagi Hyera sudah beranjak remaja. Mulai saat itulah ia tidak teratur soal makan, terkena penyakit asam lambung, dan sering pingsan ketika terlalu capek. Hyera juga sering tidur di rumah sendirian karena ayahnya ke luar kota dan mamanya mengurus cabang butik lainnya di luar kota.
Namun, walaupun begitu orang tua Hyera sebenarnya sangat menyayangi anaknya tersebut. Mereka rela membanting tulang demi memenuhi kebutuhan anaknya.
Mengetahui situasi tiba-tiba terasa canggung, Taeyong pun memecah keheningan.
"eh gimana kalo kita main?"
"main apa bang?" tanya Giselle.
"waktu itu kayanya Dery pernah ninggalin uno stacko deh disini"
"oh iya! coba cek di laci"
Taeyong membuka laci yang berada di bawah televisi, "ketemu! ayo main. Jen, susun uno-nya"
"kok gue anjir? barengan dong!"
"ngegas mulu lo, cepetan"
"untung abang gue"
"kalo bukan emang mau ngapain?"
"GUE BAKAR"
*Bugh*
Satu lemparan bantal tepat mengenai wajah Jeno, ia pun membalas Taeyong dengan melempar kardus uno yang berukuran sedang. Tak sampai disitu, Taeyong kembali membalas dengan membungkus kepala Jeno menggunakan plastik kresek bekas nasi padang. Sedangkan Giselle dan Hyera terbahak-bahak melihat tingkah Jeno dan Taeyong yang tidak pernah akur.
♡ ------------ ♡
haii! maaf ya kalo updatenya terlalu pendek. Tapi aku usahain chapter selanjutnya lebih panjang daripada ini hihi ✌🏼
jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOO Siblings (Completed)
FanfictionGiselle menarik tangan Jeno untuk dirangkul, "Jeno adalah saudara kembar gue" sontak semua penonton terkejut mendengarnya. "sedangkan kak Hendery dan kak Yangyang adalah abang kandung gue. Emang salah gue pelukan sama abang sendiri?" lanjutnya denga...