Giselle mendapat jadwal terapi 5 hari sekali untuk masa penyembuhan yang cepat. Setelah kejadian sebelumnya, Giselle menjadi lebih sabar dan gigih berkat keluarga dan teman dekatnya yang selalu memberi semangat.
Walaupun ia dan Hyera sudah diperbolehkan pulang ke rumah, namun mereka harus rutin check up dan terapi secara teratur di rumah sakit. Sebulan.. dua bulan.. hingga bulan ketiga, Giselle sudah bisa berjalan perlahan walau masih berpincang pincang. Hyera pun sudah bisa meluruskan tangannya walau secara perlahan, namun belum bisa digerakkan dengan leluasa dan mengangkat beban yang terlalu berat.
"Jijel.. udah siap belum? yuk kita ke rumah sakit, ini hari terakhir kamu check up loh" mama pun masuk ke kamar Giselle setelah sebelumnya mengetuk pintu terlebih dahulu.
"udah kok mah, yuk berangkat sekarang" Giselle meletakkan sisirnya, lalu berdiri perlahan menggunakan tongkat.
Mama menuntun Giselle untuk turun ke bawah.
"abang, ayo berangkat" ucap mama kepada Taeyong yang sedang bermain ponsel di sofa ruang tamu.
"udah siap? yuk!"
"loh bang Taeyong yang nganter?" tanya Giselle.
"iya sayang, papa ada meeting dadakan hari ini" Giselle hanya menganggukan kepalanya.
"hati-hati abang, adik, dan mamaku tercinta" ucap Hendery yang muncul dari dapur.
Hari itu adalah hari minggu, karena itulah semua anggota keluarga berada di rumah.
"sebenernya gue mau ikut, tapi ngga dibolehin mama"
"iya udah kamu di rumah aja sama Dery sama Yangyang, kalo kebanyakan yang ikut nanti keramean. Udah ah kita berangkat dulu ya takut macet, dadah anak-anak gantengnya mama"
"gue yang paling ganteng" celetuk Jeno saat mama, Giselle, dan Taeyong sudah pergi.
"gue lah! kan gue yang lebih tua" ucap Hendery yang tidak mau kalah.
"apa hubungannya? Nih ya gue kasih tau, biasanya anak-anak yang lahir lebih dulu tuh anak dalam masa percobaan. Nah, mama sama papa dulu percobaannya tiga kali, keluarlah bang Taeyong, lo, sama bang Yangyang. Terus pas udah jago, mereka bikin anak lagi, jadilah bibit unggul yaitu Jijel sama gue yang paling cakep"
"heh bocah tengil! teori darimana tuh?"
"teori gue sendiri lah, kan udah terbukti tokcerrr akhirnya papa jago bikin anak dua sekaligus dalam satu rahim"
"pengen banget gue mukul wajah lo"
"apaan sih ribut mulu kerjaannya tiap hari" ucap Yangyang yang baru saja keluar dari kamar.
"mau kemana lo? rapi banget" tanya Hendery.
"lo pake parfum apa sih bang? kok bau melati?" tanya Jeno.
"kan dia beli parfum refill sepuluh ribuan depan komplek" celetuk Hendery.
"astaga.. udah dikasih kartu kredit sama papa masih aja beli parfum refill? bau melati lagi"
"stop! gue ngga menerima komen apapun, udah gih yang akur beres beres rumahnya. Gue mau ngedate" ucap Yangyang sambil mengikat tali sepatunya.
"jiakh gayaan ngedate, sama Mayang?"
"Mayang siapa anjrit??? jangan bikin gue emosi ya lo! gue lempar sepatu tau rasa"
Hendery dan Jeno tertawa puas setelah menggoda Yangyang.
"udah ah gue pergi, makin bete di rumah sama kalian" Yangyang menyambar kunci motornya, lalu segera keluar dari rumah.
"lah? ngambek dia. Jen, cuci piring ya" ucap Hendery sambil membanting tubuhnya di atas sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOO Siblings (Completed)
Fiksi PenggemarGiselle menarik tangan Jeno untuk dirangkul, "Jeno adalah saudara kembar gue" sontak semua penonton terkejut mendengarnya. "sedangkan kak Hendery dan kak Yangyang adalah abang kandung gue. Emang salah gue pelukan sama abang sendiri?" lanjutnya denga...