Sehari setelah pemakaman mamanya, Giselle masih enggan membuka suara. Ia terlihat murung dan tidak nafsu untuk makan. Walaupun Hyera juga sudah mebujuknya, namun hanya sesuap dua suap nasi yang masuk ke dalam perutnya.
"sel.. udah malem, makan yuk" ajak Hyera dengan perlahan.
Orang tua Hyera memang menyuruhnya untuk menginap beberapa hari di rumah Giselle untuk menemani sahabatnya itu, ia pun dengan senang hati menuruti. Bahkan ia memang sudah berniat.
"ra, gue kangen mama" mendengar ucapan Giselle, Hyera langsung menarik tubuh sahabatnya ke dalam pelukan.
"besok gue temenin ke makam ya" Giselle hanya mengangguk.
Tiba-tiba terdengar suara bel rumah.
"siapa yang dateng kesini malem-malem" gumam Hyera.
Tak selang berapa lama, seseorang mengetuk kamar Giselle.
"suruh masuk aja" ucap Giselle pelan kepada Hyera.
"masuk!" seru Hyera dari dalam kamar.
Muncullah Karina dan Winter dari balik pintu sambil membawa koper masing-masing.
"GISELLE!!!" mereka berhambur ke pelukan Giselle sambil meneteskan air mata.
"lo kok pucet gini sih, lesu banget lagi. Lo sakit?" tanya Winter sambil menangkup pipi Giselle, sedangkan yang ditanya hanya menggeleng pelan.
"ra, Giselle kenapa?" tanya Karina pada Hyera.
"eh iya ya ampun sorry gue sampe lupa nyapa. Hai Hyera! gue Winter sahabatnya Giselle, waktu itu kita belum sempet kenalan secara resmi kan" mereka pun berjabat tangan.
Hyera pun menjelaskan pada Karina dan Winter, "dia seharian belum makan rin"
"astaga, sel ayo dong makan" bujuk Karina.
Giselle menggeleng, "gue ngga laper"
"Giselle my love, dengerin gue. Dari pagi perut lo tuh kosong, kita ngga mau lo sampe sakit, emangnya lo ngga sayang sama diri lo sendiri?" ucap Winter.
"gue pengen ketemu mama"
"iya, gue kan udah janji bakal temenin lo ke makam besok" timpal Hyera.
"kalo gitu kita ikut! nah, lo kan mau ketemu sama mama lo, sekarang lo makan dulu ya biar besok badannya fit, jadi ngga lemes deh pas ketemu tante. Kita janji, kita bakalan temenin lo. Liat deh, gue sama Karina udah bawa koper nih mau nginep disini juga nemenin lo sama Hyera" ucap Winter panjang lebar.
Giselle tersenyum tipis, "makasih ya, kalian selalu ada disaat gue lagi seneng maupun susah. Gue seneng banget punya sahabat kaya kalian" mereka pun memeluk Giselle dengan erat.
"oh iya! kita bawa martabak loh, yang satu manis, yang satu asin. Mana win?" Winter pun meletakkan bungkusan plastik di atas meja nakas.
"gue ambilin piring dulu di dapur, kalian beres-beres gih, sekalian ganti baju" ucap Hyera sebelum keluar kamar.
Di dapur, Hyera bertemu Taeyong yang sedang duduk di ruang makan sambil melamun dan memegang gelas berisi air putih.
"kak?" Taeyong terlonjak saat mendengar seseorang memanggilnya.
"eh, ra. Cari apa?"
"ini mau ambil piring, Winter sama Karina bawa martabak. Kakak mau?"
Taeyong menggeleng, "engga deh, makasih"
Hyera menarik kursi di samping Taeyong, "kakak kenapa murung gitu? ada yang lagi dipikirin?"
"aku masih belum siap ditinggal mama" ucap Taeyong sambil menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOO Siblings (Completed)
Fiksi PenggemarGiselle menarik tangan Jeno untuk dirangkul, "Jeno adalah saudara kembar gue" sontak semua penonton terkejut mendengarnya. "sedangkan kak Hendery dan kak Yangyang adalah abang kandung gue. Emang salah gue pelukan sama abang sendiri?" lanjutnya denga...