Therapy

766 92 0
                                    

Hari berikutnya adalah jadwal Giselle untuk terapi berjalan.

"selamat pagi Giselle"

"selamat pagi dok"

"hari ini kita terapi outdoor ya, akan ada dokter terapi yang akan membantu kamu nanti"

"loh dokternya ganti?" tanya Jeno.

"bukan begitu. Untuk terapi nanti saya pilihkan dokter yang lebih profesional dalam terapi karena saya hanya dokter ahli tulang saja"

"oh gitu, baik dok"

"dokter, bagaimana dengan Hyera?" tanya Taeyong.

Ya, semalam Jeno dan Taeyong menginap di rumah sakit untuk menemani Giselle dan Hyera karena keesokan harinya adalah hari libur.

"nah untuk pasien Hyera nanti sore akan ada rontgen kembali untuk melihat perkembangannya setelah selama seminggu saya berikan obat dan vitamin yang bagus untuk kesehatan tulang" Taeyong mengangguk paham mendengar penjelasan dokter tersebut.

"kalau begitu saya permisi"

"terima kasih dok"

Tiba saatnya Giselle harus terapi berjalan di sebuah taman outdoor yang memang disediakan khusus untuk pasien terapi. Sesampainya di sana, Giselle tidak melihat banyak hal menarik, hanya ada jalan setapak berbatu, jalanan yang dilapisi karpet karet dengan pegangan besi di samping kanan dan kirinya.

"baiklah, Giselle. Sekarang turun dari kursi roda perlahan dan berdiri, saya bantu" dokter dengan panggilan dokter Hwang itu membantu Giselle untuk berdiri.

Tadinya Giselle kesusahan karena tidak kuat memopang tubuhnya untuk berdiri, namun dokter menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Jeno yang melihat pun sedikit khawatir dengan kembarannya itu.

"sekarang kamu berdiri, pegang besi ini di kanan dan kiri" Giselle menuruti kata dokter.

Dengan tenaga yang ada, tangan kanan dan kiri Giselle mencengkram pegangan di sampingnya. Tidak sampai lima menit, Giselle terjatuh karena tangannya bergetar tidak kuat terlalu lama berdiri.

"awh"

"Giselle!" Jeno beranjak membantu, namun ditahan oleh dokter.

"tidak apa-apa, coba untuk berdiri sambil pegangan" kembali Giselle menuruti kata dokter tersebut, ia merembet ke tiang pegangan sambil mengangkat tubuhnya perlahan.

Jatuh, bangun, jatuh, bangun lagi. Itulah yang Giselle lakukan.

Sementara di ruang perawatan, Hyera meminta Taeyong untuk mengantarnya ke ruang terapi karena ia ingin melihat Giselle. Taeyong pun mengambilkan kursi roda untuk Hyera, walaupun gadis itu sudah menolak namun Taeyong tetap memaksanya duduk di kursi roda.

Sesampainya di ruang terapi, Hyera dan Taeyong terkejut melihat Giselle yang menangis sambil memberontak.

"Jijel!?" Taeyong segera menghampiri Jeno untuk membantu menenangkan Giselle.

"nggak! lepasiiin!! aku benci semuanya, aku benci diriku sendiri, aku benciiii!!!" Hyera yang melihat hanya bisa menahan tangis sambil menutup mulutnya.

"jen, ini ada apa? kenapa Jijel kaya gini? dokternya mana?"

Dokter pun tiba tiba datang membawa sekotak obat-obatan.

"permisi, boleh saya minta tolong untuk memegangi pasien Giselle supaya tidak berontak? saya akan menyuntikkan bius"

"hah? bius?"

"udah bang, turutin aja. Nanti gue ceritain semuanya" ucap Jeno lalu memegang erat tangan Giselle, sedangkan Taeyong memegangi tangan sebelahnya.

Tidak butuh waktu lama, Giselle semakin lemas dan tertidur setelah disuntik.

"reaksinya tidak akan terlalu lama, setelah satu jam kedepan pasien akan terbangun. Sekarang pasien boleh dibawa ke ruang rawat kembali, saya permisi"

*Flashback on

Beberapa kali Giselle mencoba untuk berdiri dan beberapa kali juga ia terjatuh. Sudah hampir satu jam Giselle berusaha berdiri dan berjalan secara perlahan, namun akhirnya jatuh juga.

Giselle pun menangis, "gue capek.. gue hiks gue capek jen"

"jel, ayo lo pasti bisa! lo hebat" ucap Jeno menyemangati.

Giselle menggeleng, "ngga, gue ngga kuat. Gue capek jen, gue akan selamanya lumpuh!"

"Jijel! stop ngomong kaya gitu, lo pasti sembuh"

"AAAAAAAA!!!!" Giselle tiba-tiba teriak frustasi sambil menarik narik rambutnya.

Dokter dan Jeno segera menahan Giselle yang semakin agresif. Giselle pun dipindahkan ke sofa yang tersedia.

Setelah dipindahkan pun Giselle masih tetap menangis sambil memukuli kakinya yang lumpuh, hingga Taeyong dan Hyera pun datang melihat hal itu.

*Flashback off

Jeno menceritakan semuanya pada Taeyong dan Hyera.

"astaga Jijel.." Taeyong mengacak rambutnya frustasi, ia sedih sekaligus khawatir dengan adik bungsunya.

***

"Taeyong, gimana keadaan adik kamu?" tanya mamanya saat baru saja datang bersama sang suami.

Setelah kejadian Giselle yang mengamuk, Taeyong langsung menghubungi orang tuanya.

"kenapa bisa begini?" tanya papa.

"kayanya Jijel stress sama keadaannya sekarang pah, tadi pas terapi dia bolak balik jatuh"

"astaga jel.."

"yaudah, kalian jagain Jijel dulu. Mama sama papa mau nemuin dokter, kalo ada apa-apa langsung kabarin ya"

"iya mah"

Setelah orang tua mereka keluar dari kamar, Hyera mendekati Giselle dan menggenggam tangannya.

"sel, gue tau lo kuat. Ayo bangkit, gue pengen lo cepet sembuh dan kembali ceria kaya biasanya. Kalo kita udah sembuh nanti, kita ke taman bermain ya? kita lari-larian di pantai, naik wahana yang lo suka, makan banyak makanan enak, gue traktir deh!"

Jeno dan Taeyong hanya mendengarkan ucapan Hyera dan menatap sendu. Tiba-tiba mata Giselle terbuka perlahan. Seseorang yang pertama ia lihat adalah Hyera. Melihat dirinya ditatap oleh Giselle, Hyera tersenyum manis. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Giselle langsung memeluk Hyera dengan erat. Samar terdengar suara isakan tangis, ya itu adalah suara Giselle yang sedang menangis dalam pelukan Hyera.

Hyera menepuk serta mengusap punggung Giselle pelan, berharap teman dekatnya itu tenang.

"ra.. hiks apa– apa gue bisa sembuh? hiks.."

"ssshh.. sel, semua itu butuh proses. Gue yakin lo pasti sembuh" Hyera melepaskan pelukannya perlahan.

"dengerin gue, Giselle yang gue kenal itu ngga gampang nyerah, kuat, dan jarang nangis. Yang kita alami sekarang ini musibah. Namanya hidup, pasti kita ngalamin yang namanya cobaan. Jangan nyerah gitu aja sel, harusnya kita bersyukur masih dikasih kesempatan hidup, bahkan setelah kita berdua kaya gini pun orang tua kita masih mampu biayain pengobatan kita sampe bener-bener sembuh. Sekarang, kita hadapin ini bareng-bareng ya? percaya kita pasti cepet pulih" lanjutnya.

Mata Giselle berkaca-kaca mendengar semua ucapan Hyera, ia bersyukur mempunyai teman dekat yang benar-benar tulus padanya.

♡ ------------ ♡

ZOO Siblings (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang