Part 1 : Pertemuan

23.5K 353 6
                                    

"Kamu beneran mau ke kota?"

"Beneran Bu, aku mau cari pekerjaan di kota supaya semua kebutuhan ibu dan Celin bisa terpenuhi."

"Tapi di kota nggak ada satu pun yang kamu kenal."

"Ibu jangan khawatir ya, pokoknya doain aja semoga aku bisa dapet pekerjaan di kota."

"Aamiin, yaudah kamu hati-hati ya."

"Iya Bu, Lin kakak pamit ya." Pamitnya pada adiknya.

"Hati-hati kak."

"Jangan sedih gitu dong, kakak pasti bakal sering pulang ke sini, oke."

Celin mengangguk dan menghapus sisa-sisa air mata nya. Sungguh berat harus berpisah dengan kakaknya yang selama ini selalu ada untuknya.

Anna melambaikan tangan nya saat mulai menjauh dari keberadaan ibu dan adiknya.

Di sepanjang perjalanan, Anna hanya tertidur. Karena untuk sampai ke kota butuh waktu cukup lama.

Dia turun dari kereta, kemudian berjalan menuju kontrakan yang akan ia tempati.

"Anna Kamila?"

"Ya."

"Ini kuncinya, semoga betah ya."

"Makasih ya Bu."

Anna masuk ke dalam kontrakan yang tidak begitu besar itu. Dia masuk ke dalam kamar yang tersedia, dia memilih untuk istirahat sejenak karna dia cukup lelah dengan perjalanan yang sangat panjang tadi.

Sore hari ia terbangun dan membersihkan tubuhnya. Dia menata pakaian nya dan segala barang yang di bawa nya.

Kemudian dia keluar untuk mencari makanan. Dia berhenti di sebuah warung yang cukup ramai.

"Pak nasi bungkus nya satu ya."

"Tunggu sebentar ya."

Dia menunggu sambil melirik-lirik sekitar. Tak sengaja matanya menangkap sebuah kertas bertuliskan lowongan pekerjaan.

"Ini dek."

"Ini uang nya makasih ya pak."

Setelah menerima makanan nya, dia sedikit berlari untuk melihat brosur lowongan pekerjaan itu.

****

Pagi hari Anna sudah siap dengan baju rapi nya. Hari ini dia akan mencoba melamar pekerjaan di sebuah cafe.

"Semoga aja di terima."

Dia menuju ke cafe dengan berjalan kaki karena jarak cafe yang tidak terlalu jauh.

"Maaf mbak mau tanya apa benar di sini sedang mencari karyawan?"

"Oh iya betul mbak, tapi maaf lowongan nya sudah tutup."

"O-oh gitu ya makasih."

Anna berjalan lemas, dirinya bingung karena sampai sore hari ini dia belum juga mendapat pekerjaan.

"Ternyata susah juga ya nyari kerjaan," ucap nya sambil menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri.

Tittt....

Suara klakson mobil menyadarkan Anna, dia menengok ke samping sudah ada mobil yang siap menabraknya.

"AAAAAA"

Dia terjatuh sambil menutup mata nya. Seluruh badan nya gemetar ketakutan.

"Heiii...." Ucap pria yang keluar dari mobil itu. Pria itu ingin memarahi Anna yang menyebrang dengan lalai, tetapi niat nya ia urungkan karna melihat keadaan Anna yang ketakutan.

"Mbak, mbak tenang ya, nggak ketabrak kok."

Anna membuka matanya menatap dirinya yang ternyata tidak tertabrak. Tapi itu tidak membuat gemetaran tubuhnya berhenti.

"Minum dulu mbak," ucap pria itu menyerahkan sebotol air mineral pada Anna.

Anna meraih botol itu dengan tangan yang gemetar.

"M-makasih." Anna mengembalikan botol itu dan mencoba untuk berdiri tapi tidak bisa karena kaki nya terasa sakit yang membuat nya terjatuh. Tapi untung nya pria itu dengan sigap langsung menangkap tubuh Anna yang hampir saja jatuh.

Pria itu menatap lekat wajah cantik Anna, seketika jantung nya berdetak dengan sangat kencang.

Anna memegang erat bahu kekar pria itu karna dirinya benar-benar tidak bisa menopang tubuh nya sendiri.

"Ehh..." Anna tersentak kaget ketika tiba-tiba pria itu menggendong nya ala bridal style kemudian membawa nya ke dalam mobil mewah milik pria itu.

"S-saya mau di bawa kemana?" Ucap Anna ketika sadar dirinya tengah berada di dalam mobil orang asing menurutnya.

"Kamu tenang aja, saya nggak bakal apa-apain kamu, saya cuma mau tanggung jawab atas perbuatan saya tadi."

"Tanggung jawab?"

"Kaki kamu sakit karena saya kan."

"Tapi kan tadi saya yang--"

"Saya bukan orang jahat, jadi tenang aja," ucap pria itu tanpa melirik Anna sedikit pun.

Anna pun memilih diam, dan sesekali memandang wajah pria di samping nya itu.

Mobil mewah itu berhenti di sebuah apartemen. Pria itu turun kemudian kembali menggendong Anna memasuki apartemen itu.

Anna di dudukkan di sebuah sofa empuk, kemudian pria itu pergi entah kemana.

"Empuk banget sofa nya, apartemen nya juga bagus banget, kapan ya bisa punya ini semua." Ucap Anna memandang seluruh barang barang mewah yang ada di sekitarnya.

Tak lama pria itu kembali dengan p3k di tangan nya.

Dia meraih kaki Anna, dan mengobati beberapa yang terlihat lecet dan sedikit berdarah.

"Shh...awh..." Lenguh Anna kesakitan.

Shit, kenapa harus desah sih. Batin pria itu.

Jujur sedari tadi pria itu sudah menahan hasratnya ketika melihat tubuh Anna yang bisa di katakan idaman semua wanita. Apalagi di tambah Anna menggunakan baju yang sedikit ketat di badan nya, jadi membuat kedua gundukan nya terlihat jelas di mata pria itu. Hasratnya semakin bertambah ketika mendengar Anna tanpa sengaja mendesah.

Setelah selesai mengobati, pria itu segera mengemasi segala obat obatan tadi.

"Kamu tunggu di sini dulu, saya ke belakang sebentar." Tanpa menunggu jawaban Anna pria itu langsung berlari ke belakang.

"Mau ngapain sih," monolog Anna. Kemudian karena merasa lelah dia membaringkan tubuhnya dan mulai tertidur.

Sedangkan di sisi lain, pria itu menuju ke kamar mandi miliknya untuk menuntaskan hasrat yang sedari tadi di tahan.

"Ahh... emm..." Desah pria itu sambil membayangkan betapa indah nya tubuh Anna yang berada di bawah nya.

Pria itu kembali menghampiri Anna yang ternyata sudah tertidur. Pria itu memandangi Anna, kemudian tatapan nya tertuju pada bibir pink milik Anna yang terlihat menggoda.

Entah sadar atau tidak dia mendekat ke arah bibir Anna. Semakin dekat, dekat, dan....

next?

Istri Simpanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang