Part 5 : Mood Buruk

9.3K 257 7
                                    

Cuaca hari ini agak mendung, sama halnya dengan suasana hati Anna. Dia berjalan dengan langkah lemas, terkesan tak semangat sama sekali.

"Belum sehari aja udah ada yang gak suka, gimana kalau setahun, dua tahun, atau bahkan lebih? Tuh orang bisa kebakar kali ya." Gerutu Anna di sepanjang jalan.

Anna melirik arloji yang menempel di tangan nya. Menunjukkan pukul 11.45 yang artinya sebentar lagi adalah waktu makan siang.

Nanti kamu makan siang bareng aku.

Seketika Anna teringat ucapan Nathan pagi tadi. Dia mempercepat langkah nya untuk kembali ke ruangan. Karena dia takut Nathan sudah kembali dan tidak mendapati dirinya akhirnya dia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Degg!!!

Tubuh Anna mematung ketika melihat Nathan bersama dengan istrinya sedang berbagi saliva. Tangan Nathan pun dengan senang hati bergerak menyusuri tubuh istrinya.

Sampai akhirnya tatapan Nathan dan Anna bertemu. Anna segera memalingkan wajahnya. Sedetik kemudian Anna menundukkan kepala sebentar.

"M-maaf menganggu, silahkan di lanjut."

Anna segera keluar meninggalkan dua pasutri itu. Dia memilih untuk menunggu di kursi yang berada tepat di depan ruangan Nathan.

Sekitar 15 menit, Anna melihat pintu ruangan terbuka. Seorang perempuan yang menggunakan dress pendek di atas lutut keluar dengan keadaan yang bisa di bilang cukup berantakan. Anna melemparkan senyum ramah ketika si perempuan tak sengaja menatap nya. Perempuan itu hanya menatap sebentar kemudian berjalan dengan angkuhnya. Menurut Anna.

Anna terus mengamati perempuan itu sampai akhirnya suara bariton mengejutkan nya.

"Jadi makan bareng?"

Anna menoleh, "Ah iya." Jawabnya gelagapan.

Anna mengikuti langkah Nathan dari belakang. Langkah Nathan cukup cepat jadi Anna harus sedikit berlari untuk menyamakan langkah Nathan.

Karena Anna jalan dengan menunduk, dia tidak tau jika Nathan berhenti mendadak. Alhasil membuat dia menabrak punggung Nathan.

"Awhss..." Eluhnya mengusap kening.

"Kamu mau jadi pengawal aku?" Anna mengerutkan keningnya, tak paham dengan ucapan Nathan.

Dengan tiba-tiba Nathan menarik tangan Anna agar berdiri di samping nya.

"Jalan!" Titah Nathan dengan pandangan lurus ke depan.

Seperti biasa hal itu tak luput dari pandangan para karyawan. Mereka berbisik-bisik melihat kedekatan bos nya dengan sekertaris baru nya itu.

Langkah mereka harus terhenti ketika Shasa berdiri tepat di depan Nathan.

"Pak mau makan siang? Saya ikut ya." Pinta Shasa.

"Gak. Saya udah sama Anna."

"Ya gak papa, kan bisa bertiga."

"Gak bi-"

"Anna, gue ikut ya pliss..." Ucap Shasa menggenggam tangan Anna.

Anna yang tidak tau harus bicara apa pun langsung mengiyakan. Dan hal itu tentu membuat Nathan merubah raut wajah kesal.

Di sinilah mereka bertiga berada. Di kantin yang tersedia di kantor milik Nathan. Rencana untuk makan siang bersama dengan Anna di restoran mewah pun gagal, karena kehadiran tamu tak diundang ini.

"Pak, bapak gak pernah di kasih bekal ya sama Bu Mawar? Kalau saya nih jadi istri bapak saya pasti selalu masakin makanan kesukaan bapak tiap hari biar bapak gak bosen."

Istri Simpanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang