Happy reading
°
°
°Anna berjalan santai untuk turun ke bawah. Ia menghentikan langkahnya saat melihat kamar Mawar terbuka. Ia mencoba mengintip apa yang dilakukan Mawar di dalam.
Dengan hati-hati, Anna mulai mendekat ke arah pintu kamar Mawar.
"M-mawar?" Lirih Anna. Tak terasa mata Anna berkaca-kaca karena melihat apa yang dilakukan Mawar di dalam sana.
Akhirnya Anna memilih untuk meninggalkan Mawar. Anna menuju ke dapur untuk memasak. Pagi ini Nathan harus berangkat lebih awal, jadi Anna berniat untuk membawakan bekal untuk suaminya.
Selama ia memasak, pikirannya hanya tertuju pada Mawar. Dan tak lama Nathan turun dengan penampilan yang sudah rapi. Nathan menghampiri Anna kemudian memeluknya dari belakang.
"Sayang, udah selesai belum? Aku udah mau berangkat." Tanya Nathan mengecup pipi Anna.
"Iya sebentar lagi selesai. Kamu tunggu sebentar ya, aku siapin bekal buat kamu dulu. Kamu bisa minum dulu teh hangat yang udah aku bikinin."
Sambil menunggu Anna, Nathan menikmati teh yang dibuat Anna.
Di sisi lain
Anna menyiapkan bekal untuk Nathan dengan pikiran yang terus tertuju pada Mawar. Entah mengapa, ia jadi khawatir dengan kondisi Mawar karena tadi ia melihat Mawar menangis histeris menatap handphone nya.
Tak lama, bekal yang Anna siapkan pun selesai. Anna berjalan menghampiri Nathan, dan memberikan bekal itu kepada Nathan, setelah itu mengantarkan Nathan hingga ke depan untuk berangkat kerja.
Seperti biasa, Anna mencium tangan suaminya. Dan Nathan selalu mengecup kening Anna sebelum berangkat kerja, dan mengobrol singkat dengan calon anaknya. Setelah kepergian Nathan, Anna pun berjalan dengan niat menghampiri Mawar di kamarnya.
Ia mengintip dari celah pintu kamar Mawar, dan Mawar masih dalam kondisi yang sama seperti tadi. Mata yang sudah sembab yang terus di aliri air mata, membuat Anna cukup prihatin dengan keadaan Mawar. "Mawar, sarapan dulu sana, bayi lo butuh makan!" Teriak Anna dengan agak keras dengan tujuan agar Mawar berhenti menangis.
Setelah berteriak seperti itu, Anna melihat Mawar yang tersigap kaget dan langsung menghapus air matanya. Melihat itu pun Anna langsung berlari kecil menuju ke meja makan.
Anna sarapan sambil terus memikirkan Mawar yang belum juga turun untuk sarapan. Hal itu membuat Anna yakin bahwa perempuan itu sedang tidak baik baik saja. Beberapa menit kemudian, baru lah Mawar turun dengan kondisi yang berbeda dengan sebelumnya.
Mawar turun dengan wajah yang segar, walaupun masih saja terlihat mata sembabnya. Dan siapapun yang melihatnya pasti sudah bisa menebak bahwa perempuan itu habis menangis.
"Sarapan sana, udah siang banget masih aja ngurung di kamar," celetuk Anna yang terus menatap Mawar diam diam.
Mawar menatap Anna sebentar, tanpa menanggapi ucapan Anna, ia mulai mengambil makanan dan memakannya. "Mau kemana lo?" Tanya Anna.
Mawar berkerut, dan menatap Anna seolah bertanya 'kenapa' . Anna kembali bersuara, " Lo udah rapi gitu keliatannya, mau kemana?" Tanya Anna sekali lagi.
"Gue mau keluar." Barulah Mawar mengeluarkan 3 patah kata sejak daritadi diam. Anna menatap Mawar dengan tatapan curiga. "Aku harus ikutin dia," pikirnya dalam hati. Mereka pun kembali melanjutkan sarapan tanpa berbicara lagi.
Setengah jam berlalu, kini Mawar tengah berjalan keluar rumah dan masuk ke dalam mobil taksi yang sudah berhenti tepat di depan rumah mereka. Mobil itu mulai melaju menjauh dari area rumah, dan tanpa ia sadari di belakangnya sudah ada Anna yang mengikutinya dengan mengendarai mobil pemberian Nathan beberapa waktu lalu.
Asing, itulah yang ada di pikiran Anna saat ini ketika melihat jalan yang ia lewati. Namun hal itu tidak membuat Anna goyah, ia tetap terus mengikuti Mawar. Hingga beberapa saat, mobil yang di kendarai Mawar berhenti di sebuah rumah, yang tidak begitu mewah. Anna pun menepikan mobilnya dengan memberi sedikit jarak dengan keberadaan Mawar.
Ia pun melangkah mengikuti Mawar, mendekat ke arah rumah itu. Dan Mawar pun masuk ke dalam rumah itu, sialnya Anna tidak akan bisa mengikuti hingga ke dalam rumah. Yang ada di pikiran dia, rumah siapakah ini? Tapi saat ini ia berpositif thinking, bahwa rumah yang di kunjungi oleh Mawar adalah rumah temannya.
Tak ingin mengambil pusing, Anna pun segera melangkahkan kakinya hendak meninggalkan rumah itu. Namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar keributan di dalam rumah tersebut. Dengan rasa khawatir, ia pun membuka pintu rumah itu yang ternyata tidak terkunci.
Betapa terkejutnya, Anna melihat ada dua orang berbeda jenis kelamin dalam keadaan telanjang bulat dan melakukan hal itu di depan Mawar yang kini sedang menangis dan berteriak histeris. "RENO UDAH CUKUP, AKU MOHON" Teriak Mawar guna mencoba untuk menghentikan aktivitas mereka yang membuat hati Mawar teriris.
Deg
Jantung Anna berdetak lebih kencang saat mendengar nama yang Mawar ucapkan. Dan saat ia mencoba melihat kedua manusia itu dengan jelas, betapa terkejutnya saat dia mengenal betul siapa dua manusia itu, Reno dan Shasa, teman sekantornya dulu yang sampai sekarang juga masih berteman dengannya.
Anna membungkam mulutnya terkejut ketika kembali mendengar suara Mawar. "Tolong berhenti, sekali ini aja hargain aku sebagai istri kamu Reno, aku lagi hamil anak kamu.." lirih Mawar yang kini sudah tak kuat lagi menopang tubuhnya dan terduduk lemas menatap kedua manusia yang masih dengan aktivitasnya.
Tak tega melihat Mawar, Anna membuka suara memanggil Shasa dengan sedikit berteriak. "Shasa!" Teriakan itu mampu membuat kedua perempuan itu tersadar dengan kehadiran Anna, namun tidak dengan Reno yang masih terhanyut dengan aktivitasnya.
Mawar menatap kaget Anna, begitu pula Shasa.
Anna melangkah mendekati Reno dan Shasa kemudian mendorong keras tubuh Reno sehingga penyatuan mereka terlepas begitu saja. Jelas hal itu membuat Reno murka. Hampir saja ia memukul Anna yang ia kira adalah Mawar. Namun ketika melihat bahwa Anna lah yang mendorongnya, tangannya hanya melayang di udara."A-anna.." kaget Reno. Bagaimana dengan Shasa? Perempuan itu masih sama terkejutnya melihat kehadiran Anna, dan segera memakai kembali bajunya.
"Reno Reno kamu emang nggak pernah berubah ya dari dulu?" Anna tertawa miris menatap Mawar sekilas. "Lo tuh bener bener definisi cowo gila! Dulu lo kan yang akhirnya milih Mawar, kenapa sekarang ketika Mawar udah sepenuhnya jadi milik lo, dan bahkan lagi hamil anak lo, lo tega tega nya selingkuh bahkan berhubungan badan sama cewe lain di depan istri lo yang lagi hamil??? LO WARAS?" Teriak Anna menatap tajam Reno. Sedangkan yang di tatap, mulutnya terasa kaku dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Tatapan Anna kini beralih pada Shasa yang sedari tadi menunduk. Anna mendekat melangkah maju mendekati Shasa, dan meraih dagu Shasa agar mendongak menatapnya. "Sha, kenapa harus lo? Dan kenapa harus Reno cowo yang lo maksud sha?" Menatap Shasa kecewa.
"Gue harap, ini pertemuan terakhir kita." Ucap Anna terakhir, dan menuntun Mawar untuk bangkit dan berjalan keluar menjauhi mereka.
Anna menyetir mobilnya, dan sesekali menatap Mawar yang hanya diam sambil menangis menatap kosong ke arah luar mobil. "Jadi, lo punya dua suami?" Tanya Anna memecah keheningan.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
Historia Corta"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?" "Ya." "Aku punya pekerjaan yang mudah dilakukan tapi gaji nya besar." "Apa itu?" "Jadilah selingkuhan ku." Anna seorang gadis perawan usia 21 tahun. Di usia sekarang ini, Anna memang belum memikirkan untuk menikah...