Happy reading
°
°
°Anna terbangun dari tidurnya. Ia bangkit dan menatap sekeliling. Sial! Ini mimpi buruk. Anna mencari keberadaan suaminya, tangannya terkepal kuat, matanya memanas. Beberapa kali ia terus menggelengkan kepalanya. Dengan cepat, ia langsung turun menuju ke ruang kerja suaminya.
Dengan nafas yang masih terengah, secepat mungkin Anna melangkah. Langkahnya berhenti ketika melihat pintu ruang kerja Nathan sedikit terbuka. Dengan perlahan, ia mendorong pintu ruang kerja Nathan.
Matanya kembali memanas saat melihat apa yang ada di hadapannya sekarang. Emosinya langsung memuncak, tanpa sadar ia memukul pintu dengan keras. "CELIN! KAMU NGAPAIN!" Teriak Anna emosi.
Kedua manusia itu terkejut, refleks Nathan langsung mendorong tubuh Celin yang berada di atasnya karena insiden terpeleset tadi. Ia menatap Anna panik, dan mencoba mendekati Anna. "S—sayang.. kamu jangan salah paham okay? Izinin aku buat jelasin." Ucap Nathan mencoba menggapai tangan Anna.
Anna tidak lagi mengeluarkan sepatah kata apapun. Matanya menatap tajam ke arah Celin yang sama sekali belum bergerak sedikitpun dari tempatnya. Kemudian beralih menatap suaminya, dan berbalik badan melangkah meninggalkan mereka.
Nathan tidak memperdulikan apapun lagi kecuali istrinya. Ia langsung mengejar istrinya dan meninggalkan Celin yang masih belum berkutik. "Hahaha wah.." Tawa Celin.
Nathan masuk ke dalam kamar dengan wajah cemas. Ia terkejut ketika Anna memeluk tubuhnya secara tiba tiba, bahkan ia hampir saja jatuh ke belakang karena pelukan Anna yang secara tiba tiba membuatnya tidak seimbang.
"Aku mohon, tolong jaga jarak sama Celin. Walaupun Celin adekku, tapi demi apapun, aku cemburu." Ucap Anna di akhiri dengan isak tangis. Nathan membalas pelukan Anna dan membiarkan istrinya menangis di dalam pelukannya. "Tadi aku mimpi buruk tentang kalian, dan aku nggak mau itu beneran terjadi. Aku mohon, demi anak kita." Ucap Anna semakin membuat Nathan bingung.
Nathan melepaskan pelukan secara perlahan. Ia mengusap air mata Anna, dan menangkup kedua pipi Anna. "Kamu kenapa sayang? Jangan mikir macem macem okay? Itu cuma mimpi, dan nggak akan pernah terjadi." Ucap Nathan meyakinkan Anna.
Anna menggeleng pelan. "Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, apapun bisa terjadi. Mungkin kamu bisa bilang gitu hari ini, tapi kita nggak tau gimana beberapa hari ke depannya." Ucap Anna menunduk.
"Sayang, aku nggak tau kenapa kamu kayak gini. Kamu keliatan takut banget, aku nggak paham. Kamu cerita dulu ya? Apa yang buat kamu jadi tiba tiba kayak gini." Ucap Nathan mendudukkan Anna di pinggiran kasur. Anna menghela nafas pelan, kemudian menatap Nathan.
"Mereka, bukan keluarga kandung aku." Ucap Anna tiba tiba yang membuat Nathan terkejut.
"M—maksud kamu?" Tanya Nathan. Anna menatap lurus ke depan. "Mereka cuma orang asing yang masuk di kehidupanku, dan mulai hancurin duniaku—" Anna terdiam sejenak.
"Ibuku sekarang, itu selingkuhan ayahku. Dia bukan ibuku. Ibu kandungku, udah lama meninggal beberapa bulan setelah ibu tau, kalo ayah selingkuh. Waktu itu dia, datang ke rumah kita, dan membawa seorang bayi perempuan. Dan dia bilang, kalau itu adalah anak hasil dia dan ayah. Dengan tanpa rasa bersalah, mereka hidup numpang di rumah kita. Ibu dan aku, harus ngeliat ayahku, nikah sama orang lain di saat dia masih punya ibuku—" Terdengar isakan tangis dari bibir Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
Short Story"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?" "Ya." "Aku punya pekerjaan yang mudah dilakukan tapi gaji nya besar." "Apa itu?" "Jadilah selingkuhan ku." Anna seorang gadis perawan usia 21 tahun. Di usia sekarang ini, Anna memang belum memikirkan untuk menikah...