Part 6 : Jambak Rambut

9.1K 235 5
                                    

Pagi yang cerah di awali juga dengan hati yang tenang. Anna menatap sekeliling nya yang berantakan akibat kemarin malam Anna sempat begadang untuk menonton drama, tentunya dengan di temani sekantong cemilan.

Tapi karena semalam saking ngantuk nya, dia tidak sempat untuk membersihkan sisa-sisa cemilan nya. Anna memang memiliki kebiasaan bangun pagi, jadi mau semalaman begadang pun dia tidak akan bangun kesiangan.

Sebelum memutuskan untuk mandi, Anna terlebih dulu membersihkan kamar nya yang berantakan itu. Di lanjut dengan menuju ke dapur untuk membuat sarapan.

Tak butuh waktu lama, semua makanan nya sudah siap untuk di nikmati. Tiba tiba dia kepikiran membawakan bekal untuk Nathan, siapa tau dia belum sarapan dan bisa mencicipi betapa enak nya masakan Anna.

Karena waktu yang terus berjalan, Anna segera bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Anna berangkat menaiki taksi yang ternyata sudah di pesan kan oleh Nathan untuk menjemputnya.

Hanya butuh waktu beberapa menit untuk sampai di kantor. Karena keberadaan apartemen yang tidak terlalu jauh dan untungnya hari ini jalanan tidak semacet biasanya.

Anna melihat meja Nathan masih kosong, yang artinya Nathan belum datang ke kantor.

Karena saking serius nya mengerjakan tugas, Anna tidak melihat kehadiran Nathan.

"AAAAAA"

"Kenapa sayang?" Tanya Nathan bingung, pasalnya Anna tiba tiba berteriak setelah kedatangan nya.

"Kok tiba tiba kamu disini sih, bikin kaget aja," ucap Anna memegangi dada nya yang naik turun.

"Ya maaf lagian kamu serius banget, lagian aku juga gak bermaksud untuk ngagetin kamu."

Helaan nafas Anna terdengar, "Yaudah lupain. Oh ya kamu udah sarapan belum?"

"Udah tadi sama istri aku."

Raut wajah Anna berubah menjadi murung dan Nathan menyadari itu.

"Kenapa?"

"Aku bawain kamu sarapan, ternyata kamu udah sarapan sama istri kamu. Yaudah lah aku kasih karyawan aja kali ya." Anna berdiri menenteng bekal makanan yang di bawa nya.

Dengan cepat Nathan langsung merebut makanan itu. "Gak usah, biar aku makan aja."

"Tapi kan tadi kamu udah sarapan." Anna merebut kembali makanan yang ada di tangan Nathan.

Makanan itu kini kembali beralih di tangan Nathan. "Gak papa, perut ku masih muat."

Anna hendak merebut kembali tapi Nathan buru buru menyembunyikan makanan itu di balik badannya.

"Kamu kan buat makanan ini buat aku, ya harus aku dong yang makan bukan orang lain." Ujar Nathan yang kini sudah duduk di kursi kebanggaan nya.

Saat Nathan sudah mulai memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya, Anna langsung menghampiri Nathan dan duduk di depan nya.

"Gimana rasanya? Enak gak?"

"Ini kamu yang masak?"

"Iya kenapa? Gak enak ya? Yaudah kalau gitu gak usah di makan lagi." Tangan Anna terangkat untuk mengambil makanan itu, tapi di tahan Nathan.

"No, ini enak banget sayang." Ucap Nathan sambil terus memakan makanan yang di masak oleh Anna.

Mata Anna berbinar mendengar ucapan Nathan. "Serius?"

"Bahkan masakan istri aku gak ada apa-apanya dibandingkan masakan kamu. Kamu pinter banget masaknya."

Mendengar pujian dari Nathan membuat pipi Anna bersemu merah. Apalagi dia di bandingkan dengan istri Nathan.

Istri Simpanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang