"Kita belum kenalan, saya Nathan." Ucap pria itu menodongkan tangan nya.
"Anna, panggil aja Anna," ucap Anna menjabat tangan Nathan.
"Anda tinggal sendiri?"
"Saya nggak tinggal di sini."
"Lah, terus ini apartemen siapa?" Tanya Anna kebingungan.
"Ini memang apartemen saya, tapi saya tinggal di rumah sama istri saya," ucap Nathan yang membuat Anna terkejut.
"U-udah punya istri?"
"Iya," ucap Nathan mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oh yaudah saya pamit dulu," ucap Anna hendak berdiri tapi tangan nya di tahan oleh Nathan.
"Udah malem, nginep aja di sini."
"T-tapi..."
"Saya di sini jadi jangan takut."
"Istri kamu?"
"Istri saya lagi nggak ada di rumah."
"Oh oke."
Kemudian Anna berjalan mengikuti Nathan dari belakang.
"Wah bagus banget." Ucap Anna kagum.
"Ini bukan apa-apa."
Anna hanya tersenyum menanggapi Nathan.
"Kalau butuh sesuatu, bisa panggil saya, kamar saya ada di samping kamu."
"Oke, makasih ya."
****
Anna mulai merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu.
"Enak banget gilakkk."
"Eh kok bisa-bisanya gue mau di suruh nginep di rumah orang yang baru gue kenal. Kalo misalkan dia orang jahat gimana? Ih bego banget sih gue. Ah tau ah mending tidur, kapan lagi bisa tidur di kasur seempuk ini."
"AAAAAA"
Disisi lain
Nathan terus memikirkan Anna, dia hampir saja bisa merasakan bibir pink milik Anna. Tapi sayang semua itu gagal karena Anna yang tiba tiba terbangun.
"Inget lo udah punya istri." Ucap nya mencoba menepis semua pikiran kotornya.
Saat ia ingin tidur, tiba tiba lampu mati dan ia mendengar suara teriakan Anna. Seketika dia langsung berlari menuju ke kamar Anna.
Dia melihat Anna yang meringkuk, memeluk tubuh nya sendiri. Sayup-sayup ia mendengar suara isak tangis Anna. Dia langsung menghampiri Anna dan memeluknya.
"Udah nggak papa jangan nangis."
"T-takut hiks..."
"Nggak ada apa-apa, udah sekarang tidur ya."
"Jangan pergi," ucap Anna lirih memandang Nathan.
Mendengar ucapan Anna, Nathan terdiam sejenak sampai akhirnya dia mengangguk.
Dia merebahkan tubuhnya di samping Anna, dan Anna pun segera memeluk nya yang dengan senang hati ia balas. Pelukan Anna sangat erat, sehingga dia bisa merasakan dua benda empuk yang menempel di dada nya.
Dia mencoba tidur, dan menepis semua pikiran kotornya. Anna terus bergerak untuk mencari posisi ternyaman, sampai akhirnya tidak sengaja kaki nya menendang milik Nathan.
Anna langsung menghadap ke bawah ketika merasa menyentuh benda keras.
"Apa itu?" Ucap Anna sedikit berbisik.
"Kamu kenapa?" Tanya Anna pada Nathan yang terlihat seperti menahan sesuatu.
Seketika Anna tersadar dengan perubahan wajah Nathan itu, dia telah membangunkan hasrat laki laki di hadapannya ini.
"M-maaf."
"It's okay, sekarang tidur."
"Tapi..."
"Nggak papa."
Nathan memeluk Anna dan mengelus rambut Anna.
****
Sampai saat ini, Nathan belum berhasil tidur nyenyak karena keadaan nya yang seperti ini. Dia menatap Anna di samping nya, penampilan sudah berantakan, rok yang tersibak ke atas sehingga menampakkan paha mulus nya.
Nathan memberanikan diri untuk menyentuh dua gundukan yang sedari tadi menggoda nya. Nathan merasakan tangan nya sangat penuh saat memegang gundukan Anna. Dia tidak menyangka gadis di depan nya ini mempunyai ukuran yang sangat besar, bahkan jika di bandingkan dengan milik istri nya itu bukan apa-apa.
Nathan semakin menjadi-jadi, dia membuka dua kancing Anna sehingga menampilkan bra merah Anna. Tangan nya kini merambat ke bawah dan memegang milik Anna.
Tak ingin melewatkan kesempatan ini, dia mengubah posisi Anna menjadi telentang. Dan untung nya Anna sama sekali tidak terganggu dan masih tertidur pulas.
Nathan menyibak rok Anna ke atas, dan melorotkan celana dalam milik Anna. Sungguh Nathan sangat bernafsu saat ini, hingga melupakan statusnya bahwa dia sudah punya istri.
Dia tercengang melihat pemandangan di depan nya ini. Pink, wangi, bersih itulah yang bisa ia deskripsikan ketika melihat milik Anna. Ingin sekali dia merasakan milik Anna dengan bibirnya, tapi dia takut jika Anna akan terbangun. Dia hanya sedikit membelai milik Anna dan memposisikan dirinya di atas Anna.
Memandang wajah cantik Anna, kemudian tatapan tertuju pada dua gundukan Anna yang menggembul ingin keluar dari tempat nya. Dengan segala keberanian dia membuka penutup gundukan indah itu. Kini tubuh Anna benar-benar terpampang indah di mata Nathan.
Dia mendekatkan bibirnya ke bibir Anna dan mengecup nya pelan. Kemudian tangan nya kembali memainkan dua gundukan itu. Dia melahap gundukan Anna, dan tangan nya yang masih menggerayangi bagian bawah Anna.
****
Anna terbangun dari tidur nya dan merasa heran ketika merasa milik nya terasa basah.
"Biasa nya nggak gini."
Anna melepaskan pelukan Nathan secara perlahan dan mencoba bangun tapi di tahan oleh Fian.
"Mau kemana?"
"Udah pagi, aku mau pulang."
"Tunggu disini sebentar."
Nathan bangun dan menatap Anna.
"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?"
"Ya."
"Aku punya pekerjaan yang mudah dilakukan tapi gaji nya besar."
"Apa itu?"
"Jadilah selingkuhan ku."
next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
Short Story"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?" "Ya." "Aku punya pekerjaan yang mudah dilakukan tapi gaji nya besar." "Apa itu?" "Jadilah selingkuhan ku." Anna seorang gadis perawan usia 21 tahun. Di usia sekarang ini, Anna memang belum memikirkan untuk menikah...