Kini Anna sudah siap dengan celana training dan hoodie berwarna silver. Dengan rambut yang di kuncir satu, menampilkan leher jenjangnya yang mulus membuat Nathan mendelik, menatap tak suka ke arahnya.
"Sayang, aku udah siap," ucapnya sambil sedikit memoles bibirnya dengan lip balm.
Merasa tidak ada sahutan, Anna menoleh menghadap ke arah Nathan. "Kok kamu diem aja? Ada yang salah?" Tanya Anna kemudian kembali melihat penampilannya di depan cermin.
"Rambutnya di gerai aja ya," pinta Nathan.
Dengan cepat Anna menggeleng. "Nggak mau, nanti gerah. Udah ah ayok keburu siang!" Ajak Anna dengan menarik tangan Nathan.
Sedangkan Nathan ia hanya mampu menghela nafas.
"Kalian mau kemana?" Tanya Mawar dengan cemilan di tangannya.
"Kepo banget jadi orang," ketus Anna.
"Gue nggak nanya sama lo! Gue nanya sama Nathan."
Nathan diam menatap malas Mawar. "Kita mau pergi joging, dah puas? Yuk sayang."
"Eh eh tunggu!" Teriak Mawar menahan tangan Nathan.
"Apa sih," sentak Anna.
"Tunggu bentar, aku mau ikut." Ucapnya pada Nathan.
"Nggak nggak nggak! Aku nggak mau dia ikut ya sayang."
"Dah lah Mawar lo di rumah aja, please deh kali ini jangan ganggu gue dulu."
Mawar menghela nafas saat mengingat sesuatu. "Yaudah, tapi nanti kalo pulang beliin es krim."
"Dih, siapa lo nyuruh-nyuruh," sinis Anna.
"Gue masih jadi istri Nathan kalo lo lupa!"
"Ck iya-iya nggak usah berantem lagi. Nanti gue beliin!" Ucap Nathan.
Setelah itu mereka berdua langsung keluar untuk memulai joging mereka hari ini.
"Sayang, larinya jangan cepet-cepet ya. Nanti kamu kecapean," ucap Nathan perhatian.
"Ih seru sayang! Ayok dong, kamu kok lemah banget jadi cowo!" Ucap Anna sedikit berteriak sambil terus berlari.
Nathan hanya menggeleng kemudian berlari mengejar Anna. "Sayang, istirahat dulu ya. Kamu udah keringetan gitu, kita minum dulu di sini."
Di rasa memang sudah lelah, Anna menuruti ucapan Nathan. Kemudian mereka duduk di sebuah bangku.
"Kamu tunggu di sini, aku beliin minuman di sana dulu," ucap Nathan menunjuk toko yang tak jauh dari tempat Anna duduk.
Anna mengangguk dengan napas ngos-ngosan. "Jangan lama-lama ya!" Teriak Anna saat Nathan mulai menjauh.
Anna mengibaskan kedua tangannya di depan muka.
"Duh panas banget sih hari ini," keluh Anna.
Ia memejamkan matanya sejenak, kemudian membuka mata saat mendengar pergerakan di sampingnya.
"Loh sayang kok cepet–" Ucapan Anna terhenti saat melihat lelaki asing yang duduk di sebelahnya.
"M–maaf k–kamu siapa ya?" Tanya Anna dengan sedikit keberanian.
"Maaf, saya numpang duduk sebentar. Tadi saya habis olahraga, jadi mau istirahat sebentar di sini." Ucap lelaki itu.
Anna terdiam mendengar suara yang terasa familiar itu. Ia seperti pernah mendengar suara ini. Saat lelaki itu membuka maskernya membuat Anna terbelalak.
"Z–zidan?"
Lelaki bernama Zidan itu tersenyum kala Anna mengingat dirinya.
"Ternyata kamu masih kenal sama aku," ucap Zidan masih dengan senyuman yang tak kunjung luntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
القصة القصيرة"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?" "Ya." "Aku punya pekerjaan yang mudah dilakukan tapi gaji nya besar." "Apa itu?" "Jadilah selingkuhan ku." Anna seorang gadis perawan usia 21 tahun. Di usia sekarang ini, Anna memang belum memikirkan untuk menikah...