Part 23 : Masalah lagi

4K 107 7
                                    

Sejak kejadian itu, Mawar sudah tidak ada kabar lagi. Entah kemana perginya perempuan itu. Tepat satu bulan sudah Mawar menghilang.

"Kamu nggak khawatir sama Mawar?" Tanya Anna.

"Kasih aku alasan, kenapa aku harus khawatir sama dia?"

Anna menghela nafas. "Dia kan masih istri kamu, dia yang udah nemenin kamu bertahun-tahun."

"Aku sama sekali nggak peduli sama dia."

Mereka sama-sama diam. Sampai akhirnya Nathan kembali membuka suara.

"Aku udah tanda tangan surat perceraian aku sama Mawar, jadi sebentar lagi kita akan resmi berpisah."

Anna yang posisinya tidur di paha Nathan langsung duduk. "Kamu beneran mau cerai sama Mawar?" Tanya Anna kaget.

"Iya, sayang. Aku nggak mau kamu sama anak kita kenapa-napa."

"Gimana kalau misalkan orangtua kamu tau?"

Nathan mengelus perut Anna yang sedikit terlihat lebih menonjol. "Aku akan terima apapun konsekuensinya. Selama kamu masih ada sama aku, aku nggak akan takut sama siapapun."

Anna terdiam. Ia menjadi khawatir dan takut apabila Nathan mengetahui tujuan awalnya. Tapi jujur, semakin lama hidup bersama Nathan membuat rasa cinta tumbuh di hati Anna. Ya, Nathan telah berhasil membuat Anna jatuh cinta padanya.

"Makasih." Anna menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca.

"Shttt nggak usah nangis sayang." Nathan meraih tubuh istrinya ke dalam pelukan.

Drttt drtttt drttt

"Siapa sayang?" Tanya Nathan saat pelukan mereka sudah terlepas.

"Ibu," jawab Anna kemudian mengangkat panggilan tersebut.

Nathan mengangguk kemudian memilih untuk mengelus perut Anna yang kini terisi oleh calon anaknya.

"Halo Bu."

"Halo nak, ibu ganggu kamu nggak?"

"Enggak kok Bu. Ada apa?"

"Emm... Boleh nggak ibu sama Celin ikut tinggal sama kalian?"

Anna terdiam kemudian menatap Nathan yang masih sibuk mengelus perutnya.

"Ibu ada masalah di desa?"

"Beberapa hari lalu ada orang dateng nagih hutang yang ternyata belum sempat di lunasi ayahmu selagi masih hidup. Dan dia mengancam akan mengusir ibu dan Celin kalau tidak segera melunasi hutang itu."

"Astaga. Kenapa ibu nggak bilang sebelumnya sama Anna?"

"Maaf nak. Ibu cuma nggak mau nyusahin kamu, apalagi sekarang kamu udah berumah tangga."

"Bu, aku ini anak ibu. Bukan orang lain. Jadi ibu nggak perlu sungkan sama aku."

"Iya nak. Jadi gimana?"

"Aku bisa lunasin hutang ayah Bu. Jadi ibu nggak perlu keluar dari rumah itu, itu kan satu-satunya harta yang di tinggal ayah."

"Kamu nggak izinin ibu tinggal bareng sama kamu ya?"

"Nggak Bu, bukan gitu! Tapi–"

"Yaudah kalau gitu, ibu akan selesaikan masalah ini sendiri."

Anna menghela nafas. "Yaudah, aku minta izin sama Nathan dulu."

"Nggak perlu nak. Nggak mungkin Nathan biarin ibu mertuanya kesusahan di desa. Besok ibu sama Celin bakal berangkat ke sana, kamu jangan lupa siapin tiket pesawat buat kita ya. Ibu tutup dulu."

Istri Simpanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang