Hari ini Anna terbangun sedikit lebih siang dari biasanya. Entahlah, rasanya ia sangat malas untuk beraktivitas. Ingin sekali seharian hanya tidur di ranjang ini.
Melawan rasa malasnya, Anna memilih untuk bangun kemudian masuk ke kamar mandi untuk cuci muka. Ia baru sadar jika Nathan tidak ada di kamar ini. Ia bergerak keluar kamar untuk menuju ke dapur.
"Nathan?"
"Eh sayang, kamu udah bangun," sahut Nathan.
"Kamu ngapain?" Tanya Anna melihat Nathan yang terlihat sibuk dengan bumbu dapur.
Nathan terdiam sejenak. "Em i–ini aku lagi masak buat–"
"Eh ada Anna, Nathan lagi masakin aku, aku ngidam pengen di buatin makanan sama suami aku."
Anna hanya mengangguk, kemudian berjalan menuju ke kulkas untuk mengambil minum.
"Eh sayang, kamu nggak usah masak. Sekalian kita makan ini aja," ucapnya menunjuk masakannya yang belum sepenuhnya jadi.
"Ih Nathan!" Sentak Mawar. "Cuma aku yang boleh makan makanan itu, kan aku yang minta di buatin sama kamu."
"Apa sih, lagian ini kan yang masak gue. Jadi suka-suka gue lah!" Ucap Nathan tak santai.
"Kamu bentak aku?" Lirih Mawar dengan mata berkaca-kaca.
Nathan memutar bola mata malasnya, ia tak lagi menanggapi ucapan Mawar.
"Udah lah, lagian aku pengen makan masakan aku sendiri," sahut Anna datar.
Nathan menghela nafas pelan. Dari pagi tadi, Mawar benar-benar memancing emosinya. Pagi tadi saat Nathan masih tertidur pulas, Mawar menggedor kamar mereka dengan sangat keras. Untung saja Anna tidak terbangun karena itu.
Mawar dengan santainya memerintahnya untuk memasak, dengan alasan dia ngidam. Nathan sempat menolak namun Mawar terus memaksa.
Dan sekarang ia harus melihat istri kesayangannya kesal karena perbuatan perempuan itu. Dia selalu saja mengandalkan kehamilannya yang belum tentu itu adalah darah daging Nathan. Entah mengapa sulit bagi Nathan untuk percaya bahwa janin yang di kandung adalah anak Nathan.
"Nih makanan buat lo. Awas aja lo nyusahin gue lagi!" Ketus Nathan.
"Ini juga demi anak kamu," sahut Mawar yang sudah mulai memakan.
Nathan terdiam.
"Awas aja, gue bakal buktiin kalo itu bukan anak gue. Dan kalo sampe semua itu beneran terbukti gue nggak akan biarin lo hidup tenang!" Batin Nathan.
Kini Nathan berjalan menghampiri Anna, niatnya untuk membantu istrinya itu memasak.
"Sayang, aku bantuin ya."
"Nggak usah! Aku bisa sendiri, lagian ini juga sebentar lagi selesai." Ucap Anna tanpa menoleh sedikitpun ke arah Nathan.
Akhirnya Nathan memilih ke kamar untuk membersihkan dirinya.
"Anna, bawain aku minum dong!" Teriak Mawar.
"Nanti dulu."
"Sekarang Anna! Lo nggak kasihan sama gue?"
Anna menghela nafas, kemudian mengambil air putih dingin untuk Mawar.
"Nih!" Ucap Anna menyodorkan gelas berisi air putih.
"Kok air putih sih? Bikinin gue jus jeruk!" Perintah Mawar.
Anna meletakkan gelas tersebut dengan kencang karena emosi. "Kalo lo mau jus jeruk, bikin sendiri! Yang lagi hamil itu bukan lo doang, gue juga lagi hamil bego!" Ucap Anna emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
Short Story"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?" "Ya." "Aku punya pekerjaan yang mudah dilakukan tapi gaji nya besar." "Apa itu?" "Jadilah selingkuhan ku." Anna seorang gadis perawan usia 21 tahun. Di usia sekarang ini, Anna memang belum memikirkan untuk menikah...