Seberat Apapun Masalahmu, Jangan Ditimbang Karena Ga Bakal Laku.
==MakasihDahDibaca==
4 biji nyawa terlihat masih mengobrol di ruangan seukuran kamar. Semerbak wangi khas obat-obatan yang terus menghantam dua lubang idung masing-masing tak mereka pedulikan. Ada hal yang lebih penting yang harus mereka bahas. Kira-kira organ mana yang cocok untuk dibarter dengan biaya renovasi club si Mira. Hingga perut kekeringan dan tenggorokan keroncongan, kata mufakat tidak juga tercapai.
"Selamat pagi. Jadwal pasien periksa dulu ya." Sapaan seorang sontak menghentikan obrolan yang amat sangat penting itu. Amir dan Olla kemudian reflek berpindah ke sisi lain. Memberikan Si Dokter space untuk lebih leluasa memeriksa Gracia. Shani yang sedang duduk di sampingnya pun ikut berdiri. Membetulkan posisi selimut Gracia yang sudah porak poranda.
"Perasaannya hari ini bagaimana nona Gracia?" Tanya si Dokter.
"B aja!" Jawab Gracia sedikit menatap tajam si Dokter.
"Masih pusing banget atau sudah lebih baik?" Tanya si Dokter sambil memeriksa tensi, denyut nadi dan terakhir perban di kepala Gracia.
"Tadi udah sembuh, sekarang kumat lagi. Plus mata gue pedih!" Jawab Gracia setengah ketus. Shani yang mengerti apa yang terjadi hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Nah Dok, itu kayaknya perlu dicek lebih dalam lagi deh luka di kepala temen saya. Soalnya saya ngerasa kejiwaan dia ikut terganggu." Ga ada ujan ga ada salju, Olla tiba-tiba saja nyeletuk membuat Mira otomatis menyikutnya dan Gracia yang memberikan tatapan membunuh.
"Apa?! Gue bener doong. Gue takut lo kenapa-napa Gre."
"Diem Loe!"
Si Dokter hanya tersenyum kemudian menjawab. "Iya nanti saya periksa ya."
"Dokter mengiyakan kalau saya gila?" Tanya Gracia melotot.
"Eh maaf bukan seperti itu. Untuk antisipasi saja karena luka robeknya kemarin cukup panjang dan ada lebam di beberapa tempat. Luka yang berhubungan dengan kepala sebaiknya memang ditangani lebih serius walau nona Gracia secara umum sudah merasa lebih baik."
"Nah apa gue bil---" Ucapan Olla terhenti karena mulutnya kini sedang dibungkam oleh tangan Mira.
"Ih loe cebok ga pake sabun ya?" Kesal Olla sambil menarik tangan Mira menjauh darinya.
"Iya. Gue cebok pake menyan. Loe kalo berisik sekali lagi sandal gue pindah ke mulut loe!"
"Durjana sekali anjeer!" Kesal Olla.
"Sssssstt...Loe ga liat Gracia hampir kesurupan gegara natap tuh Dokter daritadi?" Bisik Mira di telinga Olla. Olla yang sedari tadi tidak begitu ambil pusing dengan perubahan mood Gracia kini mulai ikut memperhatikan.
"Hmmm tuh anak udah aneh, tapi ini lebih aneh lagi si emang." Ucap Olla sambil manggut-manggut.
"Nah makanya loe diem! Siapa tau ada tontonan seru abis ini." Bisik Mira.
"Jadi gimana Gracia dok?" Tanya Shani pada si Dokter.
Si Dokter yang tadinya sibuk mencatat sesuatu di kertas dengan cepat mengangkat kepalanya dan tersenyum. Mata Gracia yang sedari tadi tidak lepas dari tingkah laku si Dokter ini mendengus. Pasalnya senyum yang diberikan si Dokter ini pada istrinya sangat berbeda dengan senyum yang diberikan padanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Asing (END)
Fantasy"Lo punya pacar?" "Baru diputusin" "Kamu punya?" "Baru ditolak" ~ Collaboration with @-Nubivagant- ~