22

11.7K 768 210
                                    




-Nubivagant-   x   Sthiraa_






==MetMalamMinggu==












"Seperti mau kamu Gracia, kita akan kembali menjadi orang asing."

Kalimat Shani sedikit membuat hati Gracia merasa aneh, hanya sedikit. Ditatapnya wajah Shani sejenak sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya menatap surat perceraian mereka dengan lebih seksama.

"Iya semoga ini yang terbaik buat kita." Ucap Gracia tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari kertas itu. 

Ada kelegaan tersendiri bagi Gracia setelah mengucapkannya. Setidaknya perjuangannya selama beberapa bulan belakangan ini yang diam-diam menangis sebelum tidur, minta untuk dilapangkan hati, dimudahkan jalan bagi mereka berdua, mulai membuahkan hasil. 

Tidak mudah mencapai titik ini. Dimana dia bisa benar-benar ikhlas melepas dan menyerahkan semuanya pada takdir. Meski tidak 100% karena jauh di lubuk udelnya yang kucel itu, dia tetap manusia biasa. Munafik jika dia bilang dia bahagia dengan perceraian mereka. 

Sibuk dengan isi pikirannya, Gracia baru menyadari Shani tidak merespon apapun ucapannya tadi. Perlahan dia mengangkat kepalanya, ingin memastikan bahwa Shani masih berada di hadapannya. 

Hembusan nafas lega terdengar dari mulut Gracia ketika mengetahui Shani masih duduk ditempatnya semula. Tidak bergerak seinci pun. Pandangannya bergerak naik dari ujung kaki hingga ujung kepala. Berhenti untuk menelaah ekspresi wajah Shani. 

Gracia bukan ahli pembaca ekspresi wajah. Tapi feelingnya mengatakan Shani sedang tersenyum padanya. Bukan dari seutas garis tipis yang mencuat dari bibirnya melainkan dari sorot mata yang begitu intens padanya.

"Shani....."

Gracia mencoba memanggil, namun Shani tidak merespon. Masih tetap di posisi dan ekspresi yang sama. Anehnya bukan perasaan tidak nyaman yang muncul, Gracia justru salah tingkah.

Digaruknya belakang kepalanya yang tidak gatal. Berusaha untuk mengalihkan perhatiannya sendiri agar tidak fokus pada Shani yang masih seperti patung hidup. 

"Perasaan apa ini Tuhan? Jangan sia-siakan kerja kerasku selama ini hanya karena ulah satu makhluk ciptaanmu ini. Sungguh beraaatt bestihhh." Keluh Gracia dalam hati.

"Ehhmmm mau ketemu Mama ga? Aku panggilin. Sama eemm mau minum apa? Oh iyaa anu, itu-----surat ini aku bawa dulu, nanti--------"

Tiba-tiba Shani memotong racauan Gracia. Kata-kata demi kata terucap dengan begitu lancar dan ringan dari mulutnya.

"Aku mau minta maaf untuk semuanya. Untuk luka hati yang aku sebabkan. Aku harap tidak ada dendam diantara kita. Jadi kita bisa memulai kehidupan baru dengan lebih baik."

"Eeee aku juga. Semoga kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir. Kelak siapapun nanti jodohnya, jangan sampai merasakan hal seperti ini lagi." Balas Gracia bijak.

Shani hanya mengangguk. Ekspresinya masih sama. Terlalu minim untuk bisa menentukan apa isi pikirannya saat ini.

"Surat aku ini proses, secepatnya aku kabarin kalau udah selesai. Aku tinggal ke dalam ya? Nanti aku panggilin Mama buat temenin kamu disini. Tunggu aja dulu." Ucap Gracia karena merasa sudah tidak ada lagi urusan diantara mereka. 

Orang Asing (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang