9

8.9K 784 229
                                    

Kopi buatanku kok pait? Ternyata yang aku masukkan bukan gula, tapi kenyataan.



-Nubivagant-   x   Sthiraa_






==HelloEveryone==









Shani dan Gracia sedang duduk di sofa sambil menonton Tv setelah drama rujuk mereka selesai. Di meja depan mereka bertaburan bungkus-bungkus makanan fastfood. Tak ada yang tersisa di meja itu, semua habis disikat Gracia.

Saat sedang bersandar akibat kekenyangan, terdengar dering ponsel yang memekakkan telinga membuat Gracia terduduk tiba-tiba. Tidak jauh berbeda dengan Shani, namun sesaat kemudian dia menatap Gracia kesal.

"Besok kita cek ke dokter THT. Kuping kamu kayaknya bermasalah." Ucap Shani sambil mendelik.

"Lha gue ga budeg ya. Enak aja!" Ucap Gracia tak terima.

"Kalau ga budeg bisa kan nyetel volume deringnya yang normal dikit kek manusia pada umumnya?"

"Biar kedengeran Shani. Itu tuh udah paling pas volumenya biar kalo loe telpon ga marah-marah mulu karena gue lama angkatnya." Ucap Gracia masih berkilah.

"Serah! Angkat tuh telpon." Shani berdiri kemudian membereskan meja dari sampah-sampah bekas makanan.

"Ini juga mau angkat. Ga usah marah-marah terus kenapa?" Gracia menatap Shani cemberut, pura-pura sedih.

Shani tiba-tiba menghentikan kegiatannya kemudian membalikkan badannya menunduk menghadap Gracia. Makin dekat, makin dekat hingga wajah kedua hanya berjarak kurang lebih 5 centi. Mata Gracia melotot menatap wajah Shani dengan jarak sedekat itu. Tanpa sadar bibir Gracia bergerak maju, manyun-manyun.

Hap!

Tangan Shani bergerak cepat menangkap kedua bibir Gracia dengan tangannya.

"Hmmppphhh Shnnn...." Gracia berusaha berbicara, namun kesulitan karena kedua bibirnya masih di jepit erat tangan Shani.

"Sssssstttt kamu diem!" Merasa tak bisa menjawab, Gracia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ga usah pasang muka cemberut di depan aku. Kamu ga tau gimana muka kamu sekarang kan?" Tanya Shani dan Gracia hanya menggeleng pelan.

"Tau ga semakin kamu cemberut, semakin ga aman buat.....buat....." Shani menggantungkan ucapannya. Gracia makin penasaran hingga dia berkedip berkali-kali menatap Shani meminta jawaban.

"Buat......jantung aku." Setelah mengatakan itu Shani melepaskan tangannya dari bibir Gracia, mengecup pelan kening Gracia kemudian berdiri mengangkat gelas dan bungkus makanan dari meja.

"Angkat tuh telpon! Sakit telinga aku lama-lama!" Perintah Shani kemudian bergerak menghilang ke dapur.

Sedangkan Gracia membeku di tempatnya. Matanya berkedip pelan berkali-kali tak percaya dengan ulah Shani barusan. Sesaat kemudian dia merasa tubuhnya lemas hingga kepalanya dia jatuhkan ke bantal sofa dengan muka mendarat duluan.

"Aaaaarggghhh kenapa besok lama banget anjir!" Teriakannya teredam bantal.

"GRACIA!! ANGKAT TELPONNYA ATAU HAPE KAMU AKU LEMPAR KELUAR JENDELA!!" Teriakan Shani dari dapur seketika membuat Gracia duduk kembali dan merogoh ponselnya dari dalam tas.

"IYA IYA!!"

Moodnya langsung berubah saat melihat siapa yang menelponnya nonstop itu.

"Ga tau diri banget nih orang, ngancurin mood aja nelpon sekarang!" Umpatnya pelan kemudian menggeser tombol hijau di layar.

Orang Asing (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang