Belajarlah dari Martabak, Yang Special Juga Bisa Dikacangin
==Hi Maaf Ya Kita Kecepetan Updatenya 😂==
|
|
Gracia kini duduk di sofa. Di depannya terpampang 3 box makanan hasil order online. Mulutnya mengunyah tak henti, matanya fokus ke layar televisi yang menyala. Sehabis bertengkar tak jelas dengan Shani perkara Dokter lain yang berani-beraninya mengajak istrinya itu makan malam, mana istrinya mau kagak nolak juga kagak. Hah apa mau dia itu? Bikin gue cemburu? Tidak semudah itu ya. Pikir Gracia dalam hati.
Hati menyangkal tapi wajah tidak. Masih sambil mengunyah sesekali dia mengusap air matanya yang terus menetes. Ketika ditanya Shani bilangnya karena sinetron. Untung saja sinetron yang berjudul Anakku Anak Suamiku Tapi Bukan Anakku yang sedang dia tonton memang lagi sad-sadnya. Cemburu selain menguras hati, menguras air mata ternyata juga menguras isi perut, bikin laper lagi.
"Makannya udah belum?" Tanya Shani.
Ini sudah ke 10 kalinya Shani keluar masuk kamar hanya untuk bertanya hal yang sama padanya.
"Belum Shanee. Sinetronnya juga belum selesai."
"Lama banget. Sinetron yang entah itu anaknya siapa aja ditonton."
"Biar ya. Seru tau."
Tak menjawab. Shani lebih memilih masuk lagi ke kamar. Belum ada 5 menit pertanyaan yang sama kembali terulang.
"Udah belum?"
"Astaga! Belum Shaniiiii." Jawab Gracia dengan geram.
"Lamaaaa." Jawab Shani sama kesalnya.
"Kamu mau apa sih? Kalau mau tidur duluan aja, nanti aku nyusul."
"Issh ga peka!!"
Brakkk!!!!
Pintu kamar dibanting keras. Membuat Gracia yang sedang meminum cola-nya seketika tersedak dan masuk lewat hidung.
"Uhukkk-uhukkk, Idung gue perih anjir!!" Ringis Gracia.
"Bini gue kenapa lagi Ya Tuhan."
"Gracia pikir Gracia. Otak loe pake. Bener otak yang jarang dipake memang mahal. Tapi ga ada yang mau beli otak loe. Pikirrr ayo pikirrr." Monolog Gracia yang sedang terlihat berpikir keras apalagi kesalahannya kali ini hingga Shani kumat.
5 menit berpikir dan dia menyerah. Akhirnya dengan segenap rasa hati tidak ikhlas dia mematikan televisi, mengangkut semua box makanan kosong di meja dan membuangnya ke tempat sampah. Membersihkan meja dan mematikan lampu sebelum bersiap masuk ke kamar.
Tarik keluarin. Tarik keluarin. Begitu terus selama beberapa menit Gracia berdiri di depan pintu kamar. Tak ada niatan menggeser kenop pintu dan masuk. Rasanya seperti ada batu besar di pergelangan tangannya hingga dia tak mampu menggerakkannya. Akhirnya dia menyerah. Lebih memilih balik badan dan duduk kembali di sofa. Ponselnya dia keluarkan berniat menelpon seseorang.
"Amir! Help Meeee!" Rengek Gracia di telpon.
"Ngapa?!! Loe bikin salah apalagi kali ini Maemunah?" Tanya Mira diseberang.
"Mana ada gue bikin salah."
"Tudepoin plisss. Waktu gue limit." Ucap Amir.
"Bentar lagi loe metong apa gimana?" Tanya Gracia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Asing (END)
Fantasi"Lo punya pacar?" "Baru diputusin" "Kamu punya?" "Baru ditolak" ~ Collaboration with @-Nubivagant- ~