6

7.5K 766 147
                                    

Met sowre semua
Aing ❤️ dan -Nubivagant-


==Happy Reading==

|
|





Gracia melemparkan dirinya di sofa milik Shani. Tenaganya sudah terkuras habis seharian ini. Tak ingin lagi berteriak minta cium, karena lebih memilih disuruh cium cupang Mamanya daripada keset kamar mandi.

Matanya mulai terpejam karena suasana Apartement Shani mendukung sekali untuk tidur. Sepi, tenang, yang jelas tidak akan terdengar cicitan Angrybird minta ini itu seperti dirumahnya.

Posisi yang tadinya duduk tegak, perlahan berubah semakin miring saja. Tubuhnya makin melorot kebawah karena Gracia merasa kelopak matanya mulai banyak gorilla bergelantungan.

Berat sekali seperti beban hidupnya.

"Tidur di kamar aja." Gracia membuka matanya kembali saat merasakan usapan pelan dikepalanya. Tampak Shani sedikit berjongkok didepannya.

"Ga usah. Gue bentar lagi pulang kok."

"Yakin? Itu matanya udah merah banget. Ngantuk kan? Bahaya kalau nyetir sendiri." Ucap Shani masih memandang seksama wajah Gracia.

"Yakinlah. Gue lagi capek dengerin omelan Medusa." Ucap Gracia.

"Medusa itu Mama kamu kan?" Tanya Shani memastikan, karena kali ini ia tak ingin bertanya lagi.

"Pinterrr." Jawab Gracia sambil merebahkan kembali kepalanya di sandaran sofa.

"Emang anak kurang ajar!!" (7) Batin Shani.

Shani diam. Memikirkan sesuatu sebelum akhirnya berdiri dan masuk kembali ke kamarnya. Tak lama dia keluar dengan membawa bantal dan selimut. Dibetulkannya posisi tubuh Gracia agar selonjor sempurna di sofa. Meletakkan kepalanya dibantal dan menyelimutinya.

Jarum jam terus berputar. Sampai akhirnya dengan ikhlas Gracia membuka matanya. Duduk sejenak sebelum akhirnya dia mengambil ponselnya didalam tas.

"Anjir!" Hampir saja ponselnya dia lempar jika tidak ingat bahwa cicilannya belum lunas. Hasil hutang dengan rentenir cebol karena ponsel lamanya tak sengaja dia jatuhkan ke lubang closet.

"Shaniiiii!!!" Teriak Gracia.

"Shaniiiiii!!!" Teriaknya lagi.

Terdengar langkah kaki sedikit terburu-buru. Shani muncul dari dapur.

"Apa sih Ge? Kamu udah reinkarnasi jadi manusia sekarang. Ga usah teriak-teriak kayak masih tinggal di hutan dulu bisa kan?" Kesal Shani.

"Gak bisa!! Ini, ini loe ga liat jam berapa?! Jam 10 Shaniii!! Jam 10!!" Teriak Gracia histeris sambil menjambak rambutnya sendiri. Mau jambak Shani takut gagal nikah. Gracia belum siap gantung diri di pohon pisang kalau itu sampai terjadi.

"Lha terus?" Tanya Shani bingung.

"Arrggghh! Loe ga peka!" Gracia berdiri, mengambil tasnya kemudian berjalan ke arah pintu depan.

"Gue balik dulu! Kalau besok Lo ga bisa hubungin gue, itu artinya hidup gue end ditangan Medusa." Pamit Gracia.

"Eits mau kemana?" Shani menarik kerah belakang baju Gracia. Membuat bocil satu itu menatap dirinya dengan kesal.

"Kenapa sih! Gue mau balik ini. Gue masih pengen idup, gue masih pengen adu bacot sama Amir, Olla. Gue masih pengen liat cupang emak gue beranak, yang paling penting gue masih pengen nikah sama loe. Jadi buruan lepasin gue!" Gracia drama mode on.

Orang Asing (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang