𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.
*
Ctak!
Wusshh..
Lelaki bersurai gelap itu mulai mendecakan lidahnya tak senang meski ada sebatang rokok utuh yang dikatup bibirnya, ia menatap jendela yang memamerkan langit malam bersama dengan angin dinginnya.
Pematik api yang sekian kalinya mati oleh angin malam itu sungguh membuat beban hidupnya semakin bertambah.
"Kalo kangen jangan gentayangin."
Kini ia menyenderkan kepalanya pada kasur yang selalu membuatnya candu. Lelaki ini duduk di lantai sembari memeluk gitar hitam mengkilapnya, namun dirinya enggan untuk memetik senarnya.
Ting! Ting! Ting!
Pesan beruntun membanjiri ponsel kesayangan milik si lelaki, bola matanya melirik dimana ponsel itu berada.
— 00:51
Sem
| kalo besok lo gabisa bilang ajaSem
| gue gantiin seriusSem
| asal lo gapapa"..."
Ting!
Sem
| sun, lo serius gapapa kan?Ting!
Sem
| suna, bangunLalu reaksinya begitu datar, dan ia bergumam, "Gue ga tidur."
Lelaki bernama Suna itu mulai menutup matanya. Sungguh kedua kelopaknya mata itu sangatlah berat.
Namun rasanya ia takut untuk terlelap tidur.
Ia membangkitkan dirinya dan memasang posisi biasa ketika ia akan bermain gitar sembari berduduk sila.
Senarnya ia petik berkali-kali, dari bunyi 'tew' yang fals hingga bunyi senar normal pada umumnya.
"Bandel, ditinggal bentar aja setelannya udah ngaco."
Aneh untuk melihat ia memarahi gitar hitam yang sebenarnya memiliki nama yaitu, si geulis. *Cantik
Tidak jauh dengan gadisnya yang menamai biola kesayangannya dengan sebutan yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.
Fiksi Penggemar𝒔𝒉𝒂𝒅·𝒐𝒘 //𝑆𝐻𝑎𝑑𝑜̄// ' ᵇᵃʸᵃⁿᵍ ᵇᵃʸᵃⁿᵍ ' - (Radirintaro_): INABAKTIFESS_ want to send you a massage. (INABAKTIFESS_): | Rin, besok kerkom pas pulsek ya hah | ...