20-

147 16 9
                                    

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.

-bagian 20 :  ketahuan-

*

— SMP Negeri 1 (UKS), 11.24

Waktu kian berjalan, menit melangkah, detik berlari.

Hanya suara waktu yang berbicara.

Lelaki yang kini mulai terlelap kembali terperanjat pelan saat kesadarannya kembali. Lehernya sedikit pegal setelah satu jam berada di dalam UKS dengan posisi yang sedikit tidak nyaman.

Ia melirik kesamping dimana seorang gadis sedang terkapar lemah. Tadi tubuhnya dibanjiri oleh keringat, namun sekarang sudah jauh lebih baik.

Bibirnya pucat sekaligus kering, bahkan rona pipinya tidah secerah sebelumnya.

Suna Radi, lelaki itu menatap Tamara dengan getir.

Siapa sangka jika gadis itu akan menerima seluruh hukumannya sendirian? Jujur saja lelaki ini tidak nyaman.

Bodoh, itu simpulnya.

Rasanya Suna ingin pergi begitu saja dari tempat ini. Tetapi wajah pucat itu terus mengganggunya.

"..."

Pelajaran mungkin sudah dimulai, jadi untuk apa kembali?

Suna tetap diam dalam duduknya.

Ia menatap lekat seorang gadis yang sejak tadi masih belum sadar dari pingsannya.

"Aduh..."

Sontak suara itu membuat lamunannya teralihkan, dengan cepat ia menutup mata si gadis dengan lengannya setelah mengetahui bahwa ia kesakitan oleh sinar lampu.

"..."

"?"

Bingung gadis itu dihiraukan. Ia mentap datar kendati jiwa sekaligus hatinya bergetar tidak karuan.

Benci, terus terang.

Namun kegigihan gadis ini terkadang berhasil membuatnya luluh dan membuatnya kembali berpikir.

Apakah ini hanya kebencian?

"Lo orang paling bego yang pernah gue temuin."

𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖, 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang