Roro cekikikan kecil sembari menggaruk belakang kepalanya, ia melambai sembari berjalan mundur menuju gerbang.
"Duluan pak!"
Akhirnya ia berjalan di trotoar dekat sekolah dengan harapan sebuah angkot akan datang di sore hari yang gelap ini.
2 menit... 5 menit... 10 menit... hingga menit ke 15 ia menunggu.
Tidak ada satupun kendaraan yang melewat, terutama angkot.
Rasanya Roro ingin menangis. Tubuhnya menggigil kedinginan, lupa memakai jaket. Sosoknya tenggelam ditelan payung besar karena payung kecilnya tertinggal. Sekarang ia terlihat menyedihkan sembari menunggu dengan sikapnya yang tegap.
Berdiri sembari menggenggam payungnya erat.
Tetesan air hujan membasahi sepatu vantelanya. Kini si gadis melihat kebelakang dimana sekolahnya sudah terlihat cukup jauh dari penglihatannya.
Hampir jam 5 sore, tentunya para warga sekolah sudah pulang terlebih dahulu. Terkecuali para anak ekskul yang mungkin sebentar lagi akan membubarkan diri.